[LN] Darenimo Natsukanai Soro Gyaru ga Mainichi O Tomari Shita Gatte Kuru ~ Volume 2~ Chapter 2 [IND]


Kang tl : Finee

Kang pf : finee 


 Chapter 2 : Di cafe bersama teman, sepulang sekolah

"Um, Kotori-chan. Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin aku Bicarakan denganmu."

Setelah pulang sekolah pada hari Senin.

Aku sedang berbicara dengan Kotori-chan yang mengenakan seragam sekolahnya.

Kami saat ini berada di Starbucks di dekat stasiun Harajuku.

Sebagai bagian dari tugasku untuk komite eksekutif festival Ayasaka, kami pergi ke toko kostum untuk memeriksa kostum maid.

"Maksudmu Tentang kostum maid?" 

"Itu salah satunya."

"Festival Ayasaka berlangsung selama dua hari, jadi untuk 3 hari dan 2 malam , biayanya sekitar 3.950 yen per kostum. Ini bisa cukup mahal jika menyewanya dari toko itu."

"Ketika aku melihatnya di Instagram toko, kostum maid itu terlihat bagus, tapi kualitas sesungguhnya biasa saja. Aku pikir lebih baik membeli yang lebih murah."

"Aku punya ide yang lebih baik! Bagaimana jika kita pinjam dari senior di klubku!"

"Hah, dari sekolah?"

"Tim tenis putri kami mengadakan maid cafe tahun lalu. Katanya, mereka membeli kostum saat itu, jadi seharusnya semua orang masih memiliki nya."

"Oh, begitu. Jika kita bisa meminjam kostum-kostum itu dari Para senpai Kotori-chan...”

"Itu akan gratis! Aku pikir mereka akan meminjamkannya kepada kita demi kebaikan juniornya, dan kita bisa mengalokasikan anggaran untuk kostum pembawa acara."

"Itu luar biasa. Jika memungkinkan, bisakah kamu berbicara dengan senior-senior tentang ini, Kotori-chan?"

"Aku sudah mengirim pesan kepada mereka di LINE!" 

"Bukankah Kotori-chan terlalu proaktif dalam bertindak?"

Itu gaya yang sangat aktif, sesuatu yang tidak bisa aku pelajari sebagai seorang introvert.

Hari ini merupakan hari istirahat untuk klub tenis, jadi Kotori-chan membantuku dengan pekerjaan komite eksekutif.

Ini sangat membantu, Bagiku yang bertekad untuk mencapai hasil yang memuaskan.

Namun...

"Apa ada masalah ? Ekspresimu terlihat tegang."

“Sebenarnya, ini pertama kalinya aku datang ke Starbucks, dan aku berpikir apakah aku terlihat mencolok. Aku merasa orang di sekitar kita selalu melirik ke sini."

Starbucks memiliki citra sebagai tempat berkumpulnya orang yang ekstrovert.

Selain itu, tempat ini adalah salah satu tempat berkumpul orang yang Ekstrovert terkemuka di daerah ini—Harajuku.

Aku merasa seperti ada suatu hambatan terhadap orang yang tidak terlalu ekstrovert, membuatnya seperti sarang iblis bagiku.

Aku ingin segera pulang…

Kotori-chan dengan senyum seperti seorang ibu yang lembut berkata, "Itu karena Ayana-chan terlihat sangat cantik tahu! Bahkan para pejalan kaki terpesona ketika Ayana-chan berjalan di Takeshita Street!"

"Menurutku Itu karena Kotori-chan yang imut."

Dia memiliki rambut berwarna kecoklatan dengan gelombang lembut, dada besar yang cukup terlihat di balik seragam sekolah, Senyum natural seperti malaikat melengkapi wajah mungilnya yang imut.

Dia adalah gadis alami yang ekstrovert, berbanding terbalik dengan diriku.

(Aku tidak percaya aku berteman dengan gadis paling imut dan ekstrovert di kelas, bahkan sampai pergi minum teh di kafe setelah pulang sekolah. Aku sangat berterima kasih kepada Iori-kun karena telah memperkenalkan kami.)

"Terima kasih! Ngomong-ngomong, apakah Ayana-chan punya hal lain yang ingin di bicarakan denganku?"

"Yaa, sebenarnya..."

"Apakah Ayana-chan jatuh cinta pada Iori?"

Dia menebaknya dengan sempurna, dan aku bisa merasakan wajahku langsung memanas.

"... Apakah itu terlihat begitu jelas di wajahku?"

"Tidak, tidak begitu. Hanya saja ini bukan kali pertama seseorang berkonsultasi kepadaku bahwa mereka jatuh cinta pada Iori. Sampai rumor menyebar bahwa Iori dan aku berkencan, aku sudah memiliki sekitar lima konsultasi seperti ini."

"Benarkah!?"

"Dia populer, tahu."

"Itu juga berlaku untuk Kotori-chan."

Iori-kun dan Kotori-chan adalah saudara kembar. Untuk menyembunyikan fakta yang agak berat bahwa mereka adalah saudara dengan nama belakang yang berbeda karena perceraian orang tua mereka, mereka merahasiakannya dari orang di sekitar.

"Hmm, aku tidak akan membantahnya. Kami berpura-pura menjadi sepasang kekasih untuk menolak pengakuan cinta dari orang lain."

"Kalian benar-benar sangat dekat satu sama lain."

"Tidak ada hal mesra seperti ciuman, sih."

"Tapi kalian berdua sering berkencan bersama, kan?"

Sejak aku berteman dengan IORI dan menjadi teman otakunya aku mendengar darinya kalau mereka sering pergi ke berbagai tempat bersama lewat DM pribadi. Saat itu, aku memiliki kesalahpahaman kalau mereka adalah sepasang kekasih dan ternyata mereka sepasang saudara kembar yang dekat.

"Bulan lalu, kalian bahkan pergi ke kolam renang bersama."

"Itu bagian dari menciptakan bukti. Aku punya Instagram, dan memposting foto bersama dengannya adalah cara terbaik untuk menunjukkan bahwa kami sepasang kekasih."

Dengan itu, Kotori-chan menunjukkan smartphone-nya,…” Ini dia “

 ( Pasangan yang begitu bersinar apa ini...?)

Seorang pria tampan dan wanita cantik yang mencolok di tepi kolam di taman bermain dalam ruangan. Nuansa muda penuh semangat, seperti sampul manga shoujo yang laris. 

Bagiku yang menjalani kehidupan sekolah menengah yang suram, ini begitu menyilaukan hingga rasanya seperti akan meleleh. Atau seharusnya aku katakan, aku benar-benar iri! Meskipun aku tidak terlalu suka keramaian…!

"Apa Ayana-chan Ingin pergi ke kolam renang? Oh, maksudku, apakah Ayana-chan ingin pergi ke kolam renang dengan Iori? Hanya berdua."

"Moouu... Kotori-chan, kamu jahat."

"Hehe, maaf, maaf. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengatakannya karena Ayana-chan yang Malu-malu itu terlihat imut."

Sebagai permintaan maaf, aku menerima Frappuccino stobery darinya dan tanpa menahan diri, aku langsung meneguk sampai habis. Dan kemudian, aku mengeluarkan perasaan yang telah terpendam di dadaku.

"Aku tidak pernah berpikir aku akan jatuh cinta sebanyak ini kepada seseorang ..."

"Bukankah begitulah cinta bekerja? Seperti penyakit. Tak peduli seberapa banyak kita mencoba mencegahnya, suatu hari kita tiba-tiba menemukan diri kita jatuh cinta pada seseorang. Itu secara harfiah adalah penyakit cinta."

"Aku sangat memahami pemahaman itu."

Sebagai seseorang yang belum pernah mengalami cinta pertama, aku pikir tidak mungkin akan merasakan jatuh cinta.

(Tapi senyumannya...)

Sejak dia menunjukkan senyum asli, bukan yang palsu, pada hari kami mulai berbicara bahkan di dalam kelas...

(Setiap hari, aku hanya memikirkan tentang Iori-kun.)

Keinginan untuk melihat senyuman itu lagi membuat hatiku berdegup kencang, sungguh tidak bisa di hindari. Meskipun menghabiskan setiap hari bersamanya di rumah jauh lebih bahagia daripada sebelumnya, tetapi kadang-kadang ada momen di mana gerakan atau sikapnya membuat hatiku berdebar kencang.

Dengan menyadari perasaan ini sampai sejauh ini, tidak ada pilihan lain selain mengakui perasaan aku padanya.

Bahkan kemarin, sambil berpelukan dan bertukar kata-kata manis, aku akhirnya memberikan ciuman di pipinya karena wajah tidurnya terlalu mengemaskan, dan kemudian...!

(Dia bergantung padaku. Dia memanggil aku ‘Ayana.') 

Hanya itu saja.

Semalam, aku tidak bisa menahan pipiku yang memanas di tempat tidur, dan aku terus mengulangi suara Iori-kun berulang kali di dalam pikiranku.

"Oh! Apakah kita pergi ke toko semacam ini, karena Ayana-chan ingin menunjukkannya kepada Iori!?"

Dijahili dengan senyum nakalnya, wajahku langsung memanas. Kami pergi ke toko pakaian dalam.

Setelah masuk ke ruang ganti yang terpisah, kami bertukar selfie pakaian dalam melalui chat LINE pribadi kami dan memilih pakaian dalam yang cocok satu sama lain.

“Nah, apakah Ayana-chan, sudah memilih pakaian yang bagus untuk menunjukkannya pada Iori?”

"Aku tidak membeli pakaian dalam itu hanya untuk menunjukkannya kepada Machikawa-kun!"

"Tapi itu terlihat benar-benar bagus untuk kamu." 

"Yah... terima kasih."

"Ayana-chan memiliki bentuk tubuh yang luar biasa, kan... Oh, lebih tepatnya, ukurannya E, kan? Cukup besar untuk segi ukuran oppai pada umumnya."

"Kotori-chan, kamu tidak berhak mengatakan itu kepada orang lain juga."

Aku tidak menyimpan gambar tersebut, tetapi aku masih mengingatnya dengan jelas di ingatanku.

Potret cermin Kotori yang mengenakan pakaian dalam berenda hitam seksi yang merupakan kebalikan dari sikapnya yang murni dan polos.

Kulit halusnya terlihat sangat jelas, dan pinggangnya melengkung dengan elegan. Dan di dadanya terlihat belahan yang dalam.

Aku diam-diam bertanya tentang ukurannya, dan ternyata itu ukuran F cup... Ah.

(Aku ingin menggambarnya.)

Mungkin insting seniman aku terpicu, tetapi aku secara tidak sengaja menyimpan gambar tubuh telanjangnya di dalam pikiranku.


Dia begitu indah.

Aku tidak boleh menggambarnya, tetapi jika memungkinkan, aku pasti ingin mencoba menggambar ilustrasi telanjangnya itu..

"Jika Ayana-chan mengenakan pakaian dalam itu, pasti Iori akan sangat senang!"

"Tidak, Aku membelinya karna aku tidak punya pilihan... atau lebih tepatnya, karena akhir-akhir ini aku sering bermimpi."

"Mimpi?"

"Aku bermimpi tentang Machikawa-Kun."

 Tunggu sebentar, tahan!

Karena aku tidak terbiasa berbicara dengan orang selain Iori-kun, apakah aku tadi hanya menjatuhkan bom tak terduga dalam percakapan!?

“Oya-oya , mimpi seperti apa yang Ayana-chan alami?”

Kotori-chan menyeringai melihat diriku, Meskipun Kotori-chan bersemangat untuk membicarakan percintaan, aku benar-benar tidak bisa mengatakannya.

“Aku bermimpi bahwa Machikawa-ku menyatakan kalau dia menyukaiku, kemudian Machikawa-kun memelukku di kamarku, membisikkan kata-kata yang manis di telingaku sambil mendorongku ke tempat tidur, dan akhirnya Machikawa-kun dengan lembut menyentuh berbagai tempat di tubuhku.”

“ Karena mimpi itu, aku akhirnya membeli pakaian dalam untuk pertempuran malam , berpikir, 'Kita tinggal bersama, jadi aku sebaiknya siap untuk keadaan darurat!' "...!

“Mengingatnya sangat memalukan. Selain itu, cukup aneh bagi seseorang seintrovert seperti diriku untuk memiliki mimpi yang seperti itu, bukan?”

"Tidak perlu malu. Itu hanya hal yang biasa." 

"Uh... begitu ya?"

"Aku sudah bilang kan sebelumnya? Aku juga punya seseorang yang kusukai."

"Aku masih ingat. Seperti apa orangnya?"

"Orang yang liar dan keren. Tidak hanya baik tetapi juga berusaha untuk melindungi seseorang. Melihat orang itu memberiku semangat, dan aku secara alami ingin mendukung dan menjaganya."

"Aku mengerti."

"Aku cenderung bermimpi tentang orang itu juga. Misalnya, mimpi tentang dipaksa ke dinding (kabedon)."

Apa itu..? itu seperti Situasi klasik dalam manga shoujo!...Ini adalah mimpi yang sangat lucu, khas dari Kotori-chan yang polos.

"Dan kemudian mimpi melakukan hal-hal nakal di tempat tidur." 

“A,A,Apaaa!?"

"Kenapa Ayana-chan begitu kaget?"

"Hanya saja, Kotori-chan sangat polos dan suci seperti malaikat... itu tidak terduga."

"Haha. Aku juga manusia, tahu. Aku juga punya keinginan, sampai batas tertentu."

Dia melanjutkan dengan senyum lembut.

"Aku ingin orang yang aku suka mengatakan aku suka kamu, aku ingin diperlakukan dengan baik, aku ingin berbagi berbagai emosi, Aku ingin saling menyentuh dan mencintai satu sama lain lebih banyak, itu bukan situasi yang aneh, kan?"

Suara lembut dan penuh kasih seperti seorang ibu tidak terduga dewasa untuk seseorang seumurannya.

"Ingin dekat dengan orang yang di sukai adalah hal normal bagi perempuan. Jadi, tidak perlu khawatir tentang mimpi! Semuanya akan baik-baik saja!"

Namun, telinganya yang kecil agak merah.

 "Benar-benar Kotori-chan, kamu begitu baik."

Kotori-chan mungkin merasakan bahwa aku salah bicara dan untuk menenangkanku, dia memutuskan untuk berbagi rahasia yang memalukan.

Bahkan hari ini, dia membantuku dalam pekerjaan untuk festival, meskipun dia tidak berada di komite pelaksanaan.

Meskipun Kotori-chan sering menggodaku, bagi orang sepertiku yang pemalu dan sering tergelincir dalam kata-kata, memiliki dia memimpin, membuat percakapan menjadi lebih mudah.

(Dia menyadarinya dan melakukannya untuk kebaikanku.)

Dia cerdas, penuh perhatian terhadap orang lain, dan sangat ceria . Dia benar-benar pencipta suasana di kelas. Tidak heran jika dia sering menerima banyak pengakuan oleh banyak orang.

"Kalau Kotori-chan bukan adik Machikawa-kun, mungkin machikawa-kun pasti sudah jatuh cinta padamu, Kalau kamu menjadi sainganku dalam percintaan, aku yakin aku takkan punya kesempatan."

"Hehe. Aku juga bertanya-tanya apakah aku akan menyukai Iori jika dia bukan saudara kandungku."

"Sungguh?"

“Dia selalu tahu apa yang harus dilakukan, mungkin karena dia membantu ibu dalam pekerjaannya. Cara berpikirnya terkadang terlalu dewasa untuk seorang siswa SMA.” “

"Aku mengerti, dan Machikawa-kun juga tidak ragu untuk memberikan pujian kepada orang lain."

"Yeah, betul. Biasanya anak-anak remaja agak pemalu dan sulit mengatakan 'imut' gitu, langsung kepada seorang wanita."

"Tapi Machikawa-kun berbeda."

"Yeah. Tapi maaf, itu mungkin salahku."

Kotori-chan menundukkan kepalanya dengan sungguh-sungguh sambil melipat kedua tangannya.

"Dulu aku cukup dimanja tahu, saat menonton film horor, aku akan minta Iori untuk memelukku dari belakang."

"... Kotori-chan, apakah mungkin..."

“Eh, tidak selain itu, aku juga sering kali mengingatkan pada Iori jika harus bersikap baik pada seorang wanita! Jangan lupa memberi pujian jika mereka mengubah gaya rambutnya!’ Karena itu,Iori jadi tidak ragu untuk memberi pujian kepada para wanita…”

"Apakah Machikawa-kun menjadi pencuri hati wanita tanpa di sadari karena pengaruh magis Kotori-chan?"

"Aku sangat menyesal! Aku yang membesarkannya sampai menjadi seperti itu!"

"Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Machikawa-kun memberi pujian kepada para wanita karena dia benar-benar baik. Itulah sebabnya dia punya banyak teman perempuan."

Sambil mengikuti percakapan, aku mengingat kilas balik pada kata-kata Kotori-chan "Baru- baru ini ada seseorang yang sangat dekat dengan Iori" terlintas dalam pikiranku.

(Siapa itu?)

(machikawa-kun bilang bahwa dia tidak tahu.)

"Yeah. Kasumi-san juga pernah menyebutkan bahwa dia suka sisi baik dari Iori."

"Dan Asahina-san juga?"

"Yeah. Tapi tentang kasumi-san, aku benar-benar minta maaf. Sebagai rekan klub tenis, seharusnya aku meyakinkannya untuk tidak mengganggumu, Ayana-chan. Namun, kasumi-san biasanya adalah gadis yang baik hati, tetapi dia memiliki kelemahan besar..."

“Kelemahan apa?"

"Ketika berkaitan dengan asmara, dia akan kehilangan jati dirinya seperti kehilangan kendali! Jadi, tidak bijaksana bagiku, yang merupakan pacar Iori, untuk memprovokasi dia."

"Mungkinkah... Asahina-san masih menyukai Machikawa-kun? Apakah itu sebabnya dia selalu bersikap bermusuhan padaku?"

"Itu benar. Tahu tidak Ayana-chan!? Kamu pernah mengatakan kepada Iori bahwa ‘Dia orang yang paling kamu benci di dunia, kan?’ Aku pikir dia cemburu karena sekarang kalian terlihat bersahabat."

"Ini artinya, dia bukan orang jahat, kan?"

Aku sangat ingin mencari rencana untuk mendekati Asahina-san. Tapi bagaimana?

Rasa iri Asahina-san tidak akan dengan mudah berubah menjadi kasih sayang padaku.

"Apakah kamu juga menyukai sisi baik Iori, Ayana-chan"

"Uh, ya. Tapi... Machikawa-kun di sekolah sepertinya berusaha untuk berbuat baik dan bersikap perhatian kepada orang di sekitarnya."

Mungkin karena dia pernah di bully di masa lalu

Sementara beradaptasi dengan atmosfer di sekitarnya adalah keahlian bertahan hidup Iori-kun sebagai seorang otaku ekstrovert...

"Aku suka Machikawa-kun saat dia mencoba bersikap baik, tetapi aku juga mencintai Machikawa-kun saat dia hanya menjadi dirinya sendiri."

Makan bersama, bermain video game di ruang makan, mendiskusikan anime favorit kami, atau hanya bersantai di sofa bersama...

Karena dia percaya padaku, dia menunjukkan sisi aslinya di rumah.

Ada Sensasi rasa jarak yang nyaman karena kita adalah sahabat sejati. Senyum asli yang hanya dibagikannya dengan diriku .

“Ekspresi wajah asli yang Machikawa-kun tunjukkan saat santai, sungguh menggemaskan.”

"Aku mengerti. Kamu luar biasa, Ayana-chan." 

"Huh?"

"Sudah banyak gadis-gadis yang datang kepadaku untuk mendapatkan saran romantis tentang Iori di masa lalu, dan mereka semua menyukai hal-hal tentang penampilannya atau kebaikan dan keren-kerennya."

"Begitu ya?"

"Tapi yang kamu suka dari Iori adalah kepribadiannya, dan kamu bahkan mengatakan bahwa dia mengemaskan."

"Um... Apakah itu mengganggu Kotori-chan sebagai saudaranya?"

"Tidak mungkin! Apa yang dikatakan Ayana-chan benar. Ada beberapa hal yang cukup lucu tentangnya~! Seperti seberapa buruk dia dalam menggambar, dan ketika dia lelah, dia hanya menonton video kucing!"

“Baiklah, serahkan saja padaku!?”

Kotori-chan berseru sembari tepuk tangan sambil tersenyum.

"Jadi, Ayana-chan datang kepadaku untuk membicarakan hal ini, maksudku adalah Ayana-chan ingin bantuan untuk mendekatkan diri dengan Iori, sama seperti yang dilakukan gadis-gadis lain bukan? Sampai sekarang aku menolak dengan lembut, tapi setelah mendengar ceritamu sekarang, aku merasa lega. Aku akan mendukung perasaan Ayana-chan terhadap Iori, maka—"

"Tidak, justru sebaliknya."

Dengan bersiap-siap, aku mengambil napas dalam sebelum melanjutkan.

"Jika ada kemungkinan Machikawa-kun mengetahui perasaanku, aku ingin Kotori-chan membantuku dan memastikan Machikawa-kun tidak mengetahuinya."

"Eh!? ...Kenapa?"

"Karena Machikawa-kun dan aku tidak cocok."

“ Seorang siswa teladan ceria yang disukai semua orang, aktif, dan berprestasi sedangkan aku gadis solo gyaru yang tidak terikat pada siapa pun. Sebagai seorang gadis yang tertutup dan selalu sendirian Menurutku aku tidak cocok untuk Machikawa-kun karena aku orangnya pemalu. Mungkin ini hanya pandangan negatifku saja , tapi..”

"Aku tidak ingin merusak hubungan kami sekarang, kami adalah teman., aku pikir Machikawa-kun akan membencinya jika hubungan ini berantakan."

Bagi aku, IORI adalah kreator yang aku kagumi dan satu-satunya Sahabat sejatiku.

Jika aku mengakui perasaanku dan ditolak, itu mungkin akan menciptakan suasana yang canggung di antara kami, dan mungkin kami bisa berakhir menjauh satu sama lain. Jika itu terjadi, situasi sebagai teman sekamar kami mungkin juga akan berakhir.

(Itu adalah sesuatu yang benar-benar tidak aku inginkan.)

Pada malam ketika Iori-kun menginap di rumahku, dia mengatakan bahwa dia ingin melanjutkan berbagi kamar untuk tumbuh bersamaku.

Dan juga Ketika aku meninggalkan Iori-kun dan memutuskan untuk hidup sendirian , aku merasa kesepian. Tetapi ketika kami kembali tinggal bersama, kebahagiaan kembali membanjiri diriku.

(Aku tidak bisa menjalani kehidupan sehari-hari tanpa Iori-kun.)

Untuk memastikan bahwa situasi sebagai teman sekamar kami tidak terungkap, kami sengaja menyusun jadwal pagi kami. Jadi, kami selalu memiliki jadwal khusus masing-masing sebelum pergi ke sekolah.

—Selamat pagi .

—Selamat pagi juga.

"Hanya sedikit percakapan itu.

Tetapi bagiku, itu adalah kebahagiaan sehari-hari yang aku pikir hanya ada di manga dan anime.

(Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa Iori-kun.)

Kemarin, aku tidak tahan memberinya ciuman di pipi, tetapi aku tidak akan melakukannya lagi.

"Aku akan menjaga hubungan kami sekarang, pasti." 

"Tapi..."

"Ada banyak orang yang tidak akan menyetujui kami bersama. Saat aku berbicara dengan Machikawa-kun di kelas, aku bisa merasakan tatapan iri para siswa wanita di sekitar kami."

"Memang, mungkin banyak siswa wanita yang cemburu, seperti Kasumi-san."

"Aku menolak Machikawa-kun dengan begitu dingin dan kasar pada bulan Juni lalu, jadi mungkin banyak yang merasa marah melihat kami berbicara santai sekarang. Nishino-san mungkin salah satunya, kan?"

『Huh!? Kenapa gadis solo Gyaru ini di sini!?』

Ketika aku diundang makan siang oleh kelompok Matsuoka, Nishino-san sangat terkejut.

Bahkan ketika aku mengumpulkan keberanian untuk berbicara dengan mereka, mereka berpaling dan mengabaikanku.

Di grup LINE grup Matsuoka, sepertinya mereka sedang merencanakan cara untuk mendekati Asahina-san, tetapi itu mungkin karena Iori-kun, yang adalah teman mereka, meminta mereka.

“Nishino-san mungkin marah karena aku pernah bersikap dingin pada Machikawa-kun, kan?"

"Bukan begitu!"

"Lalu mengapa dia mengabaikan aku..."

"Maaf. Aku tidak bisa menjelaskan alasan yang pasti. Tapi Moeka-San , meskipun penampilannya mencolok, adalah gadis yang sangat serius sungguh-sungguh. Dia juga bekerja keras dalam kegiatan klubnya."

"Kegiatan klub?"

"Klub seni. Moeka-san ingin masuk universitas seni di masa depan. Jadi, tahu lah... Moeka mengatakan sesuatu seperti...’Bukankah Suzuhara-san adalah pelukis yang terkenal itu?!’ “

Pertanyaan itu menusuk hatiku seperti belati es. 

(Ah, aku mengerti.)

Memang benar bahwa aku telah melukis sejak aku bisa mengingatnya, karena situasi keluarga – lebih tepatnya salah satu keluargaku Suzuhara Ema seorang pelukis

Aku memenangkan beberapa penghargaan dalam kompetisi internasional.

Para kritik seni bahkan memberi aku julukan yang dibesar-besarkan 'The Genius Bloodline ( garis keturunan genius)’

「Aku sangat berterima kasih kepada IORI, aku akhirnya suka menggambar manga dan ilustrasi berkat IORI, tetapi aku masih kesulitan dengan lukisan. Bahkan di mata pelajaran pilihanku, itu adalah kaligrafi, bukan seni. Mencium bau cat saja membuatku mual. Membayangkan diri aku di depan kanvas membuat aku gemetar tak terkendali.

(Aku masih ingat hari-hari itu ketika aku dipaksa melukis setiap hari oleh orang itu. Jadi, aku tidak pernah menggambar lukisan sejak meninggalkan rumah orang tuaku.)

“Aku yakin Nishino-san memiliki bakat, tetapi dia mungkin marah padaku karena aku memiliki bakat tapi tidak mempublikasikan karyaku.”

“Namun, dia adalah teman Machikawa-kun. Itulah sebabnya, setelah semua ini, aku tidak bisa menjadi pacar Machikawa-kun. Jika aku berkencan dengannya, itu mungkin akan mengubah hubungan antara Machikawa-kun dan Nishino-san serta yang lainnya.”

(Aku tidak ingin itu.)

“Aku tidak ingin merusak persahabatan yang sahabat aku bangun dengan susah payah. Jadi, entah bagaimana, aku harus melepaskan perasaan aku untuk Iori-kun...”

"Apakah itu baik-baik saja! Ayana-chan tidak perlu mencari jawaban sekarang juga, tahu?"

"Tapi..."

"Sungguh, Ayana-chan luar biasa. Tidak hanya menyadari bahwa Iori selalu berusaha keras di sekolah, sampai sekarang, wanita-wanita yang berkonsultasi denganku, jujur saja, hanya memikirkan diri mereka sendiri.

Kotori-chan memberi semangat kepadaku, berkata,

"Aku suka Iori, aku ingin Iori menjadi pacar aku, aku ingin memonopoli Iori!" Itu adalah perasaan mereka yang sesungguhnya. Tapi Ayana-chan berbeda. Kamu memikirkan Iori dengan benar.

"..."

"Aku jujur keliru tentang Ayana-chan sampai aku diperkenalkan oleh Iori. Kamu tampak seperti gadis keren. Tetapi ketika aku berbicara dengan Ayana-chan aku menyadari! Ayana-chan tidak hanya keren! Tapi kamu dapat mempertimbangkan perasaan orang lain dan sangat baik!"

Kotori-chan meraih tangan kananku yg berada di atas meja dengan penuh kehangatan.

"Jadi jika ayana-chan bingung, jangan ragu untuk berbicara denganku, ya? Ayana-chan tidak perlu menyangkal cinta Ayana-chan pada Iori demi orang lain. Ayana-chan bisa mengakui itu lebih banyak. Tidak apa-apa untuk menjaga perasaan ayana-chan sendiri."

"Kotori-chan..."

Hingga sekarang, hanya Iori-kun yang mengatakan hal-hal seperti itu kepadaku, yang selalu sendirian.

Jadi, aku sangat bahagia. Menjadi begitu dekat dengan teman lain selain Iori-kun.

Setelah sekolah, menyenangkan untuk memilih pakaian dalam sambil bertukar berbagai pendapat dengan Kotori-chan.

Meskipun aku sangat ingin segera melarikan diri dari tempat ini, sekarang aku ingin berbicara lebih banyak dengan Kotori-chan.

"Aku benar-benar senang telah menjadi teman dengan Kotori-chan."

"Aku juga merasa sama! Ayana-chan tahu bahwa Iori dan aku adalah saudara, jadi kami bisa memiliki percakapan yang tidak bisa kami miliki dengan orang lain! Ayana-chan adalah kehadiran yang sangat istimewa bagiku!"

Kata-kata yang Kotori-chan ucapan hangat seperti sinar matahari musim semi.

Ingin mengungkapkan rasa terima kasihku kepada Kotori-chan yang penuh semangat, aku tanpa disadari membuka mulut aku.

"Sebelumnya, Kotori-chan menyebutkan bahwa Kotori-chan punya masalah dalam cinta, kan?"

“Pada bulan Oktober lalu, Kotori-chan mengatakan sesuatu seperti, ‘pasanganku sama sekali tidak menyadari perasaan aku’. Jika tidak keberatan, bisakah Ayana-chan membantu aku dengan masalah aku lain kali?"

"Jika Kotori-chan bersedia, apakah kamu ingin berbicara tentang itu?"

"Wow, aku senang! Tapi aku baik-baik saja sekarang! Oh, bukan berarti aku tidak ingin berbicara dengan Ayana-chan!"

Sementara Kotori selalu mengenakan senyuman ceria yang sama, dia berkata

"Cintaku akan lebih bahagia jika tidak menjadi kenyataan." 

"Eh—"

Mengapa Kotori-chan mengatakan hal yang menyedihkan seperti itu?

"Jadi, mari kita bicara tentang hubungan Ayana-chan dan Iori mulai sekarang!"

Dalam kebingungan, Kotori-chan dengan paksa mengubah topik.

"Kita pernah bicara di LINE sebelumnya, kan? bahwa baru-baru ini Iori sangat akrab dengan seseorang. Dengan keadaan ini, orang itu mungkin akan merebut Iori darimu."

"Kotori-chan juga mengatakan ‘bahkan mereka mungkin akan segera berkencan’. "

Kotori menegaskan ini dengan percaya diri.

Memang, mungkin dia adalah seorang wanita yang luar biasa dan berlawanan denganku.

" Kotori-chan belum memberi tahu aku namanya bukan ? “ 

“Ouh ,ya namanya 'Sabatora’.'"

&

" Ayana, apa ada yang salah?" 

Waktu Sudah lewat pukul 9 malam.

Iori-kun yang sedang mengeringkan rambutku di sofa di ruangan makan, menghentikan pengering rambut dan bertanya.

Aku duduk di lantai di depan sofa, menempatkan bantal, dan aku duduk di celah kedua kaki Iori-kun

(Ini jarak yang mengingatkan pada sepasang kekasih yang tinggal bersama, tetapi)

Rambutku selalu di keringkan seperti ini setelah mandi. Penyebabnya adalah ketika Iori-kun berkata, "Pasti sulit mengeringkan rambut yang panjang, kan?"

Aku mengangguk, dan dia menjawab, "Jika Ayana mau, apakah aku boleh melakukannya? Dulu aku juga sering mengeringkan rambut Kotori."

Dia mengeringkan rambutku dengan baik dari akar ke akar, menanganinya dengan lembut untuk mencegah kerusakan pada kutikula, dan, yang lebih penting, menjadi diperhatikan oleh seseorang yang kusukai tidak hanya menghangatkan rambutku tetapi juga hatiku...

Sebelum aku menyadarinya, aku mulai menyuruh Iori-kun untuk mengeringkan rambutku empat kali dalam seminggu. Hari ini, wajah Iori- kun terlihat khawatir lalu berkata,

"Aku sudah khawatir tentang Asahina-san pagi ini... Apakah ada sesuatu yang terjadi?, Apakah perlu aku melakukan sesuatu?

"...Tidak ada yang spesifik."

"Tapi Ayana lebih banyak diam dari biasanya, dan Ayana tidak membuat kontak mata denganku... Maaf apa makan malam dengan kubis gulung rebusnya, tidak enak ya?"

"Tidak, bukan seperti itu."

Aku mengulang cerita yang kudengar dari Kotori di Starbucks dalam pikiranku.

"Ayana-chan, tahukah kamu bahwa Iori membuat web Novel? Seseorang anak laki-laki yang berbagi kamar sebagai ilustrator untuk Novel itu adalah Sabatora-kun."

Ya, aku tahu itu dengan baik.

Sebenarnya, aku tidak bisa mengatakan bahwa dia bukan anak laki-laki, tetapi Kotori, tanpa mengatakannya secara eksplisit, menunjukkan ponselnya padaku, sambil berkata, ‘Orang ini memberi petunjuk tentang hubungannya dengan Iori di media sosial setiap hari’."

[Kroket krim buatan tangan IORI sungguh lezat]

[IORI dan Aku bermain game FPS! Kami akan membunuh musuh semalaman!]

[Aku membaca novel yang belum di publikasikan! Ini karya masterpiece! Aku sangat suka cerita IORI!]

[Aku senang setiap hari berbagi kamar dengan IORI!!]

"Lihat! Tidak ada keraguan bahwa Sabatora-kun mungkin merasa jatuh cinta kepada Iori! Aku pikir dia benar-benar terobsesi! Akhir-akhir ini, bahkan hubungan antara anak laki-laki sudah menjadi cukup normal!"

"Bagaimana menurut Ayana-chan dengan itu?”

“Mungkin mereka hanya terbawa perasaan karena tinggal bersama sahabat yang terlalu menyenangkan, mungkin hanya sedikit memamerkan."

"Mereka bahkan memposting foto cangkir teh dan mangkuk couple tahuu! Sangat jelas sehingga hampir bisa terasa! Iori juga sangat suka dengan sabatora-kun!"

"Huh?"

"Iori sudah bercerita tentang dia bahkan sebelum mereka tinggal bersama. Dia pandai menggambar, mereka memiliki hobi yang sama, dan dia adalah satu-satunya teman otaku yang bisa diajak bicara tentang apa pun."

"Uh..."

"Untuk Iori, rumah adalah tempat yang berharga. Berbeda dengan sekolah, dia tidak perlu memperhatikan suasana di sekitarnya. Itulah sebabnya dia tidak bisa membayangkan tinggal dengan siapa pun selain keluarga. Dia selalu mengatakan bahwa dia ingin menghargai waktu di rumah. Tetapi sepertinya Sabatora-kun istimewa."

Benar. Di rumah, Iori-kun menunjukkan sisi yang tidak pernah dia tunjukkan di sekolah.

"Ketika kami pergi ke kolam renang beberapa hari yang lalu, Iori terus- terusan berbicara tentang Sabatora-kun berkali-kali. Dia benar-benar memuji dia sebagai teman sekamar yang baik dan luar biasa... Huh? Apa Ayana-chan baik-baik saja?"

"Apa yang Kotori-chan maksud?"

"Wajah Ayana-chan merah sekali. Apakah Ayana-chan marah pada Iori yang mesra dengan orang lain?"

"Ya, tentu saja!"

IORI bodoh ,bodoh ,dasar bodoh, konyol. Apa yang kamu katakan pada Kotori-chan?

Karena itu, setelah pulang ke rumah, aku malu dan tidak bisa menatap wajahnya lagi. Karena dengan ini, tanpa sadar aku berharap—

"Aku tidak marah padamu. Ini tentang insiden di kolam renang."

"Oh, itu. Aku benar-benar minta maaf! Seharusnya aku mengajak Ayana juga."

"Eh, ah..."

"Aku pikir Kalau Ayana tidak akan suka tempat seperti itu, jadi aku pergi dengan Kotori. Lain kali jika kami pergi aku akan mengajakmu!"

Nah, aku memang tidak suka tempat yang ramai, tetapi jika bersama Iori- kun aku ingin pergi ke kolam renang.

"Ya, aku menantikannya." 

"Terima kasih!"

Setelah ungkapan terima kasih yang penuh semangat, pengering rambut mulai beroperasi lagi.

Gerakan Iori terasa lebih bahagia dari sebelumnya, membuat aku merasa agak malu.

[Umm..untuk yang tadi ,maaf yah.]

Sebuah pesan dari Kotori-chan muncul di ponselku.

[Di Starbucks tadi, aku menyebutkan bahwa ada seseorang yang menyukai Iori. Mendengar itu bisa membuatmu tidak nyaman, kan?]

Sambil menahan napas atas konten yang merangsang, aku tetap tenang agar tidak terlihat oleh teman sekamar di belakangku.

Seorang sahabat sejati seharusnya bukan tipe yang mengintip layar ponsel orang lain kan? Jadi, aku membalas pesan dengan ketegangan yang ditekan.

[Umm, Kotori-chan, apakah kamu tidak menyukai Sabatora-kun?]

Setiap hari, aku dengan terbuka berbicara tentang hal yang berbau otaku di media sosial, sering mengunggah ilustrasi cabul dari karakter favoritku. Jadi, mungkin aku tidak begitu disukai oleh sebagian orang.

[Mana mungkin! Aku sangat suka ilustrasi Sabatora-kun!] 

[Eeehhh!? ]

[Yah, ibuku sering menggambar manga cinta remaja, jadi sepertinya aku terbiasa melihat gambar yang sedikit nakal…Mmm…Mungkin aku sedikit tertarik.]

Oh tidak, dia seperti malaikat.

Aku masi tidak percaya, meskipun Kotori-chan begitu polos dan suci tapi dia masi memuji ilustrasi nakal aku

Rasanya sekarang aku bisa langsung mendirikan sekte untuk memuji  dirinya 100 persen sepenuhnya sebagai malaikat yang suci dan polos

[Apa yang ingin kukatakan adalah! Aku sangat mengagumi Sabatora-kun. Selain ilustrasi nakalnya, dia menggambar banyak gambar yang sangat indah yang membuatku terpesona! Aku bahkan ingin dia menggambar diriku Juga!]

Aku ingin mengubahnya!

Jika dia tertarik, aku ingin mengajaknya menjadi teman otaku nomor 2ku dengan menyebarkan injil game erotis!

[Namun, aku lebih mendukung Ayana-chan daripada Sabatora-kun. Ayana- chan adalah teman yang sangat istimewa! Aku akan memikirkan berbagai rencana? Seperti kencan di rumah, mungkin?]

Yah, jika dipikir-pikir begitu.

Hidup sehari-hari ku terasa seperti kencan di rumah setiap hari...

[Jika Ayana-chan mendapat kesempatan untuk sendirian, mengapa tidak mencoba untuk menciumnya!]

“Apaa!!?”

Terkejut oleh saran yang tak terduga dari malaikat, aku melontarkan kata-kata dengan kaget. Iori-Kun, tak kalah dengan suara pengering rambut, juga ikut berbicara.

"Apa ada yang salah?" 

"Tidak,tidak ada!"

Merasa beruntung bahwa Iori-kun tidak bisa melihat wajahku yang memerah di belakang, aku menjawab.

[Terimakasih karna telah mengunjungi rapat LHR pada hari kamis lalu.]

[Oh, apakah Ayana-chan mengubah topik!? Itu juga penting, tapi sekarang, sampai sini dulu, Selamat malam, adioss~!]

[Selamat malam.]

[Oh ya , satu lagi. Jika Ayana-chan menyerang Iori secara tidak terduga saat kalian sedang santai di rumah , aku yakin Ayana-chan akan mendapatkan reaksi yg berbeda dari biasanya...]

Untuk menghindari kecurigaan dari Iori-kun, aku mengakhiri percakapan di LINE.

Sangat menghangatkan hati memiliki dukungan dari satu-satunya teman perempuanku.

(Namun, aku masih perlu mengatasi perasaan ini dengan benar.)

Untuk itu, pada festival Ayasaka kali ini, aku ingin berusaha sebaik mungkin. Dengan bekerja sama dengan orang yang aku sukai dalam tim panitia komite pelaksanaan, kami akan mencapai hasil yang memuaskan dan membuat festival semakin meriah.

Dengan adanya kenangan indah seperti itu, aku yakin akan merasa puas. Mungkin saat itulah waktunya untuk mengakhiri perasaan cinta ini.

"Sudah Selesai!" 

"Terima kasih."

"Tidak, aku seharusnya yang berterima kasih. Mengeringkan rambut Ayana itu menyenangkan, rasanya begitu lembut dan halus. Itu bisa menjadi pengalihan suasana yang bagus, tapi aku minta maaf."

"Kenapa Iori-kun minta maaf?"

"Nah, aku kebetulan melihat sesuatu yang seharusnya tidak kulihat..."

Ketika aku berbalik, Iori-kun memiliki ekspresi yang sangat serius. Apakah mungkin dia melihat pesan LINE tadi...?

"Um, tahu kan, piyama tidur Ayana hari ini memiliki leher yang agak terbuka, kan?"

"Oh!"

"Jangan khawatir! Aku memalingkan mataku. Tapi, lain kali jika Ayana memakai piyama tidur itu lagi aku tidak akan mengeringkan rambutmu dulu."

Saat Iori-kun berdiri dari sofa, daun telinganya sedikit memerah.

Meskipun dia bisa saja tetap diam dan tidak mengungkapkannya, kejujurannya dalam mengakui sungguh mencerminkan sifat tulusnya.

(T-tentu saja, aku juga agak lengah.)

Piyama tidur mini dress yang sedang aku kenakan saat ini baru saja aku beli hari ini di toko pakaian dalam. Kotori-chan memberinya nilai sempurna 100, mengatakan, "Ini sangat cocok untukmu!" Namun, karena leher yang cukup terbuka, kemungkinan akan memberikan pemandangan yang cukup menggoda dari belakang.

"Aku sama sekali tidak keberatan, tahu?"

Tapi sekarang, aku ingin melihat sisi yang berbeda dari Iori-kun, sisi yang tidak biasa.

Sambil berdiri, aku menahan rasa malu dan mendorong keluar kata-kataku.

"Tidak peduli dengan pakaian apapun yang aku gunakan, Iori-kun boleh melihatnya sepuasnya"

"Tapi..."

"Jika kita sahabat sejati, itu akan baik-baik saja kan! Atau apakah Iori- kun tidak mau melihatnya?”

"Cukup dengan leluconmu, oke?"

Hmm, mencoba menyembunyikannya dengan senyuman, ya?

Memang ahli dalam komunikasi interpersonal. Tidak mudah untuk meruntuhkan senyuman tembok pertahanan itu dengan sedikit usaha.

Dalam hal ini...!

"Jika Iori-kun ingin melihatnya... maka Iori-kun bisa melihat sebanyak yang kamu inginkan."

Aku membiarkan tali piyama di bahu lengan kananku melorot ke bawah, mengekspos kulit aku, dengan cukup menggoda.

"Huh?"

Senyuman pertahanan dari teman sekamarku runtuh. Dia sedikit berpaling, pipinya sedikit memerah... Wow.

(I-Imutt, sangat imut!!!)

Aku tidak pernah mengharapkan melihat Iori-kun dengan ekspresi seperti ini!

Melakukan gerakan yang terhitung dengan baik seperti cerita komedi romantis yang merapikan segalanya dalam tiga halaman pertama membuahkan hasil!

Apakah dia menyimpan perasaan romantis padaku atau tidak, reaksi ini tanpa ragu berarti dia melihatku sebagai seorang wanita...

(Tapi tindakanku sungguh bertolak belakang dari tujuanku...)

Aku harus melepaskan perasaanku untuk Iori-kun, namun di sini aku membuat langkah maju seperti undangan untuk bermalam bersama.

Tapi, seperti yang disebutkan Kotori-chan, dia adalah seorang ekstrovert yang populer, dan tidak akan mengherankan jika dia akan segera mendapatkan pacar.

(Tentu saja, jika Iori-kun mendapatkan pacar, kita tidak akan bisa berbagi kamar lagi.)

Aku tidak akan bisa melihat sisi Iori-kun ini lagi. Jadi, setidaknya untuk malam ini...

(Dan sedikit tindakan berani seharusnya tidak apa-apa, kan?)

Iori-Kun tidak akan pernah mengambil langkah. Meskipun dia seorang ekstrovert, dia adalah seorang anak baik yang tidak memiliki pengalaman dalam cinta pertama.

"!"

Terkejut, aku merasakan sentuhan ringan "pofun." Tubuhku terjatuh ke sofa... Huh!?

(Apa yang baru saja terjadi?)

Terasa seperti dorongan seni bela diri.

Saat aku berpikir begitu, Iori-kun meraih lengan atasku, dia dengan cekatan mengganggu keseimbangan dan postur tubuhku, dengan lembut mendorongku ke sofa!

"Aku akan mengoreksimu."

Katanya dengan ekspresi yang cukup serius yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Iori-kun sekarang dia menindihku saat aku terbaring di sofa


"Ketika hal-hal seperti ini terjadi, aku tidak bisa tetap tenang."

Dia mengucapkan kalimat seperti dialog yang biasa di temui dalam manga shoujo.

"Karena kau Ayana, sungguh cantik. Rambutmu memiliki aroma manis sampo setelah mandi, dan piyama tidur baru itu sangat cocok padamu. Aku merasa gugup sepanjang waktu saat aku sedang mengeringkan rambutmu."

"I-Iori, Iori-kun?"

"Kau sangat imut, Ayana."

Dengan suara lembut seperti itu, pikiranku terasa kosong. Kami berada pada jarak yang seperti kami akan bisa berciuman kapan saja.

Aku telah memutuskan untuk tidak melakukan ciuman di pipi lagi, tetapi bagaimana jika terjadi sesuatu yang lebih dari itu...!

"Tutup matamu?" 

"!"

Aku menutup kelopak mataku sesuai instruksinya. Di dalam kegelapan, detak jantungku berdegup begitu kencang. Tetapi sensasi ini bukan hal baru bagiku. Malam ketika Iori-kun menginap di apartemenku untuk pertama kalinya...

"Ayana."

Di dalam ruangan gelap, aku mencoba menjadi lebih dewasa bersamanya.

Sekarang, berbeda dengan waktu itu, saat ini aku mengenakan pakaian, tetapi di dalam piyama ini, aku mengenakan pakaian dalam putih polos yang baru aku beli hari ini.

‘Aku ingin orang yang aku cintai memberi tahuku bahwa dia mencintaiku, aku ingin diperlakukan dengan lembut, aku ingin berbagi berbagai emosi, saling menyentuh banyak, dan saling mencintai. Itu tidak aneh, kan?’

Seperti yang dikatakan Kotori-chan. Meskipun aku tahu itu salah, jantungku berdebar begitu kencang.

(Aku sudah memutuskan untuk tidak melakukan ciuman di pipi lagi.)

T-Tapi…Jika Iori-kun menginginkannya... Ah, bahkan lebih dari itu...! 

"Hanya bercanda."

Poke..!!

Aku ditusuk di pipi, ketika aku membuka kelopak mataku, ada Iori-Kun, tersenyum dengan penuh kejahilan.

“Ayana mungkin akan menyerangku lagi seperti ini, jadi berhentilah menggodaku seperti sekarang, oke?”

"Aku tidak percaya Iori-Kun akan menggodaku seperti itu—" 

"Nah, baiklah aku akan mandi dulu~"

"Iori-kun!"

Saat dia berdiri, aku menepuk punggungnya dengan kedua tanganku. Oh, ayolah!

Aku pikir Iori-kun akan mendorongku berbaring dan kemudian menyerangku!

Aku bahkan sudah siap secara mental sebagai seorang gadis! 

"Kamu yang pertama kali menggodaku, Ayana."

"Tapi itu bukan berarti Iori-kun bisa mendorongku begitu saja, kan?"

" Itu adalah pelajaran berharga, kan? Dalam novel ringan dan anime, seringkali ada adegan di mana protagonis berhenti tepat sebelum scene klimaks, bukan!? Tetapi itu tidak berlaku dalam kenyataan. Kalau itu orang lain dan bukan aku mungkin dia akan menyeragmu Ayana, jadi jangan lakukan hal seperti itu lagi.”

"Mungkin benar, tapi... meskipun kita sahabat sejati, tiba-tiba diserang seperti itu memang mengejutkan! Tidak ada petunjuk sama sekali!"

"Petunjuk?"

"Iori-Kun menyebutkannya dalam pesan langsung sebelumnya! Ketika Iori- kun ingin protagonis mengambil tindakan spontan dalam sebuah cerita, menambahkan beberapa petunjuk membantu pembaca menerimanya! Tapi tindakan Iori-kun baru-baru ini sama sekali tidak ada petunjuk—"

"Tunggu."

Iori-kun menghentikan kata-kataku, meletakkan tangan kanannya di atas mulutnya sambil merenung.

"Ide yang bagus, Ayana." 

"Hah?"

"Berkat Ayana, aku menemukan cara untuk mendapatkan hati Asahina-san. Benar, petunjuk. Jika aku menggunakan episode itu sebagai petunjuk, ceritanya akan terhubung dengan lancar! Aku tidak percaya aku tidak menyadari sesuatu seperti itu."

"Oh aku sungguh bodoh. Aku akan di diskualifikasi dari menulis web Novel! Tapi tunggu, aku punya ide bagus untuk ini! Aku akan menjelaskannya secara detail setelah aku berpikir keras di bak mandi!"

"Meskipun aku tidak begitu mengerti, apakah kata-kata aku barusan berguna?"

"Tentu saja! Ayana benar-benar menyelamatkanku. Sekarang, aku bisa menghindari menggunakan rencana itu!"

"Rencana itu?"

"Oh, yah, lupakan itu!"

Iori-kun bersemangat, dan begitu aku melihat wajah bahagianya, fakta bahwa dia menggoda aku dan mendorong aku ke sofa terasa seperti bukan kejadian yang penting. Tapi, Menemukan cara untuk mendapatkan hati Asahina-san memang pencapaian besar.

Tapi kemudian, kenangan yang mengganggu muncul kembali.

‘Seseorang yang tidak bisa menghasilkan sebuah hasil tidak lagi diperlukan.’

Tiba-tiba, kata-kata kasar itu bergema di pikiranku. Namun, aku mendorong pemikiran negatif itu menjauh. Jika aku bisa memberikan hasil,

bahkan sebagai seorang introvert yang pemalu secara sosial, aku seharusnya berharga bagi Iori-kun dan yang lainnya.

(Itu karena kami adalah sahabat sejati)

Karena itu tentang Iori-kun, aku yakin dia akan memperingatkanku untuk tidak menggodanya seperti sebelumnya.

Dengan berpikir seperti itu, Iori-kun melanjutkan berbicara dengan senyum biasanya.

"Oh, dan satu lagi. Jangan pernah mengucapkan kalimat seperti tadi kepada siapa pun selain kepadaku, oke?"

...Huh?

"Selain kepadamu?"

Dengan kata lain... Aku bisa mengatakan hal-hal itu kepada Iori-kun?

 "...Nah, sampai jumpa."

Tanpa sekalipun berbalik, Iori-kun meninggalkan area ruangan makan seolah-olah untuk menyembunyikan ekspresinya.

"Ugh..."

Aku memeluk bantal untuk menutupi wajahku yang memerah dan terbaring roboh di sofa. Aku mencoba menenangkan detak jantungku sambil menggerakkan kedua kakiku di atas sofa, tapi itu tidak membantu sama sekali, Kata-kata dari kotori-chan di LINE sebelumnya bergema di pikiran ku.

‘Jika Ayana-chan menyerang Iori secara tidak terduga saat kalian sedang santai di rumah , aku yakin Ayana-chan akan mendapatkan reaksi yg berbeda dari biasanya’.

Memang, menyerangnya dengan piyama tidur yang baru aku beli, aku mengalami sisi yang berbeda dan imut darinya yang biasanya tidak aku lihat. Namun, menerima serangan yang tidak terduga sendiri adalah hal lain!

"... Itu tidak adil."

Aku perlu melepaskan diri dari perasaan ini terhadap Iori-kun. Jika Iori- kun mengatakan sesuatu seperti itu, wajar saja jika aku mulai berharap lagi.

"Mungkin, Iori-kun juga..."

Mungkinkah Iori-kun juga memiliki perasaan kepadaku?


Tln : ingin cepat up? , follow dan komen di Fanspage kami


Previous Chapter |ToC

Post a Comment

Join the conversation