[LN] Darenimo Natsukanai Soro Gyaru ga Mainichi O Tomari Shita Gatte Kuru ~ Volume 2~ Chapter 1 [IND]


Kang tl : Finee


Kang pf : Finee


 Chapter 1 : Hari libur dengan Gadis solo Gyaru


“Jangan berbicara denganku, tolong, aku sangat tidak suka dengan orang seperti kamu, otaku yang paling tidak kusukai di dunia,”

Bulan Juni tahun ini.

Saat aku menyapa Suzuhara-san, gadis yang duduk di sebelahku di kursi tetangga, tiba-tiba aku mendapatkan serangan balasan yang sangat dingin.

“Jangan pedulikan itu, Iori.”

“Itu tidak bisa dihindari dengan seorang gadis solo Gyaru sepertinya! Aku bahkan tidak dapat membayangkan dia tersenyum atau apa pun!”

“Walaupun penampilannya keren dan cantik, tapi dia bersikap sangat dingin pada seluruh kelas.”

“Ketidak kerja samaannya dalam kelompok sanggatlah buruk dan Minggu lalu, kami satu kelompok dalam praktik memasak, tapi karna dia, suasana menjadi mati dan benar-benar kacau...”

“Ah! Kalau bukan karena Suzuhara-san, kelas kita akan jauh lebih menyenangkan!”

“Meskipun dia adalah orang yang paling cantik di angkatan kita tahun ini, Cuma itu satu-satunya kelebihannya! Iori, kau setuju, kan!?”

“Tidak, aku pikir ada alasan mengapa Suzuhara-san bersikap dingin kepada kita ”

Setelah jam sekolah selesai.

Sambil berbincang-bincang dengan teman sekelas, aku tanpa sadar memberikan dukungan pada Suzuhara-san.

Membaca ekspresi wajah di sekitar dan beradaptasi dengan sekitar adalah gaya hidup otaku yang ekstrovert , Machikawa Iori Namun, aku sangat benci jika banyak orang membicarakanku di belakangku. (Aku yakin itu karena mengingatkanku pada masa lalu.)

“Wah, seperti yang diharapkan dari Iori! kamu terlalu banyak membelanya, bukan?”

“Kamu telah dipermalukan begitu banyak, dan kamu bahkan tidak menyadarinya”

Meskipun aku mendengar suara-suara berkata, “menjelekkan seperti itu’ Aku memiliki kilas balik yang jelas saat aku di bully ketika aku masih di kelas dua sekolah dasar, Mereka bahkan tidak peduli aku ada di kelas, dan mereka berbicara dengan keras dan mengolok-olok aku ...

``Machikawa-kun, apakah kamu baik-baik saja?’’

Aku terbangun karena suara khawatir. Apa yang aku lihat dalam pandanganku yang kabur adalah ruangan makan di rumahku. Seorang teman serumah mengenakan celemek berwarna biru langit.

“Maaf membangunkanmu. Apakah Machikawa-kun sedang bermimpi buruk?, Entah kenapa aku merasa khawatir.’’

Itu adalah Suzuhara Ayana.

Dalam mimpiku tadi, dia disebut sebagai seorang gadis solo Gyaru, tetapi sekarang, dengan rambut putih terang yang bergoyang-goyang, dia melihat aku dengan ekspresi khawatir.

“Terima kasih. Aku bermimpi sedikit buruk, jadi syukurlah Suzuhara- san membangunkanku,”

setelah bangun dari tidur di sofa, aku merentangkan tubuhku. Pada saat itu, selimut yang menutupiku terjatuh ke lantai kayu. 

“Ini, milikmu kan?”

“Iya. Kamu ingat kan? Kemarin kita nonton ‘ROSSO’ bersama,” 

“Maaf. Sepertinya aku tertidur saat menonton ya.”

“Tidak perlu minta maaf. Saat itu juga Sudah larut malam. Selain itu, itu...”

“Apa yang terjadi?” 

“...tidak apa-apa.”

Kata Suzuhara-san dengan lembut, kulitnya yang halus seperti salju sedikit memerah merona.

“Sarapan sudah siap,”

kata Suzuhara-san sambil membawa dua porsi sarapan dari dapur. Aroma yang lembut dan manis sedikit menggelitik hidungku.

Hari ini adalah hari Minggu, sekitar jam 11 pagi.

Di atas piring, ada pancake soufflé yang baru saja dipanggang, sangat cocok untuk sarapan.

Sudah satu setengah bulan sejak kami mulai tinggal bersama. Jumlah setiap kali Suzuhara-san memasak bertambah, meskipun sering kali ada kesalahan dalam memasak, keahlian memasak nya perlahan meningkat.

Dan hari ini, untuk pertama kalinya, dia memasak sarapan sendirian... 

“M-maaf,”

Dia terlihat sedikit khawatir.

“Padahal kemarin Machikawa-kun sudah mengajariku cara membuatnya, tapi saat membalik beberapa, mereka menempel di wajan dan bentuknya menjadi rusak.”

“Tidak perlu khawatir.”

“Machikawa-kun boleh memilih yang terlihat lebih baik. Dan aku akan memakan yang kurang sempurna untuk diriku sendiri.”

“Jangan perlakukan dirimu seperti itu, ya?"

 “Tapi...”

“Tidak, bukan Cuma yang bagus biarkan aku mencoba yang itu juga, ya? Ingat, dulu aku pernah bilang kan?, Mulai sekarang kita akan berbagi segalanya.”

“Dari sekarang, kita tidak hanya berbagi tempat tinggal. ──Hal sulit, hal sedih, hal menyenangkan, hal menyedihkan Dan Segala sesuatu kita akan saling berbagi”

“Selagi kita berdua berbagi dan tumbuh bersama, mari kita sama-sama berjuang.”

Kata-kata itu, aku pikir, adalah alasan kami melanjutkan hidup bersama dalam berbagi kamar. 

Meskipun Suzuhara-san terlihat sebagai gadis solo Gyaru yang selalu bersikap dingin di sekolah, sebenarnya dia seorang otaku dan introvert yang pemalu. Dia tidak memiliki keyakinan pada dirinya sendiri dan rendahnya rasa percaya diri adalah kekhawatirannya. Aku ingin membantunya mendapatkan kepercayaan diri dengan berbagi banyak hal.

“Menurutku, baik kegagalan maupun kesuksesan seharusnya dibagikan dengan seseorang. Dengan begitu, rasa sakit dari kegagalan menjadi kurang dari setengah, dan kebahagiaan dari kesuksesan menjadi lebih dari dua kali lipat, bukan?”

“Seperti biasa, Machikawa-kun sangat positif .”

“Aku hanya berpikir secara rasional. Jika kita berdua berbagi, baik kegagalan maupun kesuksesan, itu akan membuat perjalanan kita jauh lebih bermakna.”

“Jika rasa sakit dari kegagalan berkurang, kita bisa melangkah maju tanpa takut gagal saat mencoba lagi. Jadi, ayo terus berbagi? Itu akan membuatku senang juga, tahu.”

“Baiklah aku akan mencabut perkataanku yang sebelumnya. Machikawa- kun tidak hanya positif, tapi juga sangat baik.”

“Terima kasih,”

Katanya sambil tersenyum lembut.

“Topping apa yang Machikawa-kun inginkan?” Stroberi. Apel caramel. Es krim vanilla. Saus cokelat.”

Topping manis yang sudah standby di dalam kulkas mulai di letakkan di meja rendah di depan sofa.

“Kalau begitu.. Aku pakai es krim vanilla dan apel karamel” 

“Oke, akan aku sajikan”

“Aku akan melakukannya sendiri!”

“Ini adalah hari Minggu, santai saja biar aku yang melakukannya. Selain itu Machikawa-kun juga banyak membantuku dalam festival Ayasaka akhir-akhir ini. jadi aku ingin mengucapkan rasa terima kasihku.

Aku dan Suzuhara-san adalah anggota panitia pelaksana festival sekolah 1-A yang bertugas membuat dan memeriahkan festival sekolah SMA Ayasaka.

Namun, awalnya tugas panitia eksekutif untuk perempuan dipegang oleh Kotori. Namun, seminggu yang lalu, saat LHR (Long Homeroom), Kotori berkata, “Aku memiliki tugas mendadak sebagai wakil kelas juga, jadi mungkin agak sulit untuk bertugas ganda,” dan menawarkan untuk menyerahkan tugas tersebut. Oleh karena itu, Suzuhara-san muncul sebagai sukarelawan untuk mengambil alih.

(Tln: kata “Long Homeroom” (LHR) ini kaya pertemuan atau rapat antar kelas untuk membahas hal² yang berurusan dengan kegiatan kelas biasanya di lakukan setelah selesai kelas maupun saat kelas berlangsung)

“Aku masih meragukannya. Apakah akan baik-baik saja jika aku mengambil posisi itu?”

“Tentu saja! Kotori punya klub olahraga, dan aku yakin kamu akan melakukannya dengan baik.”

Ada beberapa hal seperti itu. Dan sebagai catatan saja, Kotori dan aku sudah berencana menjadikan Suzuhara-san sebagai anggota komite eksekutif festival sekolah.

(Cara efektif untuk mendapatkan kepercayaan diri adalah dengan menghadapi tantangan baru.)

Selain itu mengalami kesuksesan juga sangat penting. Jika Suzuhara- san dapat memenuhi perannya sebagai anggota komite pelaksanaan, dia akan merasakan kebanggaan yang luar biasa.

Selain itu, dia akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sekelasnya, sehingga meningkatkan peluangnya untuk mendapatkan teman.

Itu sebabnya Kotori memberi tahu Suzuhara-san, `Sulit untuk bertugas ganda.’ Setelah itu, aku yang duduk di panitia eksekutif pihak laki-laki hendak menyarankan, `Suzuhara-san, maukah kamu menjadi calon pengganti kotori ?’, tapi...

``Jika tidak keberatan, apakah aku boleh mencalonkan diri menjadi anggota komite eksekutif untuk menggantikan Kotori-chan.’’

“Bagaimana menurutmu?”

Suzuhara-san sendiri yang mengajukan tawaran itu. Menurut dirinya,

“Dulu, aku tidak pernah membayangkan menjadi anggota panitia pelaksana. Tapi jika itu dapat mengurangi beban Machikawa-kun dan Kotori-chan, aku ingin mencobanya.”

Setelah mendapat persetujuan dariku dan Kotori, Suzuhara-san kemudian mencalonkan diri saat LHR.

Ternyata, tidak ada satu siswa pun yang mencalonkan diri menjadi anggota panitia pelaksana festival, mungkin karena kesibukan. Berkat rekomendasi dari Kotori yang sebelumnya menjabat, Suzuhara-san berhasil terpilih dan menjabat sebagai penggantinya.

“Aku bisa menjadi anggota panitia eksekutif karena Machikawa-kun meyakinkan semua orang bahwa ‘Jika bersama Suzuhara-san , kita bisa melakukan pekerjaan jauh yang baik!’.”

“Aku benar-benar sangat berterima kasih dari lubuk hatiku.”

“Aku akan melakukan yang terbaik dan aku pasti akan menunjukkan hasilnya. Aku masih belum pandai berbicara dengan semua orang di kelas...terutama Matsuoka-kun dan Nishino-san.”

“Tenang saja. Aku akan mendukungmu dan siap mendengarkan keluh kesahmu.”

Menjalankan tugas sebagai anggota panitia pelaksana bersama Suzuhara-san sangat menyenangkan.

(Walaupun, persiapannya membutuhkan banyak hal.)

Seorang gadis solo Gyaru yang tidak akrab dengan siapa pun menjadi pemimpin festival budaya.

Tentu saja, ada beberapa orang yang tidak senang dengan hal itu.

“Mengapa Machikawa-kun repot-repot melakukan ini untukku? Bahkan pada bulan September lalu, Machikawa-kun membantuku saat aku merasa tidak punya tempat untuk pulang. Machikawa-kun bahkan memberiku tempat tinggal di rumahmu.”

“Sudah jelas, bukan? Kita kan sahabat.”

Tidak, alasan aku ingin membantunya tidak hanya itu.

Wah...Aku sedang memikirkan itu, tapi aku berusaha menutupinya dengan senyuman agar pikiranku tidak terbaca.

“Kue ini akan menjadi biaya akomodasi kepadaku untuk bulan ini.’’ 

“bukankah Pemiliknya cukup murah hati .’’

“Aku juga menerima kompensasi lainnya tau!!. Suzuhara-san menyelamatkan hidupku dengan menjadi anggota komite eksekutif.’’

“Hanya itu?’’

“Suzuhara-san, kamu melihatnya kan? Sketsa kasar tanda stan yang pernah aku gambar.”

“Oh, um, menurutku gambar nya kurang bagus!?’’ gambarnya kacau, seperti yang dibuat oleh anak berusia 4 tahun untuk pertama kalinya.”

“Terima kasih sudah membantuku, aku benar-benar tidak pandai menggambar. Berkat Suzuhara-san merancangnya untukku, itu benar- benar sangat membantu.”

Sambil mengungkapkan rasa terima kasihku, aku menerimanya pancake dengan topping yang sudah di sediakan di atasnya.

Setelah kami berdua duduk di sofa makan, kami memasukkan garpu ke dalam adonan yang mengembang dan menikmatinya dengan es krim dan apel karamel.

“──Ah, lezat, rasa ini terlalu nikmat.”

Adonan lembut yang baru dipanggang. Es krim vanilla yang meleleh. Terlebih lagi, rasa manis dan asam dari apel karamel menciptakan perpaduan yang sempurna di mulutku , aku tidak percaya bahwa aku disuguhi makan siang mewah di pagi hari saat hari libur. Aku sangat senang sehingga pikiranku mencair.

“Aku ingin makan lebih banyak! Meskipun mengonsumsi terlalu banyak makanan manis tidak baik untuk tubuh, tapi hari ini adalah pengecualian!”

“Senang melihatmu bahagia. Oh, silakan nikmati kopi ini juga. Saat makan makanan manis, minum kopi sangat cocok sekali.”

“Machikawa-kun suka kopi hitam, bukan?”

Sambil tersenyum, Suzuhara menyodorkan secangkir kopi kepadaku. Kemudian, dia melepaskan celemeknya seakan-akan teringat sesuatu.

Dia mengenakan knit off-shoulder putih yang memperlihatkan bahunya yang mencolok dengan rok hitam yang ketat. Tatanan busananya cocok dengan rambut terang dan anting mutiara di telinganya, menciptakan gaya Gyaru yang cocok untuk musim gugur.

“Seperti yang kuduga, rasanya memang nikmat Hehe.”

Senyum hangat dan lembut, benar-benar kontras dengan pakaian yang dia kenakan.

Saat dia menikmati pancake yang dihiasi dengan strawberry dan saus cokelat, ekspresi dingin yang biasanya dia kenakan di sekolah melunak dengan kebahagiaan yang murni.

(Benar, jika dipikirkan setengah tahun yang lalu, ini tak terbayangkan.)

Makan bersama di sofa rumah dengan teman sekelas yang sebelumnya bersikap begitu dingin.

“karena stock stroberi sudah mendekati batas tanggal kedaluwarsa, mari kita makan semuanya hari ini.”

“Tentu. Oh, apakah kita hidupkan televisi?”

“Kalau begitu, mau melanjutkan episode kemarin?”

“Episode 8 dari ‘ROSSO’? Bagus, aku suka sekali episode itu!”

“Aku juga menyukainya, film itu merupakan anime favoritku musim ini.”

Yang ditampilkan di televisi adalah anime aksi senjata api dengan unsur yuri yang sedang populer musim ini.

『ROSSO』. Apalagi episode 8 yang ditayangkan minggu lalu mendapat reputasi sebagai episode yang luar biasa di dunia maya.

“Tentu saja, struktur skenario dalam episode ini bagus. Mengambil foreshadowing yang diletakkan di episode 7 dan menggunakannya sebagai puncak cerita di akhir. Selain itu, ‘ROSSO’ mahir dalam penggunaan dialog. Dengan halus menonjolkan keunikan karakter, mereka berhasil menggambarkan sisi manusiawi setiap karakter.”

“Animasinya juga luar biasa. Kabarnya, episode 8 melibatkan seorang animator terkenal sebagai pengawas animasi.”

“Wow. Isinya juga menyegarkan dengan cerita sehari-hari. Aku juga suka episode 7 yang berjudul ‘Bunny Girl Rhapsody.’”

“Mengenai menyusup dengan kostum kelinci ke acara anime, itu benar- benar episode yang luar biasa, bukan, sepertinya, machikawa-kun memang menyukai gadis kelinci, ya?”

Memang benar, aku pernah membahas dengan semangat tentang pesona gadis kelinci dalam pesan langsung sebelumnya.

Tentu saja, itu waktu aku masih mengira bahwa Sabatora-san adalah sahabat dengan jenis kelamin yang sama .

Yeah, sekarang, setelah tahu lawan bicara adalah teman sekelas perempuan, ini benar-benar kesalahan yang besar....

“Machikawa-kun pernah bilang, ‘Jika setiap keluarga diberikan satu set pakaian gadis kelinci, mungkin bisa menghentikan penurunan populasi anak di Jepang.’ ”

“Sebagai catatan, itu Cuma lelucon, ya?”

 “Jadi, Machikawa-kun tidak suka?”

“Bukan begitu... aku suka sih. Lagi pula, Suzuhara-san setuju kan ketika bilang, ‘Ayo kita juga sediakan pakaian gadis kelinci yang terbaik!’ “

“Em, itu kan Cuma bercanda, kan!?”

“Walaupun begitu, Suzuhara-san dengan semangat menggambar ilustrasi gadis kelinci yang terbaik──”

“Oh, ngomong-ngomong!”

Meskipun pipinya sedikit memerah, Suzuhara-san sepertinya mengubah pembicaraan

“Pada pratinjau episode 7, desain karakter Rikomama pertama kali diumumkan, loh!”

“Yeah, desainnya sangat modern.”

“Rikomama ini seperti karakter pahlawan wanita yang sedang tren akhir- akhir ini, dengan sedikit modifikasi untuk membuatnya berpayudara besar dan tinggi. Adegan pertemuan kembali dengan putrinya di episode 8 juga bagus... Oh, aku juga suka adegan makan ini!”

“Apakah kamu memutuskan membuat pancake karena melihat adegan mereka berdua makan?”

“Ya, ini dia!”

Sambil memamerkan pancake, dia tersenyum.

Di layar televisi, sang heroine ‘Riko’ disuguhi pancake oleh ibunya.

Ketika menonton episode minggu lalu secara langsung, Suzuhara-san sepertinya berkata, “Ingin sekali aku bisa begitu.”

“Oh iya.”

Sambil memotong pancake yang ada di piring dengan garpu, Suzuhara- san berkata,

“...Silakan, ‘aaannn.’”

Dengan pipi yang sedikit memerah, dia menyodorkan sepotong pancake ke mulutku..

“Terima kasih.”

Sambil tersenyum palsu untuk menyembunyikan kecanggungan, aku mengunyah pancake yang di suapinya.

Namun, aku sama sekali tidak bisa merasakan rasanya.


Rasa terkejut dan senang memenuhi dadaku, bukannya perut.

“Aku tidak pernah terpikirkan bahwa aku akan diberi kesempatan untuk di suapi makan seperti tadi .”

“Eh... Apakah Machikawa-kun tidak mengingatnya?” 

Entah mengapa, Suzuhara-san tampak kecewa.

Dengan pipi yang menggembung, dia mengirim pesan. Dan, mengoperasikan smartphone, dia menuliskan 

[IORI, kamu bilang begitu kemarin malam kan!] 

(Tln: mode online )

Sepertinya sulit diucapkan secara langsung, Suzuhara-san mengirimkan pesan langsung (DM).

Berbicara seperti anak laki-laki yang berbeda dari kenyataan.

Salah satu seniman ilustrasi terkenal dengan 500 ribu pengikut, Sabatora.

Dia adalah teman dekatku di dunia maya, mitra dalam pembuatan manga kami.

[Setelah melihat adegan Riko di suapi makan pancake oleh Rikomama, IORI berkata, ‘kadang-kadang aku ingin dimanjakan seperti itu, bukan?’]

[Jadi, apakah Sabatora-san memberikannya karena itu?] 

[Ya, benar~! Meskipun aku menahan rasa malu!]

[Hari ini, aku berencana membuat ‘Hari’ di mana IORI bisa bergantung padaku~!]

[Apa yang dimaksud dengan ‘Hari’ itu?]

[Ini adalah hari di mana aku bisa memenuhi semua keinginan IORI! Biasanya, aku yang sering meminta perhatian padamu, jadi ini adalah balasannya!]

[Memang benar, Sabatora-san suka dimanjakan di rumah]

[Uh... tidak seperti itu...]

“Minta dipeluk saat pulang tiga kali dalam seminggu, kan?”

Aku yang duduk di sebelahnya tertawa Karena melihat tingkah lakunya yang imut. Suzuhara-san dengan malu-malu menggenggam ujung sweater-nya dan berbicara dengan suara kecil.

“...Ini semua salah machikawa-kun, bukan aku” 

“Eh?”

“Machikawa-kun adalah satu-satunya sahabat terbaikku. Saat bersamamu, aku merasa sangat tenang. Jadi, aku tak bisa menahan diri untuk menjadi manja.”

“Jadi begitu, ya.”

“I-iya. Ini bukan karena aku doang yang suka manja, tapi karena Machikawa-kun yang suka membuatku manja.”

“Itu bukankah sama aja ya?”

“Pokoknya, kalau aku manja, itu semua gara-gara Machikawa-kun. Kalau bukan kamu, aku nggak akan se-manja itu.”

Mungkin menyadari dia mengucapkan kata-kata malu, wajah Suzuhara- san memerah sampai ujung telinga.

“Suzuhara-san kayak wanita super alami yang menyenangkan.”

“Jangan beri julukan yang bisa bikin aku jadi penipu pernikahan di masa depan, deh.”

“Baru-baru ini, Kotori-chan juga memberiku pesan di line, katanya ‘akhir-akhir ini Iori sangat dekat dengan seseorang!, apakah kamu berkencan dengan seseorang?’ “

“Aku tidak tahu, Siapa emangnya?”

“Aku juga nggak tahu nama orangnya, tapi Kotori-chan bilang, ‘Iori juga sepertinya tidak terlalu menolak.’ “

“Ha?”

“...Benarkah begitu?”

Dengan sedikit cemberut, Suzuhara-san mengembungkan pipinya. Aku benar-benar tidak tahu siapa yang dia maksud.

“Aku rasa itu Cuma salah paham Kotori.”

“Beneran nggak ya? Yah, dengan pria yang ramah dan menawan sepertimu, tidak mengherankan orang lain akan salah paham”

“Cuma Suzuhara-san yang paling dekat denganku.” 

“...Nah, memang benar.”

“Aku nggak akan mengabaikan hubungan kita hanya karena punya seorang kekasih, jadi jangan khawatir.”

“Oh, bukan itu yang ingin aku harapkan hanya untuk menarik perhatianmu... Lihat! Akhir-akhir ini, Machikawa-kun sibuk dengan persiapan Festival Ayasaka, kan? Aku hanya ingin kamu bergantung padaku sebentar dan meredakan kelelahanmu.”

Perhatian teman sekamarku membuat hatiku hangat. Jadi, sambil menyembunyikan rasa malu di balik senyum, aku bertanya,

“Hei, bolehkah aku menyentuh dan mengelus kepala Suzuhara-san?” 

“Eh... kenapa tiba-tiba!? Ini bukan balas dendam dari kemarin, kan...!” 

“Kemarin?”

“Ah, itu, kalau kamu nggak tahu, tidak apa-apa. Cuma, kenapa tiba-tiba Machikawa-kun...? “

“Aku tahu Suzuhara-san akan memenuhi semua keinginanku, kan? Kita sama-sama sibuk dengan persiapan Festival Ayasaka , jadi aku hanya ingin memberikan dukunganku juga pada Suzuhara-san “

“Apakah Cuma itu alasannya.”

“Suzuhara-san yang malu-malu itu benar-benar imut, tahu?”

“I-Itulah yang membuatku kesal pada cowok ekstrovert! Lagi-lagi Machikawa- kun dengan pujian palsu seperti itu...!”

“Ini bukan pujian palsu, kok. Ini adalah perasaanku yang tulus.”

Sambil menahan detak jantung yang meningkat, aku menyatakan dengan tegas.

Baru-baru ini aku membaca di buku akademis bahwa mengakui penampilan dan memberikan pujian atas usaha seseorang bisa meningkatkan rasa percaya diri.

Selain itu, memang benar aku ingin menyentuh Suzuhara-san. Karena...

“...Jika Machikawa-kun berkata seperti itu, baiklah. Tapi, jangan salah paham bahwa aku adalah wanita yang mudah di bujuk dengan kata-kata manis dan murahan, ya? Ini hanya khusus buat Machikawa-kun .”

“...Hm. Terima kasih.”

“Tapi Machikawa-kun benar-benar orang yang perhatian, ya. Bahkan minta izin sebelum menyentuh.”

“Bukan begitu!!..Kan wanita sering tidak suka kepala mereka disentuh dengan sembarangan, kan?”

“Kenapa?”

“Alasan yang sering terdengar adalah rambut bisa berantakan, kan? Jadi, aku juga tidak akan menyentuh tanpa izin kecuali untuk seseorang yang benar-benar di percaya.”

“Aku mengerti, sebelumnya aku tidak tahu itu dan aku juga tidak pernah di sentuh sebelumnya “

Aku berusaha menghentikan ekspresi wajahnya yang hampir membeku. 

(Aah, begitu ya)

Alasan Suzuhara mulai tinggal di rumahku adalah karena dia di usir oleh keluarganya.

Yang aku ingat adalah saat kami menonton anime bersama minggu lalu. Dia berkata, `’Aku sangat iri’ pada Heroine wanita yang bisa rukun dengan ibunya.

Wajah sedihnya merupakan campuran kekaguman dan kesedihan pada orang yang tidak akan pernah ia miliki.

Mungkin Suzuhara-san tidak pernah dipuji oleh orang tuanya. Saat aku memikirkannya, secara alami aku mengulurkan tangan untuk menyentuh kepala Suzuhara-san.

“Terima kasih banyak. Aku sangat senang Suzuhara-san membuatkanku makan yang begitu indah dan lezat.”

Dengan lembut, aku mengelus rambutnya sambil menyampaikan rasa terima kasihku.

Suzuhara-san yang terlihat seperti sedang geli-geli, berkata,

“... Oh Assistant-kun. Sepertinya aku menemukan sebuah penemuan” 

“Oh, apa itu Sensei?”

“Di-elusin seperti ini sambil di-puji itu, rasanya kayaknya aku bakal mati karena malu.” 

“Mau berhenti?”

“Ta-tapi, itu nggak bisa! Rasanya aku nggak benci sensasi ini, malah lebih suka sih...”

“Baguslah. Boleh aku melanjutkan sedikit lagi?”

“Iya. Mulai sekarang, Machikawa-kun boleh mengelus-ngelus rambutku kapan pun tanpa izin. Lakukan apa pun yang kamu suka, machikawa-kun.”

Ketika aku menyentuh rambutnya yang lembut dengan telapak tangan kanan, Suzuhara-san menutup mata dengan senang.

Ia sekarang sepenuhnya pasrah. Biasanya dia menampilkan wajah dingin.

Seperti kucing yang manja dan sepenuhnya berserah diri seperti tidur di pangkuan pemiliknya, aku mencoba mempertahankan ketenangan dengan segenap tenaga, namun detak jantungku tak kunjung henti seperti sebuah karnaval.

Setelah memakan sarapan buatannya di rumah pada hari Minggu, melakukan hal seperti ini rasanya seperti... ‘Ah, sial.’

“Terasa seperti... seolah-olah pasangan pengantin yang baru menikah, ya?”

Mungkin karena terlalu lengah, bom penuh kekuatan dilemparkan dari mulut Suzuhara-san

Tanpa sadar dia berbicara sendiri dalam mode spontan, Suzuhara-san terlihat canggung sambil berkata

“Tidak, ini bukan seperti yang Machikawa-kun pikirkan!”

“Suzuhara-san memang terkadang seperti dapat memberikan pendapat secara langsung seperti di internet, ya?”

“Tentu saja bukan begitu.”

“Aku memiliki kebiasaan berbicara sendiri! Mungkin karena sebagai seorang yang cenderung introvert dan jarang berinteraksi dengan orang, naluri berbicara sendiri muncul sebagai insting untuk menjaga agar pita suara tidak merosot!”

“Memang begitu ya. Aku juga pernah mendengar bahwa ketika tinggal sendiri, kebiasaan berbicara sendiri bisa meningkat. Itu mungkin mekanisme seperti itu.”

“Tolong jangan tertawa.” 

“Aku tidak tertawa kok?”

“Wajah Machikawa-kun tersenyum.”

 “Mouu!!..Sudahlah...”

Setelah menggerutu tentang ulah diriku, Suzuhara-san meletakkan kepalanya dengan lembut di dadaku.

Meskipun prilaku ini malu-maluin bagi seorang Suzuhara-san yang pemalu, ini mungkin tindakan darurat agar aku tidak melihat wajahnya.

“Maafkan aku ya? Aku juga tidak sengaja memikirkan hal yang sama, jadi aku hanya senang saja..”

Sebagai ganti permintaan maaf, aku dengan lembut mengelus belakang kepala Suzuhara-san yang menempelkan keningnya di dadaku. Tidak ada perlawanan. Sebaliknya, dia diam dan tak bergerak, seperti kucing liar yang tidak beranjak dari tempat yang hangat.

Ketika berteman lama, aku bisa mengerti. Meskipun wajahnya tidak terlihat, aku merasakan senyum bahagia darinya.

(Aku lega tidak dibenci olehnya.)

Dan aku bersyukur Suzuhara-san menyelamatkanku dengan menyandarkan wajahnya.

Meskipun aku terbiasa menjadi ahli senyum palsu karena pengalaman bullying, kali ini aku tidak bisa menyembunyikan rona merah- kemerah di wajahku.

Ya, alasan mengapa aku ingin menjadi kekuatan untuk Suzuhara-san, Bukan hanya karena kami adalah teman baik.

Tapi.. Aku, jatuh cinta pada Suzuhara Ayana.

Sejak malam itu ketika Suzuha mengakui, ‘Aku mencintaimu lebih dari siapapun di dunia ini’

Bahkan pada usia 15 tahun, aku belum pernah mengalami cinta pertama. Ini adalah hal yang rumit bagi diriku yang dikenal sebagai otaku yang ekstrovert di sekolah.

Namun, malam itu.

Di apartemen Suzuhara-san, saat dia mengatakan sesuatu yang mirip dengan pengakuan, dengan hanya mengenakan jaketku dan tubuh telanjangnya, semua keraguan selama bertahun-tahun lenyap.

Namun, dengan itu, muncul kekhawatiran baru. 

“Baiklah, mari kita mulai pertemuannya.”

 Waktu menunjukkan pukul 15:00.

Setelah menikmati pancake dengan puas, kami memutuskan untuk membahas tentang Festival Ayasaka.

Oh ya, pertunjukan dari kelas 1-A yang akan kami adakan adalah Maid cafe & Host cafe.

“Pertama-tama, tentang makanan yang akan disajikan di cafe...”

“Mungkin lebih baik jika setiap kudapan dikemas dalam kantong terpisah. Sehingga setelah kantong dibuka, isinya tetap utuh.”

“Aku setuju, itu memang nyaman untuk disajikan kepada pelanggan.”

Aku disambut dengan senyuman dan tanpa sadar aku merasa agak gugup.

Sayangnya, keterampilan unik yang aku kembangkan selama bertahun- tahun, yaitu “membaca pikiran dari ekspresi orang lain,” tidak dapat aku gunakan pada dirinya.

(Mencoba membaca ekspresi Suzuhara-san)

 “Wow, dia terlalu imut.”

Tidak- tidak!!, fokus lah pada pekerjaan, ini jam kerja, pertahankan rasionalitas.

“Wajahnya kecil, bulu matanya panjang, bibirnya lembut.”

Mengamati ekspresinya seperti biasa dan membaca pikirannya lagi.. “Aku suka padanya, aku ingin memeluknya.”

(Oh tidak...!)

Aku merasa frustrasi karena terlalu pemula dalam hal cinta!

Bulan lalu, aku berharap cinta datang lebih cepat, tetapi jatuh cinta pada seorang teman membawa perasaan yang lebih rumit daripada sekadar kompleks.

––Mungkin lebih baik jika aku mengakuinya pada Suzuhara-san.

––Aku ingin kita menjadi sepasang kekasih.

Belakangan ini, aku memikirkannya setiap malam, tetapi kenyataannya, ini jauh lebih rumit daripada sebuah pengakuan langsung.

Seperti novel ringan yang muncul seperti itu, semakin sederhana, maka semakin tidak fantastis.

(Kami adalah sahabat)

Tidak hanya itu, kami juga tinggal di bawah satu atap yang sama.

Jika aku ditolak ketika mengakui perasaanku, itu akan menjadi bayangan besar dalam kehidupan bersama kami.

Aku tidak ingin merusak waktu bersama yang telah aku habiskan begitu nyaman dengan Suzuhara-san.

(Namun, tindakanku sekarang benar-benar bertentangan, ya?)

Jika aku ingin tetap menjadi teman baik, tidak baik jika aku terlalu banyak membantu dia.

Aku harus menjaga jarak yang tepat.

Ini adalah cinta pertamaku yang akhirnya datang – tetapi sepertinya lebih baik jika itu berakhir.

Tetapi, aku tidak bisa menahan perasaan ingin menjadi kekuatan untuk Suzuhara-san.

“Machikawa-kun?’’

“Oh, maaf. Aku sedang memikirkan sesuatu.’’ 

“Mungkin ini tentang fraksi?’’

Tidak, tapi aku hanya akan mengangguk untuk menutupinya. Ada fraksi di 1-A yang tidak menyukai Suzuhara-san menjadi anggota komite eksekutif. Pemimpinnya adalah Asahina Kasumi.

“Jangan bersikap baik kepada seseorang yang tidak menyukaimu! Jangan katakan apapun yang dapat menimbulkan kesalahpahaman! “

Dia adalah gadis yang pernah mengakui perasaannya padaku dan menamparku setelah kutolak. Dia anggota klub tenis, dan menurut Kotori, gaya bermainnya yang memanfaatkan tinggi badannya cukup mencolok.

Jika tidak ada pengakuan itu, Asahina-san memiliki kepribadian yang ramah, namun setelah mengaku denganku dan kutolak, dia menjadi pemimpin faksi wanita klub atletik 1-A.

Dia adalah wanita cantik yang terlihat cantik dengan rambut pendek, dan nilainya termasuk yang terbaik di kelasnya. Sebagai musuh, ia merupakan lawan yang cukup sulit.

“Aku sadar kalau Asahina-san membenciku.’’

“Aku bertahan hidup dalam kehidupan sekolah selama hampir sepuluh tahun dengan mengamati reaksi semua orang.”

Jika ada perubahan suasana di kelas aku akan langsung menyadarinya, aku akan segera menyadarinya. Itu sebabnya aku memanggil anggota grup Matsuoka, grup para ekstrovert kelas 1-A, untuk mengumpulkan informasi dan mendapatkan rumor tentang Asahina-san.

“Jika informasinya akurat, dia akan bertindak selama Long Home Room (LHR) minggu depan.”

“Mengapa selama LHR?”

“Waktu itu adalah ketika Hatano sensei sedang berada di luar kota.”

“Aku mengerti. Jadi Asahina-san mencari momen ketika wali kelas tidak bisa campur tangan.”

“Mungkin Asahina-san yang pintar sudah mempersiapkan diri untuk itu.”

Misalnya, memberi dukungan kepada anggota fraksi untuk setuju dengan pendapatnya sendiri.

(Dulu ibu pernah mengatakan seperti itu.)

Pertemuan sebenarnya sudah selesai sebelum dimulai. Menyiapkan terlebih dahulu, mendapatkan dukungan dari peserta, membuat argumen dengan dasar yang meyakinkan, dan mengantisipasi pembelaan lawan... Semua ini akan menentukan kemenangan atau kekalahan.

Itu adalah pendapat dari ibu, yang sering menghadiri pertemuan skenario sebagai mangaka yang karya-karyanya diadaptasi menjadi anime.

“Jadi, Asahina-san berencana menyatakan bahwa aku tidak pantas menjadi anggota panitia di LHR?”

“Aku tidak berbicara begitu langsung sih.”

Dia kemungkinan besar akan menyatakan, “Sebenarnya, aku juga ingin menjadi anggota panitia,” dan membawa hal ini ke pemungutan suara di kelas.

Jika itu terjadi, Suzuhara-san akan dalam posisi yang sulit.

Sebagai pemimpin fraksi gadis berjiwa olahraga dan gadis solo gyaru yang tidak dekat dengan siapa pun, peluang menang sangatlah tipis.

“Tidak mengherankan jika Asahina-san belum mengakui aku, Ini salahku. Aku cenderung mengabaikan orang lain yang mencoba berbicara denganku.”

“Jangan menyalahkan diri sendiri. Aku yakin motivasinya bukan hanya itu.”

Misalnya, rasa iri terhadap penampilan yang terlalu cantik milik Suzuhara-san. Kemudian, kemarahan karena dia berteman baik dengan diriku setelah dia ditolak dalam pengakuannya.

Jadi dengan merebut posisi sebagai anggota panitia, dia ingin mendominasi.

(Meskipun aku ingin mengatakan, “Jangan libatkan kelas dalam persaingan yang rendah seperti itu.”)

Ini hal yang umum terjadi.

Jika melihat media sosial, selalu ada pertempuran yang terus-menerus terjadi. Mencoba mendapatkan posisi lebih tinggi dari orang lain untuk merasakan superioritas, atau merasa mendapat keuntungan dari posisi yang sudah didapat lalu menyerang untuk meredakan stres.

Yang sulit adalah banyak orang yang melakukan penghinaan atau fitnah tanpa menyadari bahwa mereka sendiri yang melakukannya.

––Kita adalah yang benar!!

──Mereka yang salah, ini hasil dari tindakan mereka sendiri!

──Aku tidak melakukan hal yang buruk, bahkan aku melakukan hal yang baik!

Mereka fanatik pada pembenaran yang terdistorsi, menusuk lawan dengan pisau yang bernama ‘kata-kata’.

Bahkan perilaku semacam itu di dunia maya diimplementasikan di dunia nyata.

Itu memang menyedihkan, tapi itu sudah menjadi kejadian sehari-hari di era sekarang.

Namun,──.

“Sebenarnya, aku ingin menyelesaikannya dengan damai. Tapi, melawan Asahina-san bukanlah pilihan yang baik, bukan?”

“Eh!?”

“Jika ini adalah cerita fiksi, musuh yang menjengkelkan bisa kalah dan keluar dari cerita, tapi kenyataannya tidak semudah itu, kan?”

“──Aku mengerti. Tapi kita bukanlah karakter dalam suatu cerita fiksi, Kita akan terus menghabiskan waktu bersama di dalam kelas bahkan setelah Festival Ayasaka selesai.”

“Ya, hubungan antar manusia tidak berakhir. Namun, jika kita merusak reputasi dan harga diri Asahina-san secara emosional, kita mungkin akan mendapat dendam, dan ini bisa menimbulkan ketegangan dengan anggota fraksi lainnya.”

Yang terburuk, Suzuhara-san bisa menjadi target pelecehan. Itu harus dihindari dengan segala cara.

“Untuk mencapai tujuan kelas, kita juga butuh dukungan Asahina-san.”

“Machikawa-kun, kamu pernah bilang sebelumnya, kan? Kamu ingin meraih peringkat pertama di peringkat stan yang akan diumumkan pada hari kedua Festival Ayasaka.”

“Jika kita melakukannya, kita bisa menjadi yang terbaik.”

Peringkat di tentukan oleh penjualan dan voting siswa Dengan menggunakan aplikasi ponsel resmi sekolah.

Jika hasilnya baik, itu akan meningkatkan kepercayaan diri Suzuhara- san sebagai anggota komite pelaksana.

Oleh karena itu, penampilan yang rapi, kepintaran, dan keramahan sehari-hari Asahina Kasumi adalah kekuatan penting dalam Festival Ayasaka.

Jika dipikir secara rasional, memasukkannya ke dalam tim adalah langkah terbaik... dan,

(Jika kita bisa membujuknya, kita bisa mendapatkan dukungan dari fraksinya dan menjaga perdamaian di kelas.)

Ideally, semua orang seharusnya menikmati festival tanpa menyakiti siapapun.

“Tugasnya sekarang adalah menemukan cara untuk membujuk Asahina- san dan fraksi yang lainnya.”

“Apakah ada cara untuk itu?” 

Ada satu cara.

Namun, rencana ini tidak dapat diimplementasikan. Setelah memikirkan masalah yang dihadapi Suzuhara-san, ini pasti tidak mungkin dijalankan.

“Tidak apa-apa. Kita pasti bisa menyelesaikannya.”

Aku meraih tangan teman sekamarku yang duduk di sebelah.

Meskipun sentuhan kulit yang halus membuat hatiku berdebar, aku memberikan semangat untuk membuat temanku merasa tenang, bahkan sedikit.

“Pasti aku akan menemukan solusi yang bagus sebelum hari Kamis. Aku juga sedang berdiskusi dengan anggota grup Matsuoka melalui LINE, seperti Kotori, Mitsuya, Daigo, dan Nishino-san...”

“Terima kasih banyak. Hanya saja, tentang diriku juga...” 

“Tentangmu?”

“Ah... tidak, bukan apa-apa. Hanya saja aku tidak bisa menghadapi Asahina-san sendirian, jadi aku merasa lega karena Machikawa-kun ada di sini. Asahina-san merupakan pemimpin beberapa fraksi dan sangat tangguh, tapi aku yakin kita bisa mencari jalan keluar bersama.”

“Tapi Asahina-san bukan dari grup Matsuoka “

“Tapi menurutku, dia gadis yang sangat ceria, meskipun begitu. Mungkin karena sifatnya ini, sejak dulu aku selalu kurang suka dengan orang yang terlalu ceria...”

“Ohh!, tapi Machikawa-kun istimewa, loh?”

Suzuhara-san dengan lembut membalas genggamanku.

“Machikawa-kun sangat baik, bahkan kepada orang yang introvert dan selalu menyendiri sepertiku. Bahkan sekarang, kamu masih memegang tanganku.”

“Kalau Cuma begini, kapan saja boleh kok.”

Aku merasa malu, jadi aku melempar sebuah lelucon. Namun, sahabatku tiba-tiba serius,

“Serius nih?”

Dia meremas erat telapak tanganku sambil menatapku dengan mata sipit.

“Benarkah, Machikawa-kun akan selalu menggenggam tanganku?”

Dia memandangku dengan mata agak mengoda, campur aduk antara keanggunan dan kelembutan, pandangannya mengundang. Jaraknya begitu dekat, hampir saja bisa mencium jika sedikit melangkah maju.

“Ah... maaf!”

Tiba-tiba merasa malu, wajah Suzuhara-san memerah, dia mencoba menyamarkannya

“Aku akan mengambil pakaian yang sudah di jemur! Karena ada prediksi hujan mulai sore nanti!”

“Oh, kalau begitu, aku bisa membantu─”

“Machikawa-kun, santai saja! Aku bisa melakukan semuanya sendiri!” Sahabatku berlari cepat ke balkon.

“...Ini tidak adil.”

Aku merunduk di sofa, menutupi wajahku dengan tangan.

Itu seakan-akan Suzuhara-san ingin selalu aku menggenggam tangannya setiap saat. Dan bahkan obrolan kita tadi terasa seperti sepasang pengantin baru.

“Hm?”

Tiba-tiba, ponselku berdering.

Setelah melihat layar, ternyata itu panggilan video dari nomor yang tidak dikenal.

Biasanya, aku akan berhati-hati dan tidak mengangkatnya.

Tapi mungkin karena efek samping dari kejadian tadi, aku dengan spontan langsung menekan tombol jawab dan langsung menyesal.

“Yo! Ini Iori, kan!?”

Di layar terpampang seorang pria berbadan tegap dengan rambut berwarna emas dipotong ala two-block.

“Lama tidak berjumpa! Sudah sejak SD, kan!"

“Yeah, sudah lama, Yamagishi-kun.”

“Wah, kaget! Kamu berubah banget ya. Dulu kan gemuk, pendek, dan lemah sekali!」 kata Yamagishi Ryo sambil tertawa keras.

Dia adalah Yamagishi Ryo, salah satu anggota grup yang dulu sering membully Machikawa Iori

“Hahaha. Kamu juga berubah banyak loh, Badan kamu makin besar. Kamu masih main judo?”

“Yeah, hasil turnamen musim panasku bagus, tapi aku dikeluarkan dari klub karena meninju senpai yang menyebalkan.”

“Yamagishi, aku beli minuman keras. Kalau pakai self-reg, gampang banget membukanya loh... Eh, siapa cowok cakep itu?”

“Temen sekelasku dari sekolah yang sama! Tadi kan aku udah bilang kan?”

“Ah, iya, kamu bilang adiknya imut, gitu.”

Di belakang Yamagishi, ada dua pria dengan rambut yang dicat mencolok.

Mungkin teman-temannya Yamagishi, tapi,

“Dengar, ingat ga? Mitsuishi, yang berada di SMP yang sama dengan Iori. Aku tanya dia dan dia memberiku nomor kontakmu.”

“Oh, begitu ya.”

“Sebenarnya, kami berencana untuk pergi bersenang-senang dengan beberapa wanita cantik sebentar lagi, saat kami berpikir untuk mencari gadis yang imut, aku teringat pada adikmu kotori!”

“Begitu, ya.”

Aku merespon dengan senyuman palsu yang akrab terhadap sikap ramah Yamagish-kun.

Setelah bullying berakhir, aku masih menjaga sejumlah persahabatan dengan Yamagishi-kun hingga lulus.

Namun, itu hanya untuk mencegah agar bullying tidak dimulai lagi.

Jika itu dilanjutkan, bahkan adik perempuanku, Kotori, mungkin mengalami kerugian. Ketika aku memikirkan itu, aku harus menahan perasaan ku dan bertindak seolah-olah tidak ada yang terjadi.

“Tolong! Beri tahu aku kontak Kotori! Kita sudah sahabat sejak pertama kali bertemu, kan!?”

Berkata begitu setelah melakukan aksi seperti itu. Sambil tetap tersenyum, yang muncul kembali dalam pikiran aku adalah trauma dari masa kecil.

‘Kamu adalah orang yang tidak dibutuhkan!’

 ‘Tidak ada yang menyukaimu.’

‘Tidak masalah untuk menghilang kapan saja, tahu?’ 

Bukankah mereka yang mengatakan itu kepadaku?

Dan selain itu, sahabat sejatiku cuma hanya satu, satu orang!. 

“Maaf membuatmu menunggu, Iori-kun.’’

Saat aku mendengar namaku dipanggil, Suzuhara-san kembali dan memelukku.

 Teman serumah itu menatap Yamagishi-kun dan yang lainnya dengan dingin melalui ponsel pintarku dan berkata,

“Apa kalian menginginkan sesuatu dari kekasihku? "

“Hah!? Uh, uh, kamu...’’

“Aku kekasih Iori-kun .” 

“ Hei, Iori?’’

Yamagishi-kun dan yang lainnya membuka mulut seperti ikan mas di ambang kelaparan mendengar pernyataan hubungan aku dengan Suzuhara-san dengan bernada tinggi.

“Se, serius...? Apa kamu berkencan dengan wanita secantik itu...?’’ 

“Iya.’’

Kita andalkan saja kebohongan Suzuhara-san.

Ah, benar juga, dulu aku pernah pura-pura menjadi kekasih Suzuhara- san saat dia dijebak oleh seseorang di depan stasiun. Sepertinya dia mencoba mengulangi tindakan saat itu.

“A-aku, aku teman dekat Iori tau!!, bagaimana kalau kita ngobrol sambil minum bersama via offline sekarang!?”

“Ide bagus! Kami sedang berencana untuk pergi ke kolam renang nanti loh! Ayo kita atur jadwalnya!”

“Kalau kamu mau, ayo kita pergi ke kolam renang bersama! Gadis secantik kamu sangat di sambut “

“Aku menolaknya. Saat ini, aku sedang kencan di rumah dengan kekasihku Iori-kun.”

“Hah!? K-ke-ke-ke-kencan di rumah...!!!?”

“Kami kan sepasang kekasih, itu wajar, kan? Apakah kamu tidak bisa membaca suasana sedikit?”

Suzuhara-san mengucapkan kata-kata dingin dengan mode solo Gyaru yang dingin.

Meskipun begitu, orang yang dipeluknya...

Aku merasakan getaran lemah hanya dari dirinya

Baru saja Suzuhara-san bilang bahwa dia tidak suka dengan orang yang ekstrovert dan terlalu bersemangat.

Yankee berambut pirang seperti Yamagishi pasti menakutkan. Namun, dia dengan berani berdiri untuk membantuku

Dengan berpikir begitu...

“Ayolah. Jangan mengatakan kata-kata yang dingin seperti itu! Ayo kita minum bersama!”

“Maaf ya.”

Saatnya bagi mesin pembuat senyum memamerkan keahliannya.

Menciptakan senyum kontra yang ceria namun penuh tekanan, aku kemudian berkata.

“ Ayana adalah milikku. Bisakah kamu berhenti mengganggu kami!?”

Dengan pengalaman menulis novel web yang aku miliki, aku merancang kata-kata untuk mencoba mengusir mereka.

“Hey, Yamagishi!”

“Sudahlah, matikan saja. Jelas-jelas kita mengganggu. Kamu seharusnya meminta maaf dengan benar.”

“Hah!? Y-ya, kamu benar juga... Maaf ya, Iori.”

“Tidak masalah. Mungkin kita tidak akan bertemu lagi.” 

Mungkin kami tidak akan berbicara lagi setelah ini.

Dengan pikiran seperti itu, aku menutup telepon.

“Terima kasih, Suzuhara-san benar-benar sangat membantu.”

“Aku merasa Iori-kun sedang kesulitan. Meskipun wajahmu tersenyum, tapi sepertinya itu menyakitkan.”

“Benar sekali. Tidak ada yang bisa menandingi sahabatku. Maaf ya, sudah menunjukkan sisi burukku...”

“Iori-kun”

Suzuhara- san menepuk pelan pahanya dengan telapak tangannya. “Silakan. Aku akan meminjamkan pahaku padamu.”

“Eh!?”

“Hari ini adalah hari di mana aku ingin Iori-kun bergantung padaku.”

Aku tidak bisa menolak kebaikan sahabat aku yang telah membantuku.

Sambil menenangkan detak jantung yang kembali berdebar, aku perlahan menyandarkan kepalaku ke pahanya yang lembut.

Dengan ragu dan lembut, telapak tangan kecil Suzuhara-san membelai kepalaku dengan lembut.

"Tadi Iori-kun, terlihat sangat keren, loh.”

“Aku tidak akan menanyakan detailnya, tapi aku bisa membayangkan. Orang itu adalah seseorang yang sangat kamu benci bagimu, bukan?”

Mungkin benar, Suzuhara-san sudah tahu dari dulu, karena aku pernah membicarakannya di melalui DM.

Ya, sahabatku tahu bahwa aku dulu sering di bully. Jadi, mungkin dia mengerti situasinya.

“Berani berdiri menghadapi semuanya dengan senyuman, itu sungguh luar biasa.”

Sentuhan lembut dan kenyamanan dalam jaraknya yang memberikan penghiburan tanpa perlu terlalu mendalam, sangat menyenangkan.

“Pasti sulit ya.”

Dengan membelai kepalaku, Suzuhara-san dengan serius berkata,

“Menyadari bahwa Iori-kun diintimidasi oleh seorang yankee brengsek yang berasal dari desa paripi tanpa tata krama seperti itu, aku tidak diterima itu.”

“Apakah Suzuhara-san marah, Mungkin?

“Aku sangat marah!! Apakah orang itu melakukan sesuatu yang mengerikan pada Iori-kun!? Mereka mengatakan hal-hal yang sangat kasar tadi. Dan aku merasa harus ikut campur.”

“Itu menenangkan. Apakah Suzuhara-san tidak takut?”

“Sanggat, sangat menakutkan sekali berurusan dengan orang seperti itu!!”

“T-Tunggu, apakah Suzuhara-san baik-baik saja?”

“Sekarang baru aku merasakan rasa takut! Aku sangat tidak suka dengan orang yang bersikap kasar seperti itu!”

“Suzuhara-san dulu pernah menyebutkannya dalam DM sebelumnya. Kamu mengatakan bahwa kamu sangat membenci orang yang menggunakan kekerasan dalam kehidupan nyata.”

“Itulah sebabnya aku merasa ketakutan! Tapi ketika aku memikirkan, ‘Orang ini hanya seperti anjing pengongong yang sering muncul dalam novel ringan belakangan ini! Dia akan mundur setelah aku berpura-pura sedikit kuat!’ aku berhasil menghadapinya dengan baik!”

“Caramu menjaga kesehatan mentalmu sungguh unik.”

Tapi memang, Suzuhara-san sangat tidak suka dengan orang kasar, ya.?

Jika begitu, mungkin lebih baik tidak membawa cerita itu sama sekali. Aku tidak ingin mendapatkan reaksi seperti yang Mitsuya lakukan waktu itu.

“Bukankah seharusnya Iori-kun bangga akan hal itu dan berkata,

`Seperti yang diharapkan dari teman otakuku!’ ’’

“Haha, itu benar. Tapi hati-hati, tidak semua orang kehidupan nyata mudah diusir, oke?”

Sambil mengatakan bahwa tidak ada protagonis seperti dalam dongeng yang akan datang menyelamatkan, aku tidak bisa tidak memikirkan tentang makan siang yang aku makan sebelumnya.

Perasaanku saat ini seperti es krim vanilla di atas pancake yang baru dipanggang. Perasaan berada di pangkuan orang yang aku sukai membuat pikiranku luluh...

“Um, apakah Iori-kun tidak membencinya? Aku mencoba meniru apa yang di lakukan Rikomama pada Riko”

“Aku menggunakan adegan di `ROSSO’’ sebagai referensi.’’

“Riko terlihat sangat bahagia saat dia tidur di paha Rikomama. Aku ingin Iori-kun membuat wajah seperti itu untukku juga.’’

“Yah, ini adalah yang terbaik “

"A-Apakah begitu?”

“Yah , Aku harap aku bisa merasakannya setiap hari!” 

“Setiap hari...?”

“Sesuai yang diharapkan dari seorang otaku yang ekstrovert. Iori-kun memiliki lidah yang terampil dalam memberi pujian.”

“Aku berkata jujur. Cara kamu mengelusnya lembut dan sopan, dan terasa nyaman.”

``Mungkinkah pengalaman tadi malam membantu, ya?” 

“Tadi malam?”

Saat aku menanyakan hal itu, ketegangan menjalari tubuh Suzuhara- san. Teman sekamarku berhenti membelaiku, lalu berkata dengan nada meminta maaf,

“...Maafkan aku. Sebenarnya ada sesuatu yang aku sembunyikan dari Iori-kun...”

“Hmm?”

“Kemarin saat Iori-kun tertidur di sofa, Iori-kun bersender ke bahuku yang berada di sebelahmu.”

“......”

“Karena aku merasa kasihan untuk membangunkanmu, aku membiarkan bahu Iori-kun bersandar di bahuku selama sekitar 5 menit, dan kemudian, kepala Iori-kun tergelincir turun ke pangkuanku ──”

“Aku sangat meminta maaf atas kejadian itu!”

“Tidak usah minta maaf. Ehm... aku juga melakukan beberapa hal. Saat Iori-kun menggunakan pahaku sebagai bantal, aku melihat wajah tidur mu.”

“Oh. Kalau hanya itu sih tidak masalah.”

 “Selama sekitar satu jam.”

Tunggu.

Jadi semalam aku benar-benar menikmati pangkuan Suzuhara-san selama 3600 detik?

“Aku Benar-benar minta maaf! Entah kenapa aku merasa Iori-kun sangat imut, jadi aku tanpa sadar mengamati wajah tidur Iori-kun, memainkan daun telinga, dan tanpa sadar juga, aku membelai kepala Iori-kun dengan penuh perhatian...!”

Suzuhara-san si tersangka menyampaikan pengakuan dengan panik atau lebih tepatnya dengan sangat lancar.

Aku tidur sambil berbaring miring, jadi aku tidak bisa melihat ekspresinya sekarang.

Tapi, karena ini Suzuhara-san, pasti wajahnya penuh dengan penyesalan. 

“Tidak perlu khawatir.”

Karena itu, aku berusaha keras untuk memberikannya dukungan. “Pasti ada alasan mengapa Suzuhara-san melakukan itu padaku,” lanjutku.

“Aku pikir tanpa disadari Suzuhara-san percaya bahwa menghiburku akan meningkatkan kepercayaan dirimu. Aku pernah membaca dalam artikel online baru-baru ini bahwa ketika kita merasa berguna bagi orang lain atau diandalkan oleh mereka, itu dapat meningkatkan harga dirimu.”

“E-eh!? Jadi itu berarti...!”

“Aku yakin Suzuhara-san berpikir bahwa jika kamu bisa menghiburku, itu tanpa disadari akan memberi Suzuhara-san rasa percaya diri. Itulah yang aku maksud.”

“...Hm. Jadi begitu ya maksudnya.”

“Emang menurut Suzuhara-san apa ?”

“T-Tidak ada, Aku benar-benar meresapi kata-katamu, Iori-kun. Kamu adalah siswa teladan yang berprestasi baik di bidang akademis maupun olahraga, termasuk dalam kelompok yang ekstrovert. Merasa diandalkan oleh seseorang seperti Iori-Kun sungguh membuatku merasa senang.”

“Aku juga senang mendengarnya dari Suzuhara-san.” 

Suzuhara-san ingin membangun rasa percaya dirinya.Itu adalah keinginan Suzuhara yang jauh lebih kuat daripada sebelumnya.

“Jadi, aku ingin Iori-kun lebih bergantung padaku.” 

“Huh? Sekarang pun ini sudah cukup kok─”

“Aku belum benar-benar berterima kasih dan belum sepenuhnya memanjakan Iori-kun tahu!!

“Ketika berada di dalam kelas, Iori-kun selalu membantu mengikuti percakapanku dan teman sekelas, bahkan Iori-kun berusaha keras memikirkan cara untuk bersaing dengan Asahina-san.”

“Maaf. Apakah aku terlalu ikut campur, ya?”

“Tidak sama sekali! Ketika Iori-kun tidak mendapatkan ide untuk novelnya, kamu sering meminta saran kepada ku! Belakangan ini, karena sibuk dengan persiapan festival Ayasaka, baik itu serial web manga maupun kegiatan kreatifnya sedang Hiatus! Karena itulah... aku berharap Iori-kun bisa mengandalkanku di kehidupan nyata.”

“Aku mengerti.’’

Ini adalah sebuah titik buta dan titik refleksi yang tak terduga, Suzuhara-san adalah satu-satunya temanku.

(Itulah mengapa aku memutuskan untuk memainkan peran pendukung dalam kehidupan nyata.)

Mungkin karena itu aku agak terlalu protektif dan kebaikan aku menjadi sepihak.

“Aku mengerti. Mulai sekarang, aku akan mengandalkan Suzuhara-san lebih banyak, dan ketika kamu perlu bersandar pada seseorang, aku akan melakukannya. Jadi, andalkan aku juga, ya?”

“Tentu! serahkan padaku!”

Sepertinya dia senang mendengar permintaan dariku, Suzuhara-san tersenyum dengan lebar.

“Hehe. Aku sudah tidak sabar untuk memanjakan Iori-kun lagi.” 

“Begitu kah?”

“Karena kemarin Iori-kun terlihat sangat imut. Dan Iori-Kun pasti tidak pernah tidur di kelas, kan?”

“Mungkin benar.”

“Iori-kun selalu tersenyum di sekolah, tetapi aku merasa Iori-kun selalu waspada dan tidak pernah menunjukkan kelemahan kepada orang di sekitarnya.”

" Benarkah begitu?"

“...Waspada. Sangat waspada, pandangan Iori-kun selalu terpasang ke sekitar untuk beradaptasi dengan semua orang.”

“Jadi, penampilan Iori-kun yang tidur tanpa kewaspadaan seperti kemarin memiliki perbedaan yang besar dengan Iori-kun di sekolah... Benar-benar sangat mengemaskan.”

Dia mengelus kepalaku, suara nakalnya sedikit menggodaku, mengingatkan Saat-saat ketika kami bisa berbicara dengan santai melalui DM terlintas dalam pikiranku, dan aku merasa ingin melemparkan sedikit candaan.

“Aku pikir, Suzuhara-san juga sangat imut.”

 “Oh, tidak, akuu...”

“Suzuhara-san benar-benar sangat imut. Saat kita berpura-pura menjadi sepasang kekasih tadi, Suzuhara-san memanggilku ‘Iori-kun’, bukan? Setelah itu , Suzuhara-san terus memanggil aku ‘Iori-kun’ sampai sekarang “

“Eh!”

“Agar aku merasa tenang, bukan?”

“Saat Suzuhara-san memanggilku dengan namaku kamu manis sekali tau!.”

Pengelusan kepala berhenti lagi.

“Apa ada yang salah?”

Saat aku memutar kepala untuk melihat reaksi Suzuhara-san, jantungku serasa hampir meledak.

Wajahnya sangat merah begitu memerah sehingga sepertinya akan terdengar suara ‘poof’.

Bibirnya yang bergetar-gemetar dengan keluguan, dan matanya yang besar berkilauan karena rasa malu... Oh.

Dengan reaksinya yang seperti ini, cukup mudah untuk menyimpulkan apa yang terjadi.

“Apa Suzuhara-san lupa memanggil aku kembali dengan sebutan biasa?” 

“M-mouu..Tolong jangan katakan itu, dan jangan lihat wajahku .”

Dia dengan lembut mengarahkan kepalaku kembali ke pangkuannya dengan telapak tangannya.

Setelah itu, Suzuhara-san mulai berbicara dengan sangat cepat seperti tembakan dari senapan mesin seolah mencari alasan.

“Tidak apa-apa kok. Minggu lalu, kan, waktu Iori-kun mengajak aku makan siang, anggota grup Matsuoka juga ikut, kan?”

“Itu minggu lalu?”

Anggota grup Matsuoka terdiri dari Matsuoka Mitsuya, siswa dengan prestasi akademik terbaik tapi juga di kenal sebagai raja playboy berambut pirang.

Nanashiro Daigo, seorang atlet basket berpostur tinggi yang sudah menjadi pemain reguler meskipun baru tahun pertama

Nishino Moeka seorang yang aktif di media sosial serta menyukai pesta, dan anggota lainnya tentu saja aku dan kotori.

“Maid cafe dan Host cafe, ya? Penampilan Host Mitsuya Pasti akan sangat populer. Boleh aku unggah di Instagram?”

(Tln: Host atau tuan rumah bertanggung jawab untuk menyapa, menyambut, menempatkan pelanggan saat mereka memasuki cafe atau ruangan makan, sedangkan maid yang melayani )

“Tentu saja! Kita pasti mendapatkan ribuan like! Aku akan menjadi Host yang paling terkenal di SMA Ayasaka.”

“Tuan rumah yang playboy memang memiliki daya tarik.”

“Aku setuju, Iori-kun! Mari kita pikirkan berbagai paket berbayar!”

“Benar. Misalnya, bisa memakai kalung dan jalan-jalan, atau bisa menjadi kursi manusia selama 30 menit dengan tarif 10.000 yen.”

“Iori-kun, itu benar-benar luar biasa! Wanita-wanita yang dikhianati oleh Mitsuya pasti akan balas dendam dengan sangat keras!”

“Ini mulai tercium bau uang. Semangat, ini adalah pertarungan Matsuoka!”

“Eh, Suzuhara-san Apa pendapatmu? Iori, Kotori, Moeka, dan Daigo semuanya sangat kasar padaku, kan?”

“... “

“Hahaha, aku diabaikan ya! Ini pertama kalinya aku di abaikan oleh wanita!! Wanita yang menarik, kalau sudah begini, bagaimana kalau kita semua pergi ke klub olahraga sepulang sekolah?”

Saat itu, kami sempat memiliki percakapan seperti itu. Mungkin karena tegang berbicara dengan orang selain aku dan Kotori, Suzuhara-san tidak terlalu banyak bicara, tapi...

“Pada saat itu, Nishino-san memanggilmu ‘Iori-kun’ berkali-kali.” 

“Iori-kun cukup dekat dengan Nishino-san , kan?”

“Ya kami mungkin cukup dekat”

“Itu sebabnya. Kita kan teman baik. Aku selalu ingin memanggilmu ‘Iori- kun’ juga, karena itu memalukan jadi aku menahannya...”

“Tapi di internet kamu memanggil ‘IORI’, dan kadang-kadang juga memanggil di dunia nyata, bukan?”

“Itu karena tidak bisa dihindari! Aku tidak bisa menahan diri, jadi itu keluar begitu saja!”

Suzuhara-san terlihat cemberut dan agak kesal.

Karena ingin mendukung sahabatku, aku merangkai kata-kata sambil merasakan detak jantungku yang berdebar bersemangat.

“Kalau begitu, mulai sekarang, panggil aku ‘Iori-kun’ ya?” 

“Eh?”

“Aku lebih suka jika Suzuhara-san memanggilku begitu daripada orang lain, tahu?”

“Mengucapkan kata-kata memalukan seperti itu dengan tiba-tiba itu curang tauu. Selain itu, memanggil di sekolah, mungkin agak..”

“Masih merasa malu? Kalau begitu, hanya saat kita berdua saja tidak apa-apa .”

“Tapi, rasanya seperti hanya aku satu-satunya yang selalu dimanjakan oleh Iori-kun “

“Kalau begitu, boleh aku memanggilmu ‘Ayana’ saat kita berdua saja?” 

“Eh!?”

“Hari ini adalah ‘Hari di Mana kamu ingin memenuhi semua keinginanku bukan?.’ Jadi, aku mengungkapkan keinginanku,”

Ah, walaupun akhirnya aku bisa merasakan cinta pertama, tetapi tetap saja aku masih pemula yang sangat kacangan dalam urusan percintaan.

---Memanggil orang yang aku sukai dengan menggunakan nama depan . Hanya dengan melakukan itu, aku merasa deg-degan seperti ini. 

“Apakah Suzuhara-san tidak menyukai nya ?”

“Bukan itu. Hanya saja aku sering dipanggil seperti itu oleh orang tuaku, dipanggil dengan nama depanku tidak memberikan citra terbaik bagiku. Tapi...”

“Itulah sebabnya”

Sambil menyentuh kepalaku, Suzuhara-san berkata,

“Aku ingin Iori-kun memanggilku begitu, tolong panggil aku ‘Ayana’ sebanyak-banyaknya untuk mengganti citra buruk itu, aku juga suka saat memanggilmu ‘Iori-kun’ “

“Suzuhara-san...”

“Jika Iori-kun memanggilku ‘Ayana’, aku akan melupakan kenangan yang tidak menyenangkan. Aku juga—aku juga sangat senang ketika Iori-kun memanggilku dengan nama depanku.”

Sahabatku menyampaikan perasaannya dengan suara yang terdengar malu-malu .

“Hmm, baiklah. Terima kasih, Ayana.”

Tentu saja, perasaan bahwa aku tidak ingin merusak hubungan kami saat ini tetap tidak berubah. Tapi, apakah ini tidak apa-apa, bukan?

Jika dipikir secara logis, dia bisa menyadari bahwa dengan mengubah cara memanggil, kita bisa memperkuat hubungan kepercayaan. Itu bisa meningkatkan rasa percaya diri... atau setidaknya begitu, aku berusaha meyakinkan diri sendiri. Aku berjuang mati-matian agar detak jantung yang berdetak begitu cepat ini tidak diketahui oleh teman sekamarku.

“Terima kasih kembali.”

“Tidak masalah. Ngomong-ngomong, bolehkah aku tidur sebentar? Entah kenapa aku jadi ngantuk setelah merasa lega.”

“Tentu saja. Hari ini adalah ‘Hari di mana aku ingin memenuhi semua keinginan Iori-kun bukan? “

“Terima kasih. Nah, hanya sebentar. Selamat malam, Ayana.” 

“Selamat malam, Iori-kun.”

Suara manis yang penuh dengan cinta dan kepercayaan.

Ketika aku menutup mata, Ayana dengan lembut kembali mengelus rambutku.

(Walau bagaimanapun, ini menjadi hari libur yang baik, bukan?)

Aku berhasil menyelesaikan kekhawatiran Ayana yang ingin aku bergantung lebih banyak padanya. Dengan saling memanggil dengan nama depan, jarak antara kami semakin dekat. Dengan ini, aku yakin aku bisa melakukan pekerjaan sebagai anggota komite pelaksanaan dengan baik, dan juga menyelesaikan masalah di kelas dengan lancar.

Dengan begitu aku akan dapat memberikan kepercayaan diri pada Ayana dengan mendapatkan peringkat pertama di peringkat stan pada festival

(Ya, dengan ini, aku yakin kita dapat mencapai tujuan sambil tetap menjaga hubungan persahabatan ini.)

Bahkan cinta pertama pun seharusnya bisa diakhiri.

 “──Iori-kun.”

Dalam kegelapan setelah aku menutup mata, terdengar suara bisikan Ayana.

“Sudah tidur?”

Dipanggil dengan lembut menggunakan nama depan dengan suara pelan, membuatku merasa malu lebih dari yang kuduga. Sehingga aku pura-pura tidur, lalu Ayana berkata,

“Tadi, Iori-kun bilang bahwa tidak ada protagonis yang akan menyelamatkan kita seperti dalam dongeng, bukan? tapi aku rasa itu tidak benar, tahu?”

Dengan suara yang penuh kebahagiaan, Ayana berbisik 

“Ini mungkin hanya sebuah perumpamaan “

“Untukku, Iori-kun seperti seorang pangeran yang menemaniku ketika aku merasa kesepian.”

Tiba-tiba, sesuatu yang lembut menyentuh pipiku.

 (Tidak mungkin)

Ini bohong, bukan?

Meski aku pura-pura tidur dengan segenap tenaga, aku teringat episode 8 dari ‘ROSSO’.

Kalau tidak salah, ada adegan di mana Rikomama mencium lembut di pipi Riko yang tidur di bantal paha bukan?.

“──Ehehe.”

Suara tawa malu-malu menyenangkan yang seperti itu membuat gendang telingaku terasa geli.

Apakah ini Cuma candaan?, ataukah ini pengulangan scene dari anime favoritnya,

Ini mungkin salah satu ekspresi kasih sayang dari seorang teman. Kasih sayang ya... ?

Meskipun aku tidak tahu perasaan Ayana saat melakukan ini, satu hal yang bisa dikatakan...

(Oh, benar juga.)

Seperti yang aku rasakan saat makan pancake, mengonsumsi terlalu banyak makanan manis memang tidak baik untuk tubuh.

Aku harus tetap menjaga hubungan persahabatan kami ke depannya.

Menerima kontak fisik yang begitu manis seperti ini, sangat tidak bagus bagi kesehatan jantungku.


Ilustration | Toc |Next Chapter


2 comments

  1. Ikaruga_Jo
    Ikaruga_Jo
    Anjay
  2. Finee
    Finee
    Halo puh 🙏

Join the conversation