[LN] Ren'ai mahou Gakuin ~ Hiroine mo Akuyaku Reijou mo Kankeinai Volume 2 ~ Prolog [IND]

 


Translator : Kanon

Proffreader : Kanon


Prolog

"Aku akan mengajarimu tentang posisi rakyat jelata di akademi ini."

Sophia Victorino tersenyum dingin sambil memandang diriku yang ditahan oleh para pengikutnya.

Dengan rambut cokelat susu yang berkilau dan mata hijau kebiruan. Gadis cantik sempurna yang menarik perhatian semua orang. Dia adalah rival protagonis dalam game otome "Renai mahou gakuin", atau disingkat "Koigaku". Dia yang dikenal sebagai "gadis antagonis".

"Sophia, apa yang sedang kau lakukan?"

"P-Pangeran Erik. Kenapa Anda ada di sini..."

Seorang pria tampan berambut pirang muncul dengan gagah. Dia adalah salah satu target dalam "Koigaku", Pangeran Pertama Kerajaan Ronaudia, Erik Stalion.

Ketika Erik menolongku yang sedang diganggu oleh Sophia dan kelompoknya, hubungan kami berdua menjadi semakin dekat. Bersamaan dengan itu, hati Erik menjauh dari tunangannya Sophia, dan aku dibenci oleh Sophia yang menganggap semuanya adalah kesalahanku. Ini adalah kejadian penting yang menentukan Sophia menjadi "gadis antagonis". Tapi, ini adalah masa lalu yang tidak terjadi padaku---

"Sophia benar-benar serius dan manis ya. Aku sangat menyukaimu."

"Milia. Ada apa tiba-tiba?"

Saat istirahat siang di kafetaria. Ketika aku memeluknya, Sophia tersenyum malu-malu.

Aku telah bereinkarnasi ke dunia "Koigaku" sebagai protagonis, Milia Rondo. Di dunia yang menjadi nyata ini, Sophia adalah sahabat terbaikku.

Aku yang bereinkarnasi dengan kehilangan ingatan masa laluku, mencoba berperan sebagai Milia dalam game agar tidak merusak dunia "Koigaku" yang kusukai. Tapi dengan memainkan peran itu, tanpa sadar aku memperlakukan orang-orang di dunia ini sebagai karakter game.

Tapi ini adalah dunia nyata, dan semua orang memiliki perasaan dan hidup normal. Setelah menyadari hal itu, aku memutuskan untuk hidup sebagai diriku sendiri, bukan sebagai Milia dalam game.

Aku mulai mempertimbangkan dan menghadapi apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh semua orang. Berkat itu, aku bisa berteman dengan Sophia dan bergaul baik dengan siswa lainnya.

Meskipun aku enggan mengakuinya karena kesal, ini semua berkat Arius.

"Jangan langsung menilai seseorang seperti itu. Kalau tidak memikirkan mengapa mereka bertindak seperti itu, kau tidak akan bisa memahami mereka."

Mata biru es yang seolah dapat menembus orang. Senyum percaya diri di bibirnya.

Arius Gilbert, putra Perdana Menteri kerajaan, seharusnya adalah salah satu target dalam "Koigaku", seorang karakter berkacamata yang cerdas---tapi Arius di dunia ini sangat berbeda dari dalam game.

Arius adalah reinkarnator sepertiku. Sikapnya yang seolah tahu segalanya dan kemampuannya yang benar-benar bisa melakukan apa saja membuatku kesal. Tapi dia telah menolongku dari gangguan pengikut Sophia, dan melindungi kami dari penyerang saat praktik di dungeon.

Sekarang, Arius sedang makan siang di kursi yang agak jauh dari kami.

Karena keberhasilannya dalam insiden penyerangan saat praktik dungeon menjadi rumor. Para siswa di sekitar, terutama para siswi, memperhatikan Arius. Tapi Arius tetap berjalan di jalannya sendiri, sama sekali tidak peduli dengan sekitarnya. Benar-benar khas Arius.

Setelah selesai makan, Arius menghampiri kami.

"Milia dan Sophia benar-benar akrab ya. Kalau begitu, aku pergi dulu."

"Tunggu, Arius. Kau mau membolos lagi?"

Arius adalah petualang sambil bersekolah di akademi. Karena lebih fokus ke dungeon daripada akademi, dia langsung pergi ke dungeon sepulang sekolah. Tapi sepertinya itu saja tidak cukup, akhir-akhir ini dia sering membolos pelajaran.

Karena aku dan Arius berbeda kelas, kami hanya bisa bertemu saat istirahat makan siang atau saat kelas gabungan. Dan karena Arius sering membolos, kesempatan bertemu dengannya semakin berkurang---

Bukan berarti aku kesepian karena tidak bisa bertemu Arius.

"Arius benar-benar bebas ya. Dia bisa hidup tanpa terikat siapapun karena dia memiliki kemampuan untuk itu. Aku juga harus mencontoh Arius dan lebih mengembangkan diri."

Sophia tersenyum lembut.

"Sophia. Aku hanya melakukan apa yang kusukai, aku tidak sehebat itu."

"Fufu... ya, anggap saja begitu."

Di dunia ini Sophia masih tunangan Pangeran Erik, tapi Sophia dan Arius sangat akrab ya. Sungguh, sampai membuatku iri--- eh, apa yang kupikirkan!

Arius dan aku hanya teman, dan lagipula Arius sudah bilang dia tidak tertarik dengan cinta. Dan adalah hal yang baik kalau sahabat terbaikku Sophia dan temanku Arius bisa akrab. Tapi---

Aku tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana perasaan Sophia terhadap Arius.


Ilustration | ToC | Next Chapter

Post a Comment

Join the conversation