[LN] Hangyakusha Toshite Oukoku de Shokei Sareta Kakure Saikyou Kishi Volume 1 ~ Epilog [IND]

[LN] Hangyakusha Toshite Oukoku de Shokei Sareta Kakure Saikyou Kishi Volume 1 ~ Epilog [IND]



Kang tl : Naoya


Kang pf : Naoya

 Epilog

“Yang Mulia, Anda telah bekerja keras.” “Ya. Begitu juga denganmu.” 

 Pasukan Elit Khusus mulai kembali dari wilayah Marquis Rigel. 

 Aku dan Putri Valtrune juga sedang bersiap-siap untuk kembali ke ibu kota, Ardan, dengan menaiki kereta. 

 Dalam perjalanan, kali ini kami berdua saja. Dia menolak untuk ditemani oleh prajurit lainnya. 

 â€œHari ini adalah hari yang berat. Kamu pasti lelah, bukan?” 

 â€œTidak. Ini tidak seberapa, aku masih baik-baik saja.”

 â€•― Dibandingkan dengan medan perang yang pernah kualami, pertempuran kali ini hanyalah seperti air hangat. Kenangan perang yang mengerikan itu kembali terlintas di benakku. 

 â€œAldia...?” 

 â€œMaafkan saya. Saya hanya sedang berpikir.” 

 â€œBerpikir?”

“Ya... tentang masa lalu... tentang saat kerajaan dan kekaisaran berperang.” 

 Saat aku berbisik seperti itu, dia menatap jauh ke kejauhan dengan tatapan yang sama. 

 â€œItu benar. Kamu memang selalu berada di medan perang waktu itu...” 

 Mata birunya yang bercampur dengan kesedihan seolah-olah sedang memantulkan medan perang di masa lalu. 

 Akan ada pertempuran yang lebih besar di masa depan. 

Memikirkan hal itu membuat sulit untuk benar-benar merasa tenang. 

 â€œApakah kamu merasa cemas?” 

 â€œYang Mulia bisa membaca semuanya, ya...” 

 Aku menundukkan kepala sambil tersenyum pahit, dan dia menggenggam tanganku dengan erat. 

 â€œBukan begitu. Aku juga merasakan hal yang sama denganmu... Setiap kali memikirkan kemungkinan kehilangan sesuatu yang penting, hatiku rasanya seperti akan hancur.” 

 Perang dengan kerajaan tidak bisa dihindari. Darah yang lebih banyak akan tumpah, korban yang lebih banyak akan jatuh.

“Yang Mulia...” 

 Aku membalas genggamannya dengan kuat. 

Kemudian, dengan wajah yang memerah, dia mendekatkan wajahnya ke telingaku.

 â€œTapi, ketika kamu berada di sampingku, tidak ada yang aku takutkan.” 

 â€œâ€•―!” 

 â€œFufu!” 

 Jika dia bertindak seperti ini, aku tidak bisa tetap tenang. Aku merasakan detak jantungku semakin cepat. 

 â€œUm... Yang Mulia. Bukankah ini terlalu dekat...?” 

 â€œMemang. Tapi...” 

 Lalu, dia lebih dekat lagi, seolah-olah memeluk lenganku. 

 â€œâ€•―Yang Mulia!?” 

 â€œHari ini kan tidak apa-apa?” 

 Dia berkata begitu, lalu menempelkan kepalanya ke dadaku. 

Aku tidak mengerti arti dari tindakannya.

 Kenapa dia begitu dekat? Kepalaku menjadi panas, dan pikiranku berhenti berputar.

 Namun, dia tersenyum nakal dan merangkul lenganku lebih erat

“Jika kamu adalah ksatriaku, di saat-saat seperti ini kamu harus diam-diam mengelus kepalaku.” 

 â€œMeng...elus kepala Anda?” 

 Aku menurutinya, perlahan aku mengulurkan tangan ke kepalanya. 

 Ketika aku merasakan rambut putihnya yang lembut, dia mengendus puas. 

 â€œCukup. Terima kasih.” 

 â€œBaiklah...” 

 Dan kemudian, dia segera melepasku seolah-olah mengubah suasana. 

 â€œAldia, akan ada lebih banyak pertempuran yang sulit ke depannya.” 

 â€œYa, benar...” 

 â€œTapi, aku tidak akan kalah. Kali ini, aku akan melindungi semua yang berharga bagiku.” 

 â€œYa...” 

 Dia menatap jauh ke depan dengan penuh keyakinan. 

 â€œAku tidak akan berhenti! Aku akan terus maju demi masa depan kekaisaran ini.”

―― Seperti yang kuduga, dia adalah orang yang paling kuat dan mulia. 

 â€œKita akan mempersiapkan diri untuk perang dengan kerajaan. Wilayah penting kekaisaran, wilayah Dils, tidak akan pernah kita serahkan!” 

 Dia pasti akan terus maju dengan cita-cita yang lebih tinggi daripada siapa pun. 

Tidak peduli seberapa terluka dia, tidak peduli seberapa banyak darah yang dia tumpahkan, keyakinannya tidak akan goyah. 

 Aku akan terus mendukungnya dari tempat yang paling dekat. 

 â€œPerang dengan kerajaan akan dimulai dua bulan lagi, bukan?” 

 â€œBenar. Tidak banyak waktu... Aldia. Pastikan untuk berkoordinasi dengan pasukan kekaisaran dan bersiap menghadapi serangan.” 

 â€œBaik” 

 Ekspresinya berubah total dari beberapa saat yang lalu. Wajahnya bukan lagi wajah seorang wanita yang rapuh. 

 â€œPertempuran hari ini adalah awal dari jalanku menuju kekuasaan. Segalanya akan dimulai dari sini...”

Dia adalah sosok putri yang gagah, yang memikul beban negara besar, kekaisaran.

 â€œSaya akan menemani Anda ke mana pun.” 

 â€œApakah kamu yakin ingin mengatakan itu? Jika kamu terus berada di sampingku, kamu pasti akan terluka.” 

 Dia tertawa dengan polos. Karena aku tahu itu hanyalah candaan, aku meraih tangannya lagi. 

 â€œAku sudah memahami itu. Dan aku tetap memilih untuk menjadi ksatriamu.” 

 â€œâ€ŠBenar juga.” 

 Sejak hari aku menjadi ksatrianya, aku sudah memutuskan bahwa tempat aku mati adalah di sampingnya. 

 â€œAku tidak akan menyerahkan tempat di sisimu kepada siapa pun.” 

 â€œItu terdengar seperti pengakuan cinta...”

 â€œYa... mungkin ini memang pengakuan.”

 â€œâ€•―!” 

 Wajahnya memerah dan dia tidak bisa berkata-kata, membuatnya terlihat begitu menggemaskan, dan aku merasa ingin melindunginya selamanya.

Justru karena itu, aku juga ingin menggodanya sedikit. 

 â€œTentu saja... itu hanya candaan.” 

 â€œEh――!?” 

 â€œSeorang ksatria yang jatuh cinta pada putri kekaisaran, dunia tidak akan membiarkan itu terjadi.” 

 Bukan cinta. Ini adalah ikatan yang lebih berat dan lebih dalam daripada cinta.

 â€œAldia... kamu benar-benar menggodaku, ya?” 

 â€œItu salahmu sendiri karena terlalu menggemaskan, Yang Mulia.” 

 â€œApakah itu juga candaan?” 

 â€œApa yang Anda bicarakan? Tentu saja ini sungguh-sungguh.” 

 â€œâ€•―Ugh, dasar licik!” 

 â€œMaafkan saya. Saya tidak bisa menahan diri...” 

 â€œAldia yang bodoh... Sebagai hukuman, malam ini kamu tidak boleh pergi sampai aku tertidur.” 

 Dengan pipi yang menggembung, dia menarik tanganku dengan kuat. 

 â€œYang Mulia...” 

 â€œHm?”

“Tolong, jangan pernah lepaskan tangan ini.” 

 Dari kehangatan yang mengalir melalui tangannya, aku dapat merasakan keberadaannya dengan jelas. 

Kehidupan yang dulu hilang kini ada di hadapanku, seolah-olah dia memintaku untuk menjadi lebih kuat. 

 Oleh karena itu, aku akan berdiri di sisinya di jalur kekaisaran, dan terus menyingkirkan musuh-musuh yang menghalangi jalannya.

Agar kebahagiaannya tidak pernah padam di masa depan――



END


Tln: volume 2 dalam tahap pengerjaan jadi tunggu update berikutnya, dan support terus website ini biar makin sering up dengan trakteer melalui link di bawah ini :v


Previous Chapter |ToC


Post a Comment

Join the conversation