[LN] Darenimo Natsukanai Soro Gyaru ga Mainichi O Tomari Shita Gatte Kuru ~ Volume 2~ Chapter 6 [IND]


Translator : Finee

Proffreader : Finee


Chapter 6 : Di tengah festival

"Silahkan, ini dia."

Festival Budaya SMA Ayasaka yang ke-51—biasa dikenal sebagai Festival Ayasaka.

Ini adalah hari pertama dari festival Selama dua hari, sekitar jam 1 siang.

Di lorong-lorong yang ramai dengan atmosfer festival, aku memberikan permen apel yang aku beli dari stan kelas 3-B kepada Ayana, yang berpakaian maid .

"Terima kasih."

Setelah mengucapkan terimakasih dengan wajah tanpa ekspresi, Ayana memakan permen apel berwarna merah yang begitu merah dengan bibirnya.

"Hei, lihat! Ada gadis Gyaru!"

"Dia berpakaian seperti seorang Maid! Dan bahkan dia memakai telinga kelinci!"

"Dia sangat imut..."

"Host cafe di sebelahnya itu Machikawa-kun, bukan? Setelan itu terlihat cocok padanya!"

Koridor dipenuhi dengan kegembiraan siswa yang ramai berbaur dengan pengunjung dari luar sekolah. Sementara semua orang di sekitar berpakaian sesuai tema festival, Ayana menarik perhatian lebih dari siapa pun.

Pakaian yang dia pakai adalah kostum maid yang dia pakai selama acara kelas memasak denganku. Dia menambahkan telinga kelinci hitam untuk gaya Maid Bunny (pelayan kelinci).

"Jika foto mereka di unggah di media sosial, Pasti mereka berdua akan menjadi viral!"

"Itu tidak mungkin. Memang, kalau Suzuhara-san sepertinya telah mulai berbicara dengan beberapa teman sekelas baru-baru ini, tapi dia tetap sama dinginnya seperti sebelumnya, dia pasti menolak jika di foto."

"Meskipun dia cantik dari luar, mungkin saja dia buruk di dalam,kan?."

"Aku belum pernah melihat seorang yang makan permen apel dengan ekspresi dingin seperti itu sebelumnya.”

Suara bisikan terdengar dari sekitar.

(Reputasi Ayana di Kelas 1-A sedang meningkat, tapi sepertinya pendapat di luar kelas masih terbagi.)

Persaingan status sosial tidak hanya terjadi di dalam kelas, namun juga di luar kelas .

Ada cukup banyak siswa yang tidak suka pada Ayana karena penampilannya yang cantik dan kenyataan bahwa dia mendekati teman sekelasnya secara tiba-tiba.

Terlepas dari itu, Ayana terus menggigit permen apel tanpa banyak memperhatikan.

Meskipun ekspresinya mungkin terlihat seperti seorang gadis solo yang tak suka bergaul, tapi..

["Mmm~enak!"]

Dia mengirimkan tanggapan yang sangat senang melalui smartphone yang dia pegang dengan satu tangan.

["Aku selalu bermimpi untuk bisa makan permen apel seperti ini!"]

["Sabatora-san kamu pernah menyebutkannya dalam DM sebelumnya, kan?"]

["Seperti yang di harapkan dari sahabatku! Permen apel ini sungguh enak, rasanya Manis dan asam sangat luar biasa! Memang Kalau bicara soal festival budaya, permen apel adalah sebuah keharusan, bukan? Itu sudah jadi scene klise di anime dan manga juga!"]

Melihat sahabatku yang bersemangat di DM, aku tidak bisa menahan senyum.

Ayana sangat pemalu, sejak insiden dipertemuan LHR, dia mulai berbicara dengan teman sekelasnya sedikit, tapi dia masih terlihat tidak nyaman tersenyum di depan mereka.

Bahkan sekarang, ekspresinya agak kaku, mungkin karena berada di tempat yang ramai. Tapi dari DM, tampaknya dia menikmati festival ini.

["Sebenarnya, tidak perlu sampai bicara lewat DM kan?"]

["Tapi IORI, bukankah kamu kekasih Kotori-chan? Jika aku terlalu banyak berbicara denganmu, mungkin yang lain akan curiga."]

["Aku punya banyak teman tanpa memandang gender, jadi tidak masalah."]

["Dasar playboy yang ekstrovert ini!"]

["Setelah ini, kami akan berpartisipasi dalam kontes pasangan terbaik, di mana Kotori dan aku akan berperan sebagai sepasang kekasih, jadi kami akan menunjukkan banyak kasih sayang di sana, sekarang, mari fokus pada pekerjaan kita"】

Tugas kami sekarang adalah sebagai promosi.

Kami berkeliling sekolah membawa papan tanda yang dihias oleh Ayana: ‘Maid Cafe & Host cafe Kelas 1-A.’

Karena Ayana tidak pandai dalam pelayanan pelanggan, menjadi gadis pengiklan cocok baginya.

Di pagi hari, hanya dengan berdiri di depan kelas dengan papan iklan sudah menarik perhatian banyak orang, menunjukkan keahliannya sebagai gadis pengiklan.

“Pelanggan datang dengan sangat ramai. Semua orang menyukai desain interior yang Suzuhara-san buat.”

“Aku senang bisa memberikan hasil yang terbaik.”

“Semua orang sepertinya sangat menyukai toko yang imut , dan berkat itu, desain interior yang aku gambar tidak di gunakan”

“Yah, eh, desain itu memang memiliki dampaknya sendiri. Itu memiliki keunikan yang mungkin memicu uji Rorschach jika ditunjukkan kepada seorang dokter!”

“Awalnya aku bermaksud untuk menggambar banyak figur mirip kucing, seperti di Sylvanian Families tapi...”

Aku berterima kasih bahwa Ayana datang dengan proposal desain itu. Seluruh kelas memujinya, dan itu meningkatkan kepercayaan dirinya sebagai anggota komite pelaksana.

“Ayo kita berjuang keras dalam promosi ini!”

“Iya. Namun, aku tidak pernah bermimpi bahwa aku akan berkeliling sekolah dengan seorang anak laki-laki selama festival budaya.”

“Apakah begitu?”

“Aku pikir, masa remaja seperti dalam drama sekolah yang klise itu tidak mungkin terjadi padaku.”

“Memang, dulu Suzuhara-san pernah bilang begini lewat DM sebelumnya kamu bilang, ‘Melihat anak laki-laki yang menikmati masa remajanya di sekolah membuatku merasa ingin berteriak kepada mereka sambil mengatakan Fu*K’”

"Machikawa-kun seharusnya tidak perlu menambahkan kata Fu*k itu tahu!!”

Ayana berbisik dengan suara pelan.

"Jika pria yang populer dan bersinar seperti Machikawa-kun menggunakan kata-kata seperti itu, kamu mungkin akan direkomendasikan ke rumah sakit, para siswi mungkin mengalami syok dan menolak untuk datang ke sekolah, dan dalam kasus terburuk, wali kelas bisa merasa bertanggung jawab dan mengajukan surat pengunduran diri!"

"Maaf, maaf. Terima kasih atas perhatiannya."

Tentu, mungkin kata-kata seperti itu sebaiknya dihindari olehku.

Tapi... rasanya agak terasa sesak, aku sendiri yang menciptakan karakter otaku ekstrovert yang berperilaku baik itu sendiri.

"Di dunia nyata, aku akan memastikan untuk menghindari menggunakan kata-kata seperti itu. Pasti."

"Yah, itu juga tidak cocok untukmu. Maksudku, aku seorang introvert, jadi aku memotivasi diriku lebih seperti 'Saat mereka sedang menikmati masa muda, aku akan menggambar manga yang akan viral!’ Aku akan mengubah perasaan negatif ini menjadi kekuatan positif!'"

"Aku menyukai sisimu yang seperti itu!”

"Terima kasih. Aku juga akan meningkatkan motivasiku sebagai manajer cafe hari ini juga, oke?"

Ayana mengelus pergelangan tangannya yang memiliki tulisan 'Manajer' di lengan kanannya dengan ekspresi bahagia.

Pagi ini, dia menerimanya dari Kotori dengan kata-kata, ‘Ayana-chan adalah manajer cafe kita!’ Dia juga yang menyarankan untuk berkeliling sekolah bersama Ayana.

"Namun, Machikawa-kun, kamu benar-benar adalah monster komunikasi, dan kamu mungkin lebih efektif dalam pelayanan pelanggan."

"Jika kamu bekerja keras dalam pelayanan pelanggan sejak pagi, mungkin kamu akan mendengar kata seperti :

‘Machikawa-kun, kamu terlalu banyak bekerja’

'Mengapa kamu tidak membuat buku manual pelayanan pelanggan lalu mendistribusikannya dan bahkan sampai memberikan panduan?'

‘Apakah kamu seorang budak perusahaan? Tolong istirahatlah! Pergilah keluar untuk mengganti suasana!'

“Jadi, mungkin machikawa-kun akan diusir seperti itu." 

"Seorang Host cafe yang diasingkan, ya?"

“Machikawa-kun benar-benar telah berusaha terlalu keras!!”

Ayana tersenyum, mengatakan bahwa aku benar-benar berusaha keras.

"Machikawa -kun juga bernegosiasi dengan toko sewaan, membuat jadwal shift agar semua orang bisa menikmati festival, dan berbicara langsung dengan klub penyiaran untuk promosi toko. Hari ini, kita sudah mengambil sekitar 20 foto dengan pelanggan, kan?"

"Suzuhara-san juga banyak membantu bukan? Ide untuk foto itu disarankan oleh Suzuhara-san”

Aku mencari artikel manajemen cafe di internet, dan foto bersama pelanggan tampaknya cukup menguntungkan.

Tarif untuk dua foto cheki biasanya berkisar antara 1000 hingga 1500 yen, karena ini adalah festival budaya, kita menawarkan harga yang lebih murah sekitar 800 yen.

Mungkin terlihat mahal dibandingkan dengan permen apel seharga 500 yen yang baru saja Ayana makan, tetapi melihat data pengunjung dari tahun lalu dan tahun sebelumnya, ada banyak orang dewasa yang datang.

SMA kami memiliki sejarah yang panjang, sehingga banyak alumni yang datang, dan kami memiliki kemitraan dengan distrik perbelanjaan, sehingga penduduk setempat sangat mengenal kami, itulah mengapa target kami adalah orang dewasa yang nyaman secara ekonomi.

Dan juga foto cheki berfungsi sebagai suvenir yang bagus untuk festival budaya, tentu saja kami juga telah menyiapkan layanan premium lainnya...

"Aku punya pertanyaan." 

"Apa itu?"

"Sudah Berapa kali Machikawa-kun bereinkarnasi sebagai pahlawan dalam hidupmu? Cara berpikirmu tidak tampak seperti remaja SMA pada umumnya."

"Jangan perlakukan aku seperti protagonis dari novel ringan reinkarnasi."

Ada alasan mengapa aku membenamkan diri dalam pekerjaanku sampai memberikan penjelasan seperti itu.

Jujur saja, sejak mencium Ayana, jika aku tidak berkonsentrasi pada sesuatu, aku merasa wajah dan pikiranku seperti terbakar.

(Kata-kata 'Aku mencintai Iori-kun' yang kudengar dari balik dinding saat itu...)

‘Sebagai seorang teman?’ 

‘Atau sebagai lawan jenis?’

Dengan pemikiran seperti itu, satu-satunya pilihan untuk melanjutkan kehidupan bersama seperti biasa adalah berganti pekerjaan dan fokus menjadi Host cafe di festival.

"Machikawa-kun melakukan pekerjaan dengan sangat baik, hebat sekali."

Tiba-tiba, suara Ayana merendah, dan kemudian

"Saat Machikawa-kun pulang nanti, aku akan memanjakanmu, oke? Host-san:v."

Dengan telinga kelincinya yang bergerak-gerak, Ayana berbisik malu-malu.

(Ketika kami pertama kali mulai tinggal bersama, dia sering mengatakan hal-hal seperti, ‘Aku lebih suka jika kamu tidak banyak bicara padaku dalam kehidupan nyata.’) dengan menggunakan kalimat yang begitu dingin.

Sejak ciuman waktu itu, Ayana jelas berubah.

Dia bekerja lebih keras lagi dalam perannya sebagai anggota komite.

Dia mulai lebih banyak berbicara dengan teman sekelasnya, meskipun dia masih tidak bisa tersenyum.

Sebagai bukti, Ayana yang sebelumnya sering memakai headphone saat jam istirahat dan selalu memancarkan aura yang tidak ingin berbicara dengan siapa pun.

Katanya, dulu dia biasa mendengarkan daftar lagu anime yang aku buat untuk meredam kebisingan di dalam kelas.

Tetapi sekarang, dia mencoba yang terbaik untuk berbicara dengan semua orang tanpa memakai headphone.

Karena itu, beberapa suara seperti, ‘Apakah gadis solo gyaru itu sebenarnya orang yang baik?’ Bisa terdengar.

(Mungkin Ayana juga memiliki masalah karena tidak memiliki pengalaman romantis dan memendam perasaan rendah diri tentang dirinya sendiri).

Itulah sebabnya, pengalaman dramatis dari ciuman tersebut memberinya dorongan kepercayaan diri yang tiba-tiba.

Namun demikian, ada efek sampingnya.

Meskipun dia tetap keren di sekolah, namun ada peningkatan kasih sayang secara fisik di rumah.

“Selamat datang kembali! Terima kasih atas kerja keras Iori-kun hari ini.” 

"Rambutmu sangat halus, Iori-kun. Aku ingin menyentuhnya selamanya."

"Wajahmu terlihat lelah, Jika Iori-kun lelah, jangan khawatir. Iori-kun bisa beristirahat di pangkuanku sebanyak yang Iori-kun mau."

Koreksi!!! Itu tidak hanya meningkat itu meroket!

Ayana akan mengelus kepalaku ketika aku pulang ke rumah, mengeringkan rambutku dengan pengering rambut setelah mandi, dan bahkan menawarkan dirinya sebagai bantal paha di sofa ...

Bahkan sebelum festival di mulai ,ia sudah dalam gaya pelayan yang penuh perhatian.

Dengan mengandalkannya, aku bisa merasakan bahwa, ‘aku dipercaya, aku dibutuhkan.’

Selain itu, seiring dengan bertambahnya frekuensi Ayana mengizinkanku untuk bergantung padanya, frekuensi Ayana mulai bergantung padaku juga meningkat.

"Tubuh Iori-kun hangat, hehe."

"Um, pelukan selamat datang ini... bisakah kita melakukannya sedikit lebih lama lagi?"

"Aku lelah karena pekerjaan sebagai anggota komite, sebentar saja... bolehkah aku meminjam pangkuan Iori-kun?"

Ayana dengan malu-malu akan meletakkan kepalanya di bahuku saat duduk di sofa, atau berpelukan dan mengelus dadaku selama sekitar tiga menit sambil tetap dalam pelukan selamat datang, atau meminta bantal paha dan kemudian tertidur dengan bahagia.

Seperti seekor kucing yang kesepian dan penuh kasih sayang, dia mencari kenyamanan dariku setiap hari.

(Namun, sejujurnya ,ini juga sangat berbahaya bagiku.)

Yang lebih rumit lagi, cinta yang seharusnya sudah layu telah kembali tumbuh subur dengan setiap gerakan penuh kasih sayang dari Ayana.

Meskipun aku telah memutuskan untuk tidak menciumnya lagi, setiap kontak fisik dengan Ayana membawa kembali kenangan akan ciuman kami sebelumnya.

Ciuman canggung yang berlangsung kurang dari dua detik.

Namun, itu membuat aku sempat berpikir. ‘Apa yang akan terjadi jika aku melakukan lebih jauh lagi?’

Aku ingin merasakan kebahagiaan lagi, aku ingin merasakan kelembutan itu, aku ingin menyentuh Ayana, aku ingin menciumnya, aku ingin memeluknya sambil menciumnya, dan seterusnya ......! Sungguh sebuah kejutan!

Aku ingat, aku putus asa untuk menekan libido masa pubertas diriku.

Selain itu, terkadang aku merasa ada yang memperhatikan aku di dalam rumah.

Ayana terlihat menginginkan sesuatu saat dia menatap ke arahku dengan agak sedih.

Suatu kali aku bertanya kepadanya, "Ada apa? Aku bertanya padanya, dan dia memerah lalu melarikan diri.

Dan selanjutnya

“Baiklah! Aku berhasil, kerja bagus diriku! Aku berhasil menahannya lagi hari ini”

“Mouu... Aku ingin... Aku ingin, Ingin, Ingin... Aku benar-benar ingin bermanja dengan Iori-kun~”

“Tapi jika aku melakukan lebih banyak... Tidak, aku tidak bisa, aku tidak boleh bergantung pada Iori-kun lebih jauh lagi”

Gumaman seperti itu terdengar melalui dinding kamar kami yang tipis.

Meskipun Ayana mengatakan dia tidak akan melakukannya lagi. Tapi mungkin...

(Tidak, fokuslah sekarang.)

Kami sekarang bertujuan untuk menempati posisi teratas dalam peringkat penjualan.

Untuk mencapai tujuan itu, kami telah bekerja keras sebagai anggota komite perencanaan setiap hari.

(Ada juga rencana lain untuk memenuhi rasa percaya diri Ayana).

Yang terlintas dalam benakku adalah sebuah pesan langsung yang dia kirimkan sekitar setahun yang lalu.

["Ngomong-ngomong, hari ini adalah hari festival budaya di SMP ku tahu."] 

["Oh, apakah Sabatora-san menikmatinya?"]

["Aku tidak pergi, aku membolos dengan alasan sakit, aku bukan penggemar festival. kamu tahu, Itu sangatlah ramai dan berisik."]

["Tapi, bukankah Sabatora-san sangat menyukai episode Festival di anime, kan ?"]

["Uh..."]

["Bukankah beberapa hari yang lalu, saat kita nonton bareng untuk episode festival musim panas yang berjudul ‘aryarya-san no natsu matsuri-kai, issho ni u~otchipātÄ« shita janaidesu ka’ dan Sabatora-san sangat antusias?"]

(Tln: judul anime )

["Festival dalam fiksi tidak masalah! Karena aku hanya menonton! Festival yang sesungguhnya tidak akan semenyenangkan di dalam fiksi! ... Yah, aku belum pernah pergi ke festival sebelumnya sih."]

Jika kata-kata itu benar. Maka, Sabatora-san tidak pernah pergi ke sebuah festival, apalagi festival budaya.

(Mungkin karena tidak suka keramaian?)

 Apakah dia tidak diizinkan untuk pergi?

Kehidupannya dipaksa untuk melukis sejak kecil.

Bahkan, seandainya dia dilarang untuk berpartisipasi dalam berbagai acara, hal itu tidak mengherankan, mengingat tekanan untuk fokus melukis.

Bahkan tadi Ayana menyebutkan bahwa dia mencoba permen apel untuk pertama kalinya sebelumnya.

Dan, sebagai seorang sahabatnya...

“Suzuhara-san sudah membuat daftar hal-hal yang ingin kamu lakukan hari ini, bukan?”

“Seperti yang diharapkan dari sahabatku, apa Machikawa-kun bisa melihatnya? Namun, tidak mungkin melakukan semua yang ada di daftar.”

"Kenapa?”

“Aku membuatnya sampai larut malam, aku terlalu bersemangat dan... Aku akhirnya menulis sekitar 30 hal yang ingin aku lakukan di buku catatan.”

Fakta bahwa Ayana menulis sebanyak itu mungkin menunjukkan kerinduannya akan festival, bukan?

"Aku memiliki gambar daftar tersebut, tetapi aku tidak boleh melibatkan Machikawa-kun yang sedang sibuk bekerja …

“Menikmati Festival Ayasaka dengan pakaian ini bisa menjadi promosi yang bagus, bukan? Jadi, libatkan aku lebih banyak? Aku juga membuat daftar, tetapi hanya ada satu.”

"Apakah hanya ada satu?"

"Ya.. Aku ingin pergi berkeliling Festival Ayasaka dengan Ayana."

Maid bunny (Pelayan kelinci) itu tersipu malu seolah-olah dia telah meminum anggur, dengan sikap bingung, dia mencolek sisi tubuhku dengan dorongan kecil.

"Panggilan seperti itu dilarang di sekolah, bagaimana jika ada yang mendengarnya?"

"Aku berbicara pelan, dan semua orang terlalu asyik dengan festival untuk mendengarnya, bukan?"

“Host cafe yang berenergi tinggi memang sulit diatasi... Mereka tampaknya mampu menghasilkan sejumlah besar pernyataan jebakan manis terbaik untuk menipu para gadis."

"Ugh, Suzuhara-san benar! Mungkin karena penampilan ini, tiba-tiba ada iblis Mitsuya kecil di kepalaku yang berteriak untuk bolos kerja dan pergi menggoda para gadis!"

Jadi begitulah kataku, dengan mengumpulkan keberanian yang menurut aku paling besar dalam hidupku, aku melanjutkan.

"Aku ingin Ayana berada di sisiku hari ini, sebagai pengawas Host cafe.”

"Machikawa-kun benar-benar terampil dalam membungkus segala sesuatunya seperti pembawa acara sungguhan, bisakah Machikawa-kun menjadi raja Malam Kabukicho sekarang juga?"

Sambil membuat komentar santai, Ayana tertawa kecil. 

(Oh, itu melegakan.)

Meskipun merasa lega dengan tanggapan yang tampaknya positif ini, aku tidak bisa tidak berpikir, ‘ Tindakan aku yang sekarang sangat berkebalikan’.

Meskipun aku harus mengakhiri cinta pertamaku, tapi kami malah berkencan di festival budaya bersama.

Ini adalah jenis perilaku yang akan dikritik oleh para pembaca seandainya aku adalah tokoh utama dalam sebuah cerita fiksi.

(Tln : kan eluh emci nya Bambang 🗿)

Tapi… Meskipun begitu, aku ingin membuat Ayana bahagia, aku ingin membuat sahabatku tersenyum bahagia.

"Baiklah, tidak bisa di hindari, aku akan menemanimu, Goshujin-sama," katanya. 

Ah!!

Aku merasa wajahku memerah seperti baru saja meminum tequila. 

"Hehe, ada apa? Aku hanya berbicara seperti seorang Maid, bukan?."

"Sungguh. Bagaimana kalau ada yang mendengarnya?"

“Aku berbicara pelan, dan semua orang terlalu asyik dengan festival untuk mendengarnya, bukan?”

"Baiklah, mari kita segera pergi, Goshujin-sama”

Di tengah keramaian festival, dengan rok putih murni yang dihias dengan renda yang berkibar, teman sekamarku tersenyum nakal.

__ Daftar Keinginan #1: Mendapatkan Hadiah di permainan menembak! 

"Seperti ini?"

"Sangat bagus, Kalau bisa angkat dagu Machikawa-kun sedikit lebih tinggi dan berikan ekspresi tajam seperti seorang pemburu yang menargetkan mangsanya."

"Suzuhara-san cukup spesifik dengan posenya ya! apa Suzuhara-san mau menembak terlebih dahulu?"

"Aku akan menembak setelah Machikawa-kun, tapi sebelum itu, mari ambil beberapa foto dan video dengan smartphone."

"Apa maksud Suzuhara-san?"

"Machikawa-kun yang mengenakan kostum Host cafe dengan memegang pistol korek terlihat luar biasa, Nishino-san juga meminta ‘Tolong ambil beberapa foto atau video untuk diposting di Instagram untuk promosi!’”

"Aku mengerti, jadi targetnya adalah..."

"Bukan hadiah, tapi hati para penonton perempuan, dan secara pribadi, aku juga ingin Vidio itu untuk diriku sendiri."

"Ayolah, tidak peduli seberapa banyak Suzuhara-san memujiku, itu tidak ada gunanya…oh!!

"Tepat sasaran! Gantungan kucing, sepertinya cocok untuk Machikawa-kun yang seorang pecinta kucing."

"Ya.. Ini, silakan ambil."

"Huh!? Machikawa-kun mau memberikannya padaku?"

"Ketika aku melihatnya lagi, itu terlihat terlalu lucu untuk aku pegang, Suzuhara-san juga seorang pecinta kucing, kan?"

"Apakah ini hanya alasan untuk memudahkan aku menerimanya? Apakah sejak awal Machikawa-kun berencana untuk memberikannya padaku?"

"Ketahuan, ya?"

"Menolak niat baik dari Machikawa-kun akan kasar, jadi aku akan menerimanya, Selain itu..."

"Apa?"

"...Ini sepertinya cocok untuk gantungan kunci cadangan rumahmu” 

"I-itu benar."

__ Daftar Keinginan #3: Aku ingin makan crepes!

"Aku harus mencoba crepes ini, ini wajib dicoba, mungkin tidak sebanding dengan masakan Machikawa-kun, tapi..."

"Makanlah terlebih dahulu. Tidak sopan berbicara dengan mulut penuh." 

"Hehe.. Maaf, aku hanya terlalu bersemangat."

"Suzuhara-san benar-benar sangat ingin makan crepes, ya.?"

["Di 'Private Bunny Girl Academy ♥ Naughty Service Department BaniGaku!', ada adegan di mana mereka makan crepes di festival budaya, kan!? Aku benar-benar menantikannya sejak memainkannya!"]

["Tiba-tiba DM!?"]

["Fufu, meskipun itu hanya bisikan, aku tidak ingin membicarakan eroge di sekolah, aku yakin IORI juga ingin menjaga rahasianya."]

["Terima kasih atas pertimbangannya, ngomong-ngomong, mengapa Sabatora-san memakai telinga kelinci sekarang?"]

["Tentu saja, aku ingin bercosplay seperti 'BaniGaku'~!"]

["Aku mengerti. Tapi Sabatora-san tidak bercosplay dengan lengkap, kan?"]

["Itu mustahi tahu! Di dalam game, para maid tidak mengenakan celana dalam di bawah seragam maid mereka~"]

["Tanpa celana dalam!?, tolong jangan lakukan itu."]

["Aku tahu! Itulah sebabnya aku telah menyiapkan kejutan lainnya!"]

["Lainnya?"]

"...Itu masih rahasia untuk saat ini. Tolong nantikan saja, Goshujin-sama!" 

__ Daftar keinginan #7 Aku ingin mi ■■■ to ■■■ha ■■■ shitai!

"Heh? Ini #7 sudah di coret semua." 

"T-tolong jangan memperhatikannya."

"Tapi..."

"Aku membuat daftar #7 pada pukul 3 pagi! Jadi, itu berubah menjadi abstrak dan itu tidak seperti diriku yang biasanya! Isinya juga cukup memalukan..."

"Aku bisa melihat samar-samar ‘mi-to-Ha’

"Jangan mencoba mengartikannya ! Meskipun kita adalah sahabat, ada batasan yang tidak boleh kamu langgar!"

"Maaf, maaf aku. Aku akan melakukan apa saja sebagai permohonan maaf, jadi maafkan aku?"

"Huh, benarkah? Maka... Bisakah aku meminta sebuah permintaan?" 

"Tentu saja! Apa itu?"

"Aku ingin Machikawa-kun menemani aku pergi ke rumah hantu! ‘ Daftar Keinginan #6’.”

“Tadi , ketika kita masuk ke dalam rumah hantu , saat aku ketakutan aku memeluk erat tangan Machikawa-kun di dalam gelap, kan?"

"Apakah Suzuhara-san khawatir tentang Kotori? Dalam situasi seperti itu, murid yang memainkan peran menakut-nakuti mungkin telah menganggapnya sebagai kecelakaan, bukan perselingkuhan..."

"Tidak, bukan itu masalahnya. Yah, sulit dikatakan di sini, jadi aku akan DM, tadi ketika aku memeluk lengan Machikawa-kun..."

["Aku merasa ingin melakukan itu!."] 

["Huh!? Apakah itu berarti...!?"]

["Aku sudah memikirkan itu sejak tadi. Jujur, aku tidak bisa fokus pada rumah hantunya, aku tidak tahan lagi, aku ingin melakukannya di depan semua orang."]

["Oh, apa itu Pelukan?"] 

["Apakah ada yang lain?"]

["Tidak, tidak ada! Aku hanya tidak ingin dipeluk di sini."]

["Jika kita melihat peta festival budaya, ada kelas kosong di depan lorong ini, bukan?."]

["Sungguh kebetulan yang klise... Oh, apakah Sabatora-san dengan sengaja membawaku ke sini untuk memelukku?"]

["Nah... seperti yang diharapkan dari sahabat terbaikku. Apakah itu merepotkanmu?"]

["Tidak, sama sekali tidak. Aku hanya bisa mengatakannya lewat DM, tapi ketika Sabatora-san memegang erat tanganku di rumah berhantu, aku berpikir aku juga ingin memelukmu."]

["Itu sesuatu yang seharusnya tidak IORI katakan bahkan lewat DM sekalipun!!"]

"M-maaf."

"..."

"..."

"Machikawa-kun." 

"Ya, ada apa?"

"Aku agak lelah, jadi jika tidak ada orang di kelas kosong itu, bisakah Machikawa-kun menemaniku untuk beristirahat selama 3 menit?"

__ Daftar Keinginan #8: Aku ingin mendapatkan lebih banyak teman di pameran Klub Seni!

"Selamat datang, Iori-kun dan Ayana-san di Pameran Klub Seni SMA Ayasaka !"

"D-Dia benar-benar datang!? Suzuhara Ayana yang terkenal di dunia!"

"Jika kita meminta, apakah kita bisa benar-benar mendapatkan tanda tangannya, kan!?"

"Tenanglah! Tamu kita adalah seniman profesional, jadi tolong hormati...!"

“Oh tidak! Para sensei dan senior sangat gugup. Maaf, kalian berdua, sudah membuat keributan saat kalian sedang berkunjung... Oh?"

"Apakah ada yang salah?"

"Ayana-san, wajahmu agak memerah, apakah kamu sedang tidak enak badan?"

"Tidak, hanya saja rencana 3 menit berubah menjadi 15 menit." 

"Huh?"

"Ngomong-ngomong! Nishino-san, kostum perawat pelayan cocok sekali padamu."

"Wah, terima kasih, Iori-kun! aku sangat senang~! Aku juga mendapat respon bagus saat aku mempostingnya di Insta story tadi... Oh, dan fakta bahwa kalian berdua berkeliling untuk promosi juga menjadi pembicaraan panas! Lihat, lihat!"

[Baru saja aku melihat seorang gadis Gyaru yang mengenakan pakaian pelayan kelinci! Serius~! Jika ada yang seperti itu, mereka akan mencuri semua pelanggan! #AyasakaHighSchoolCulturalFestival]

[Hari ini aku datang ke festival budaya di sekolah lamaku. Siswa yang membawa papan Primosi untuk maid cafe dan Host café sangat mengagumkan. #AyasakaHighSchoolCulturalFestival"]

[Aku berpapasan dengan seorang Host cafe, yang tampan di lorong ~! Ketika saya mencoba untuk mendekatinya, saya ditatap oleh seorang pelayan kelinci, jadi saya akan pergi ke kafe untuk meminta maaf~! #AyasakaHighSchoolCulturalFestival]

"Mereka men-tweet cukup banyak! Kami menerima pesan dari ruang kelas yang mengatakan, 'Kami melihat papan iklan itu,' dan itu meningkatkan jumlah pelanggan! Efek promosinya luar biasa!"

"Itu luar biasa, aku senang kami bisa melihat hasilnya." 

"Eh, um, jika Ayana-san lelah..."

"S-silahkan istirahat di sini dan jika Ayana-san mau, Jika kamu mau, kami akan sangat menghargai jika kamu mau memberikan tanggapanmu tentang lukisan-lukisan yang akan kami pamerkan…”

"S-Senpai!? Kamu tidak seharusnya dengan santai mencoba untuk mendapatkan saran seperti itu...!"

"Tidak apa-apa." 

"Eh!? A-apa!?"

"Jika kalian bersedia untuk menunjukkan karya kalian, aku ingin melihat karya seni Nishino-san terlebih dahulu."

"L-lalu bagaimana dengan ini!"

"Jadi Ini adalah lukisan telanjang ya.. Apakah Nishino-san meminta seseorang untuk menjadi modelnya?

"Y-ya! Aku cukup suka menggambar model telanjang...!"

"Memang, jika itu dianggap sebagai sebuah karya seni, kamu bisa memamerkan lukisan telanjang bahkan di sekolah SMA sekalipun."

"Hah? Machikawa-kun, kamu tahu setelah semua itu..." 

"Oh, begitulah. Tapi Nishino-san benar-benar berbakat."

"T-tidak kok! Aku masih jauh dari tingkatan seperti Ayana-san...!" 

Jeda sejenak untuk Daftar Keinginan.

"Apakah Suzuhara-san baik-baik saja? Aku membawa air untukmu." 

"...Terima kasih. Maaf telah merepotkanmu."

"Aku yang seharusnya meminta maaf karena tidak menyadarinya lebih awal, ketika kita melihat karya seni di klub seni, sebenarnya Suzuhara- san, kamu sedang memaksakan diri, bukan?"

"Aku benar-benar berharap melihat karya seni Nishino-san. Namun, ketika aku mencium bau cat minyak, itu mengingatkanku pada masa lalu, dan aku mulai merasa mual dan tidak enak badan."

"Aku rasa tidak ada yang menyadarinya di klub seni."

"Iya. Tapi aku terkejut, aku tidak pernah mengira bahwa Machikawa-kun memiliki kunci cadangan ke atap sekolah."

"Ini sangat berguna sebagai tempat istirahat."

"Namun, sekarang sudah waktunya Kontes Pasangan terbaik. Maaf, meskipun Machikawa-kun menyadari dan mengikuti Daftar Keinginanku, melakukan semua hal yang aku inginkan bahkan dengan sisa hari ini adalah hal yang tidak mungkin..."

"Tidak apa-apa, masih ada tahun depan."

"Eehh!?"

"Mari kita berkeliling Festival Ayasaka bersama-sama tahun depan. Seperti hari ini, kita bisa menikmati hal-hal yang tidak bisa kita lakukan kali ini, aku janji."

"...Aku benar-benar merasa lega bahwa Machikawa-kun mengambil peran promosi untuk sementara waktu."

"Mengapa?"

"Jika seorang Host cafe yang sempurna seperti Machikawa-kun ditempatkan sebagai pelayanan cafe, pelanggan pasti tidak akan pergi."

"Oh, itu akan menjadi masalah, Kedatangan pelanggan yang rendah akan mengakibatkan penurunan keuntungan."

"Hehe, kamu benar-benar beralih dari penulis novel web menjadi Tuan rumah ."

"Aku masih mempertimbangkan novelku, tahu? Aku sudah istirahat dari kegiatan menulis novel akhir-akhir ini, tapi setelah Festival Ayasaka aku merasa bisa menulis cerita yang jauh lebih menarik dari sebelumnya."

"Jadi ini seperti perubahan suasana hati yang bagus bukan?"

"Yeah!Aku benar-benar senang bisa menghabiskan waktu bersama Suzuhara-san di festival! Aku pikir itu juga memberikan referensi yang bagus untuk pekerjaan menulis novelku. Itulah sebabnya aku ingin segera menulis novel!"

"Aku menantikan untuk membaca karya baru Machikawa-kun sebagai penggemar! Selain itu, aku juga sangat menikmati waktu membacanya. bagi aku, seorang penyendiri yang introvert, menikmati festival budaya itu seperti mimpi."

"Tidak terduga, ya?"

"Seperti mimpi yang menjadi kenyataan. ──Jika nama itu tidak muncul, mungkin aku bisa menikmatinya lebih jauh lagi."

"...Itu, ketika sensei klub seni berkata. ’Suzuhara-san, sensei sangat ingin bertemu dengan Ayahmu’,”

"Sensei menyebut dia ingin menyapa Ema-sensei suatu hari, tapi itu tidak mungkin. Ayahku sama sekali tidak tertarik padaku."

(Tln: Suzuhara Ema, nama ayah dari Ayana yang selaku seorang seniman terkenal ya.. ane juga sedikit keliru soalnya namanya kayak nama perempuan:v)

"... "

"Meskipun dia adalah seniman yang lebih terkenal daripada aku, dia selalu hanya memikirkan menciptakan seni di dalam pikirannya. Karena itu, dia bertengkar dengan ibuku, dan mereka berpisah ketika aku masih kecil."

"Tapi nama belakangnya..."

"Mereka belum bercerai demi citra di depan umum, Ibuku juga seorang perancang busana terkenal, dalam wawancara untuk majalah-majalah, baik ayah maupun ibu mengklaim bahwa mereka saling cocok dengan urusan pekerjaan, tapi... Kalau soal keluarga itu mungkin tidak, tidak ada cara untuk memperbaikinya lagi."

"Sebagai bukti dari itu, ibuku membuat aku selalu melukis sejak aku kecil."

"...Untuk menciptakan seorang pelukis yang melampaui Suzuhara Ema. Itu adalah tujuan ibuku, dan itu adalah caranya untuk membalas dendam kepada ayahku yang telah mengkhianatinya.”

"Dan aku kebetulan menjadi alat yang paling nyaman untuk balas dendamnya. Mungkin karena aku mewarisi bakat ayah dan ibuku, aku memiliki bakat untuk seni."

"Kenangan masa kecilku penuh dengan ingatan yang selalu melukis, ibuku mungkin mengakui bakat dan kemampuan ayahku, tapi tidak peduli seberapa banyak aku melukis, dia tidak pernah memujiku, dia selalu mengatakan, 'Dengan hasil seperti ini, kamu tidak akan bisa mengalahkannya!’."

“Itulah sebabnya dulu aku sangat iri pada anak-anak lain, selama perlombaan melukis di kelas tiga sekolah dasar, aku melihat gambar- gambar murid lain dipajang di kelas, sementara anak-anak lain mendapat pujian dari ibu dan ayah mereka, lukisan aku memenangkan hadiah emas, tapi ibuku terlalu sibuk dengan pekerjaannya untuk dapat hadir.”

"Ketika aku membawa lukisanku pulang, dia tertawa dan berkata, 'Apakah kamu puas dengan tingkat penghargaan seperti ini?’ dan langsung merobeknya “

“Karena selalu hidup seperti itu, aku sangat bersyukur terpengaruh oleh novel dan manga yang Machikawa-kun buat, menjadi seorang otaku. Berkat itu, aku bisa menyukai menggambar ilustrasi, meskipun dulu sangat tidak suka. Namun…”

“Entah karena terlalu tergila-gila pada novel, manga dan anime, ketika aku gagal memenangkan tempat pertama dalam kontes besar, ibu aku sangat marah padaku dan kata-kata yang dia berikan kepadaku sulit untuk dilupakan.”

‘Kenapa!!? Padahal aku sudah mengurusmu dengan penuh kasih, mengapa kamu terobsesi dengan sesuatu yang seperti sampah ini?’

‘Awalnya aku hanya membiarkannya, tapi aku tidak bisa tahan lagi!'

‘Kamu adalah milikku! Tapi anak yang tidak mendengarkan perkataanku dan tidak bisa memberikan suatu hasil, tidak diperlukan lagi!.

’Ah, pada akhirnya, ternyata kamu sama saja seperti laki-laki itu ya…Kamu mengkhianatiku!’

“Dan akhirnya, aku diusir dari rumah…”

 “Ah, maaf!”

“Meskipun ini Festival Ayasaka yang istimewa, tapi kenapa aku harus bercerita tentang sesuatu seperti ini, seolah-olah bangga dengan kesedihanku…?”

“––Tidak apa-apa, itu bukanlah sesuatu yang bisa di banggakan sama sekali bukan seperti itu.”

“Aku malah merasa senang Suzuhara-san mau berbagi cerita denganku, aku merasa seperti kamu benar-benar membutuhkan kehadiranku, tahu?”

“Eh…?”

"Aku berpikir Suzuhara-san dari lubuk hatinya yang dalam ingin sekali mengakui masa lalunya kepada seseorang, aku yakin Suzuhara-san ingin seseorang mendengarkanmu, aku bisa sangat merasakannya, berbagi dengan seseorang membuat beban di dalam diri jauh lebih lebih ringan, aku tahu itu dengan baik karena aku juga ngalamin hal seperti itu.”

"Karena itulah aku menceritakan kepada Suzuhara-san tentang aku dulu sering di bully, tanpa disadari, aku berharap Suzuhara-san akan menerima sesuatu yang gelap di dalam diriku, Lagi pula, Suzuhara-san adalah sahabat terbaikku."

"Aku mengerti, luka dari kata-kata di masa kecil tetap akan ada selamanya."

"Meskipun itu terjadi bertahun-tahun yang lalu, aku kadang-kadang masih bermimpi tentang itu, Kenangan tentang di bully, dianggap rendah, ditertawakan, diperlakukan seperti mainan, tapi pada pagi setelah mimpi buruk itu, aku mendapati diriku memikirkan tentang Suzuhara-san."

"Seperti sarapan apa yang akan membuat Suzuhara-san bahagia, atau aku ingin membicarakan anime kemarin, manga apa yang harus kita buat bersama selanjutnya, lelucon apa yang akan membuat Suzuhara-san tertawa... seperti itu."

"Hanya dengan memikirkannya membuat hatiku terasa lebih ringan."

"Suzuhara-san adalah sosok yang penting bagiku, jadi tolong, aku mohon padamu, aku ingin Suzuhara-san membutuhkanku lebih banyak. Jika dengan berbagi masa lalu aku bisa meringankan beban yang Suzuhara-san bawa meski hanya sedikit, aku akan bahagia."

Sambil menginterupsi kata-kataku sebelumnya. Di bawah langit di bulan November

Saat aku duduk di bangku atap, Ayana yang duduk di sebelahku tiba-tiba menciumku.

Aku membalasnya dengan memeluk pinggangnya yang ramping dan saling bertukar ciuman, aku menyentuh bibirnya yang kecil dan indah.

Sebuah ciuman yang berlangsung lebih dari dua detik.

(Meskipun aku bersumpah untuk tidak pernah melakukannya lagi)

Mungkin karena mengingat masa lalu yang menyakitkan, ketika aku melihat Ayana yang hampir menangis, aku merasa ingin melakukan sesuatu untuknya.

Seorang otaku ekstrovert yang ceria dan seorang gadis intovert yang anti sosial.

Posisi kami di kelas benar-benar berlawanan, tetapi Ayana dan aku mirip.

Kami berdua membawa bekas luka dan trauma dari masa kecil kami, di mana hati kami di tusuk dengan kata-kata yang menyakitkan.

Seolah-olah untuk menghibur luka-luka itu, kami saling memeluk, menyentuh tubuh satu sama lain dan bertukar ciuman satu sama lain.

"... Aku masih tidak bisa percaya."

Terdengar seperti suara air yang samar saat bibir kami terpisah dengan pipi yang memerah, Ayana bergumam

"Aku yang dipanggil gadis solo Gyaru, melakukan sesuatu seperti ini dengan pria yang populer di kelas."

"Lalu, apakah Suzuhara-san ingin berhenti?" 

"... Tidak, meskipun aku sudah tahu itu!."

Ayana benar-benar tidak adil untuk menjadi seperti itu.

Seolah-olah ingin merangkul, seolah-olah ingin dimanja, Ayana meraih jaketku dengan jari-jarinya yang ramping dan kemudian berkata,

"Aku ingin lebih banyak... Jauh lebih banyak."

"Yeah. Suzuhara-san tahu? Ciuman memiliki efek pelepasan stres."

"Tidak heran, saat kita berciuman... Kepalaku terasa lebih rileks, aku merasa sangat nyaman, seolah-olah aku bisa melakukan apa pun... Jika Machikawa-kun bersamaku, aku merasa seolah-olah aku bahkan bisa melukis lagi."

"Mungkin, peringanan suasana hati tampaknya disebabkan oleh pelepasan hormon kebahagiaan seperti endorfin dan serotonin di otak."

"Mouu!! Machikawa-kun masih ahli teori yang berpengetahuan, ya? Bukankah wajar merasa penuh kebahagiaan ketika dekat dengan seseorang yang kita sayangi?"

"Ini adalah pendapat khas untuk tipe sensorik seperti Suzuhara-san."

"Aku ingin menciummu bukan hanya karena itu, aku ingin membantu meredakan kompleksitas Machikawa-kun tentang tidak memiliki banyak pengalaman dengan wanita."

"Terima kasih, aku senang Suzuhara-san membantuku."

"Seharusnya aku yang mengucapkan terima kasih kepada Machikawa-kun, berkat Machikawa-kun kehidupan sehari-hariku menjadi benar-benar berbeda... Ah."

"Apakah ada yang salah?"

"Aku lupa tentang kejutan lainnya."

Dengan senyum nakal dan mengoda, Ayana berdiri dari bangku. 

"Tunggu sebentar."

Ia melepas pakaian pelayannya, yang tampak adalah kontras warna hitam dan putih.

Desain ketat yang secara jelas menggambarkan tubuhnya, kostum yang memikat dan mengoda yang tampaknya membangkitkan gairah.

Seorang gadis kelinci (bunny girl)

Jika dia berjalan mengelilingi festival budaya dengan pakaian ini, sepertinya para guru akan segera berlari untuk memberikan bimbingan para siswa hanya dalam waktu lima detik, karena keberaniannya.

"Bagaimana menurutmu Machikawa-kun, tentang penampilanku?"

Dalam sekejap, teman sekamarku yang telah beralih dari pelayan kelinci menjadi gadis kelinci tersipu malu.

"Aku membelinya secara online, sebelumnya Machikawa-kun pernah bilang kalau kamu menyukai episode gadis kelinci dari 'ROSSO', jadi aku membeli kostum yang dipakai Rikomama di episode itu."

"Tunggu, apa Suzuhara-san mengenakan kostum ini di balik pakaian pelayan hanya untuk menunjukkannya padaku?"

"Hehe, aku gugup kalau-kalau ada orang yang mengetahuinya." Ya, tentu saja!!

"Aku bahkan berpikir untuk mengambil foto dengan pakaian ini di dalam kelas dan mengunggahnya secara online untuk menarik lebih banyak pelanggan, tetapi mungkin itu hal yang tidak baik dan aku tidak jadi melakukannya."

Jawaban yang benar! Aku ingin berteriak, ‘Pakaian ini jelas merupakan pelanggaran terhadap peraturan sekolah!’

(Oh, benar.)

Ayana menyukai bercosplay.

Menurutnya, dengan bercosplay membuatnya merasa menjadi orang yang berbeda.

Meskipun dia seorang introvert, dia sering menggunakan pakaian yang mencolok ala gadis Gyaru, karena dia ingin meniru tokoh utama dalam manga pertama yang aku gambar.

Ketika dia belajar memasak dariku, dia bahkan juga mengenakan pakaian pelayan sebagai tanda terima kasih.

Mungkin kali ini, dia mencoba bercosplay untuk membuatku senang dengan cosplaynya...

"... Maaf, apakah aku tidak cocok dengan kostum ini?" 

“Tidak!”

Bukan begitu masalahnya ini sangat cocok baginya

Berubah dari solo gyaru menjadi bunny gyaru adalah tindakan yang terlalu curang!

Aku mencoba berdiri untuk menjelaskan, tetapi kata-kata itu tidak mau keluar.

Akal sehat aku mengerem, memperingatkan bahwa jika aku mengatakan sesuatu dengan tergesa-gesa, aku mungkin tidak akan bisa berhenti.

Seorang ilustrator terkenal dengan lebih dari 500.000 pengikut, berpakaian seperti ini hanya untukku, membuat mulutku yang biasanya selalu bekerja keras menjadi mogok bicara...

"!"

Tiba-tiba Ayana menyentuh dadaku dengan telapak tangannya yang kecil. 

"Wow."

Dengan bercosplay ala gadis kelinci, teman sekamarku mengkonfirmasi detak jantungku dengan telapak tangannya.

"Wow, menakjubkan... Jantung Machikawa-kun berdetak begitu cepat."

Ah!.

"Hehe, aku sangat senang bisa membuat Machikawa-kun begitu berdebar- debar, usahaku dalam ber-cosplay akhirnya terbayar dengan baik, aku senang bisa melakukannya.”

Uh-oh, ini buruk, ini benar-benar buruk!!

"Tidak apa-apa. Machikawa-kun tidak perlu mengatakannya secara langsung, itu sudah cukup jelas dari reaksimu barusan, terima kasih, aku sangat senang karena Machikawa-kun menyukai cosplayku, ketika aku melihat Machikawa-kun bahagia, aku juga merasa sangat senang, hampir seperti mau mati."

Sekarang sudah sangat jelas, bahwa pengekangan diri yang selama ini menahan cinta remaja berusia 15 tahun akhirnya membunuh diriku sendiri.

Ini buruk! aku tidak ingin merusak hubungan persahabatan kami... 

"Bagiku, aku ingin Machikawa-kun menjadi lebih bahagia...

“Ah, um... Apakah machikawa-kun, umm.. Suka jika aku memanggilmu 'Goshujin-sama'?"

Aku tidak dapat menahan diriku lebih lama lagi! Saat aku melihatnya dalam keadaan terbuka seperti ini...

Aku langsung memeluk tubuhnya yang lembut!! 

“Kkyyaahhh!?”

Atau lebih tepatnya, seolah-olah untuk menghentikan teriakan pelannya, aku mencium bibirnya

Ayana terkejut sesaat, tapi... Dia tidak menolaknya.

Sambil menggenggam tanganku, dia melingkarkan lengannya yang ramping di pinggangku dan membalas ciumanku.

"Mmm... Goshujin-sama..."

"Panggil aku dengan namaku? Aku lebih suka itu." 

"Itu... Aku merasakan hal yang sama juga ."

"Suzuhara-san."

"Sekarang kita berada di sekolah, tapi hanya ada kita berdua, kan? Aku ingin Iori-kun memanggilku seperti yang kamu lakukan di rumah."

"Ayana." 

"... Lagi."

"Ayana, Ayana, Ayana, Ayana."

Saat aku memanggilnya dengan namanya dari jarak yang begitu dekat, pipinya di penuhi dengan rona kemerah-merahan.

Dengan ekspresi bahagia di wajahnya yang memerah dia berkata 

"Aku senang kalau kau memanggilku begitu, Iori-kun."

Setelah memanggil namaku, Ayana mencondongkan tubuhnya untuk menciumku.

"Iori-kun, Iori-kun, Iori-kun, Iori-kun."

Sambil bertukar ciuman satu sama lain, dipanggil dengan namaku beberapa kali seolah-olah dia menginginkan diriku, emosiku mulai meluap keluar.

Saat aku menjulurkan lidahku keluar sedikit, Ayana langsung merespons dan menyentuh lidahku.

Dengan canggung tapi penuh gairah, lidah kami saling bersentuhan. 

Rasanya panas.

Bibir kami yang saling bersentuhan dan ujung lidah kami seakan meleleh. Tubuh dan pikiran kami diserang oleh panas yang menyengat.

Pikiranku benar-benar kosong.

Aku menyelimuti tubuhnya yang rapuh dalam pelukanku seolah-olah melindungi kaca yang akan mudah terpecah belah.

Seolah-olah berbagi rasa sakit dari bekas luka emosional satu sama lain, seolah-olah mengimbangi kurangnya kasih sayang, seolah-olah ingin menyampaikan kelembutan satu sama lain, seakan berbagi dan meringankan beban 'sesuatu' yang kami berdua pikul.

Berulang kali bibir kami bertemu, lidah kami seperti menari-nari, dan aku membisikkan namanya seolah-olah menegaskan keberadaannya.

Kami berbagi panas tubuh, emosi, rasa sakit, dan kesenangan.

Kami merasakan kebahagiaan karena saling membutuhkan satu sama lain. 

"... Hangat."

Di tengah-tengah ciuman, pikirannya yang jujur muncul dalam mode Sabatora hari ini.

"Selama ini, aku selalu ingin melakukan hal seperti ini, sejak hari di mana Iori-kun menciumku, aku merasa kalau itu adalah sesuatu hal yang salah, jadi aku mati-matian berusaha menahannya."

Aku juga merasakan hal yang sama, aku tidak bisa mengakuinya pada Ayana.

Untuk tetap menjaga persahabatan kami, aku harus mengakhiri cinta pertama ini.

Aku mengerti.

Apa yang aku lakukan sekarang sangatlah bertentangan.

Tapi, untuk saat ini, hanya untuk saat ini, bisakah kita menjadi seperti sepasang kekasih...!

"... Kumohon, tolong lagi?"

Menatapku dengan mata yang penuh dengan gairah, Ayana melepaskan dasi berbentuk kupu-kupu di lehernya.

"Jika aku mengenakan dasi di leherku, Iori-kun tidak akan bisa melihatnya, bukan?... Aku juga menginginkannya di sini."

Sebuah permintaan yang dibalut rasa malu.

Rona merah samar menghiasi pipi ayana, seperti warna bunga sakura.

"Aku tidak ingin melupakan hari ini. Jadi, bisakah Iori-kun meninggalkan banyak bekas tanda di sini?"

Seolah memaafkan segalanya. Tubuhnya dihadirkan padaku seolah-olah menyetujui semua tindakanku.

"Hhiiaaa!"

Merasa diinginkan dan dibutuhkan, membuatku bahagia, jadi aku mencium lehernya.

"Mmm, Iori-kun."

Entah itu menggelitik atau terasa enak, desahan manis keluar dari bibirnya yang berwarna ceri.

Suara yang belum pernah aku dengar sebelumnya.

Tubuhnya yang lembut bergetar dan diliputi oleh kegembiraannya atas tindakanku, aku terus melanjutkan.

"Ah, nngh...mmm” 

“Apa mau berhenti?”

"Tidak... Tolong lanjutkan."

Jika aku melangkah lebih jauh lagi, bukankah kita tidak akan bisa tetap menjadi sahabat?

"I-ini luar biasa... Tubuhku dan tubuh Iori-kun begitu panas... Kkyyaaahhh!?"

Pengendalian diriku yang baru saja pulih memperingatkanku, tetapi aku tidak bisa berhenti.

Meninggalkan banyak tanda kecupan merah di lehernya. Aku mendorong tubuh Ayana berbaring ke bangku di atap...

"!"

Dalam sekejap, ponsel di sakuku berdering.

Suara nada dering ponsel itu mengingatkanku pada kenyataan, dengan keterlambatan.

Atap sekolah.

Meskipun dilarang, kemungkinan murid atau guru datang ke sini bukanlah nol.

Namun, di sinilah kami berada ... 

"!"

Tampaknya ayana juga menyadari hal itu.

Seperti Cinderella yang mendengar lonceng tengah malam di pesta dansa. Dia sepertinya menyadari apa yang telah kita lakukan.

Dengan wajahnya yang kini seputih, tidak!! mungkin memerah, dia mengeluarkan suara hampir tak terdengar.

"S-siapa pengirimnya?" 

"Uh, itu dari Kotori."

Merasakan denyutan yang terus-menerus di dadaku, aku berpaling dari Ayana, memeriksa ponselku dan melihat layar ponselku.

"Halo!? Apakah Iori baik-baik saja sekarang!?" 

Jelas tidak baik-baik saja!

Sambil mendengar suara adikku yang penuh semangat, aku merasa bersyukur.

Syukurlah!.

Aku berhasil berhenti tepat pada waktunya.

Jika kami melanjutkannya, kami mungkin akan terus melakukannya sampai akhir, di atap sekolah kami, dan dengan Ayana yang mengenakan kostum gadis kelinci.

Tidak bisa dipercaya! apa-apaan itu, sejak kapan siswa teladan sepertiku bertindak berlebihan seperti ini? ini terlalu berlebihan untuk seorang pemula yang sedang jatuh cinta!

(Pada awalnya, aku mencium Ayana untuk menghentikan air matanya...) 

Jujur saja, mendorongnya secara paksa itu terlalu berlebihan!

Aku sangat menyesalinya.

Jika aku melakukan sesuatu yang begitu kasar, ayana pasti akan membenciku ...

"!"

"Apa ada yang salah?"

"T-tidak, tidak ada apa-apa."

Dengan cara atau lainnya, aku berhasil merespons Kotori.

Aku merasakan kelembutan di belakangku, Ayana memelukku dari belakang.

Pemahaman diam-diam antara sahabat.

Apakah dia merasakan bahwa aku merasa bersalah?...

"Ini momen yang paling bahagia dalam hidupku, berkat Iori-Kun, aku telah mendapatkan banyak kenangan yang tak terlupakan."

Sebuah pengakuan sepenuhnya tentang kebahagiaan dari teman sekamarku.

Sambil merasakan semangat di dalam diriku menyala kembali, aku memutuskan untuk fokus pada panggilan telepon dengan adik perempuanku, berusaha keras agar semangat itu tidak menyebar ke sahabatku.


Previous Chapter | ToC  | Next Chapter

Post a Comment

Join the conversation