[LN] Darenimo Natsukanai Soro Gyaru ga Mainichi O Tomari Shita Gatte Kuru ~ Volume 2~ Chapter 11 [IND]

 


Translator
: Finee

Proffreader : Finee


Chapter 11 : Penyakit cinta

"Iori."

Festival Ayasaka, hari kedua, pukul 9:45 pagi.

Berbeda dengan kemarin, tempat duduk berbayar tambahan telah disiapkan, namun ruangan masih penuh dengan orang, membentuk antrian panjang di lorong di luar kelas 1-A.

Kotori, yang baru saja tiba di sekolah, terengah-engah saat mendekatiku

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu, apakah itu baik-baik saja?"

Dengan pengalaman bertahun-tahun sebagai saudara kembar, aku tahu apa yang terjadi.

Meskipun dia tersenyum di depan pelanggan, adik perempuanku sekarang sangat marah.

Penyebabnya adalah sebuah lukisan.

Sebuah kanvas besar yang diletakkan di dinding kelas.

Di depan kanvas yang setinggi orang dewasa, adalah Ayana yang mengenakan kostum pelayan kelinci dan celemek kerja.

Ini adalah rencana yang telah di rencanakan dengan matang, kartu truf kelas 1-A.

Ayana, dengan keringat di dahinya, fokus sepenuhnya pada kuasnya, melukis seorang gadis dengan sepasang sayap.

Seorang malaikat…

Seorang malaikat dengan hanya mengenakan pakaian tipis yang menutupinya.

Tidak sepenuhnya telanjang, tetapi jelas setengah telanjang.

Namun, tidak ada kecabulan. Yang ada hanyalah keindahan yang nyaris bersifat ilahi.

Ketika memikirkan cara untuk membujuk Asahina-san waktu LHR gagasan pertama yang terlintas dalam benakku adalah, ‘Jika Ayana melukis secara langsung, kita bisa menarik lebih banyak pelanggan.’

Jika kita bisa menunjukkan bahwa Ayana akan menjadi aset besar bagi stan kami , kita bisa mengubah opini publik di kelas.

Tentu saja, mungkin akan ada keluhan dari pelanggan jika mereka mencium bau cat di ruangan makan.

(Tetapi.. dengan Ayana, ia bisa menciptakan karya seni tingkat tinggi yang akan menutupi ketidakpuasan apa pun).

Apa yang saat ini sedang dibuat di kelas 1-A memang merupakan seni tingkat tinggi.

Karya Sabatora, seorang seniman yang memiliki lebih dari 500.000 pengikut.

Lebih jauh lagi, Suzuhara Ayana, seorang seniman lukisan gadis jenius yang telah terkenal di seluruh dunia, sedang menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya. 

"Ini luar biasa!"

"Seperti seorang profesional... Tidak, bahkan melebihi tingkat profesional!"

"Ini bukan sesuatu yang bisa kita lihat di festival budaya SMA biasa..."

"Berpikir bahwa seseorang yang bisa menciptakan seni yang luar biasa seperti ini berada di sekolah yang sama."

Seruan kagum dari para siswa terdengar .

Bahkan teman sekelas yang sedang mengerjakan pekerjaan mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat lukisan itu, menghela nafas dengan kagum.

Meskipun masih dalam proses, gambar malaikat yang dilukis oleh Ayana mempesona semua orang.

Dan di suatu tempat, itu menarik perhatian seseorang. Wajah malaikat itu menyerupai gadis di depanku—. 

"Iori?"

"Aku mengerti, ayo kita pindah tempat."

Setelah merespons Kotori, yang tampaknya hampir kehilangan kesabaran, aku meninggalkan stan dan dengan diam menuju ke atas atap.

Lalu, setelah menutup pintu ke atap:

"Apa yang sedang Iori pikirkan!?"

Di bawah langit biru di bulan November.

Saudariku, yang telah melepas topeng tersenyumnya, menghadapiku dengan marah.

"Apakah kotori marah karena dijadikan model? Suzuhara-san mengatakannya bahwa dia mendapat izin dari Kotori-chan bahwa kotori akan melakukan apa saja untuknya."

"Tidak, bukan itu! Aku tidak marah karena seni-telanjangku dilukis di kelas! Menggunakan aku sebagai model setelah memenangkan perlombaan pasangan favorit di posisi pertama adalah ide brilian! Ini memiliki dampak tinggi dan mudah menyebar, dan ini sebuah karya seni, jika kita memutuskan untuk melakukan ini bahkan para gurupun tidak akan bisa membatalkannya.”

"Jadi, kamu setuju dengan rencananya."

"Jujur, ini sangat memalukan, tapi itu tidak benar-benar telanjang, dan jika dilukis dengan begitu artistik, aku bahkan senang! Plus, aku yakin Iori yang menggagas rencana ini! Hanya Iori yang bisa menghasilkan rencana yang tak terduga seperti ini!"

"Suzuhara-san lah yang bilang bahwa dia ingin menggunakan Kotori sebagai model."

Mereka sepertinya membahasnya ketika pergi ke Starbucks bersama sebelumnya. Dia bahkan mengatakan, ‘Tidak apa-apa, aku sudah menghafal tubuh telanjangnya!’ atau sesuatu seperti itu.

"Aku yang menggagas ide live painting."

(Tln: Live Painting atau yang sering disebut melukis secara langsung.)

"Aku tidak bisa percaya... Ayana-chan, dia mengatakan di LINE sebelumnya, bahwa 'Melukis itu sulit dan menyakitkan aku tidak bisa melakukannya.' Iori tahu itu, bukan!?"

"Walaupun begitu, aku ingin menghormati keinginan Suzuhara-san."

Ayana memiliki trauma yang terkait dengan melukis. Bahkan, pagi ini, dia tiba lebih awal di sekolah dan mencoba berlatih melukis sesuatu dengan kuas yang dipinjam dari Nishino-san di klub seni. Namun, wajahnya memucat.

Ayana mengatakan pada hari pertama festival di atas atap bahwa jika aku bersamanya, dia bisa kembali melukis, tetapi mengatasi trauma bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dengan mudah.

Meskipun begitu.

‘Tolong, biarkan aku melukis, bagian sulitnya hanya sampai aku mulai. Begitu aku mulai, aku tidak peduli apapun lagi, baik itu diriku sendiri, maupun keadaan sekitar. Aku tidak mempedulikan apapun selain hanya akan melihat lukisan itu, Begitulah aku dibesarkan."

Benar seperti kata-kata itu, begitu Ayana mulai melukis, dia sepenuhnya mengabaikan keberadaan pelanggan, bahkan para fraksi yang penasaran yang datang untuk melihat solo gyaru karena desas-desus yang beredar kemarin.

Dengan konsentrasi yang intens, Ayana hanya berfokus pada lukisannya seolah-olah dia sendirian di dalam kelas, tidak sadar akan sekitarnya dan melupakan trauma masa lalu.

Jika Ayana bisa mempertahankan tingkat fokus itu di depan penonton yang banyak, maka seharusnya Ayana bisa terus melukis.

"Tidak perlu memaksakan diri. Bagaimana jika Ayana-chan pingsan di tengah jalan? Bukankah Iori bakal khawatir kan?—"

"Jelas aku khawatir."

"Jadi, kenapa? Ini bukan seperti dirimu, Iori! Bukankah biasanya, Iori akan lebih memperhatikan perasaan Ayana-chan...!"

"Semua seperti yang dikatakan Kotori. Tapi meskipun begitu, aku ingin menerima perasaan Ayana. Aku ingin menghormatinya, aku hanya berpikir begitu dengan egois."

"...!?"

"Apakah kotori masih mengingatnya? Kotorilah yang mengajariku untuk berpikir seperti itu."

Aku tidak akan melupakannya, tidak mungkin aku melupakannya.

Pada saat aku berhenti tinggal bersama dengan Ayana, kotori lah yang menyemangatiku saat aku merasa tertekan.

‘Menurutku, Iori seharusnya lebih jujur.’

Kata-kata itu menyelamatkan diriku, Machikawa Iori.

‘Ini bukan hanya tentang membaca ekspresi dan perasaan orang lain, ini tentang menjadi sedikit egois.’

Berkat kata-kata itu, aku melanjutkan hidup bersama Ayana.

Aku memiliki keberanian untuk melakukannya karena kata-kata Kotori mendorongku untuk terus maju.

‘Walau kau bukan ‘ pria ekstrovert ‘ yang sejati, kalaupun Iori menjadi lebih egois, selama itu Iori, kau bisa menyentuh hati siapa pun!’

Kata-kata itu membuat bara yang semakin padam bernama keyakinan berkobar kembali dalam diriku.

Maka dari itu....

"Kotori."

Aku meletakkan tangan kiriku yang tidak cidera di bahu saudara perempuanku dan menyampaikan pemikiranku.

"Kotori juga bisa menjadi lebih jujur pada dirimu sendiri."

"Eh...!?"

"Aku mengerti, Kotori selalu menjadi pemimpin di kelas, selalu menjadi ‘gadis baik.' Mungkin itu karena aku dulu pernah dibully bukan?"

"Yah, itu..."

"Aku benar-benar berterima kasih, karena usaha kotori menciptakan kelas yang baik, bahkan seseorang sepertiku yang pernah dibully bisa menikmati kehidupan sekolah."

"Iori..."

"Itu belum semuanya, pada bulan Oktober, kotori mengucapkan kata-kata baik padaku, Kotori mengajarkanku bahwa tidak apa-apa menjadi lebih jujur Pada diriku sendiri, karena kata-kata itu, aku menjadi diriku sekarang."

Namun...

Saat memberikan saran seperti itu, Kotori sendiri merasa ragu untuk menjadi egois, ragu untuk menjadi jujur dengan perasaannya sendiri.

"Aku mengerti."

Pria ekstrovert palsu yang bercahaya dan gadis ekstrovert yang sungguh bercahaya.

Meskipun kepribadian kami benar-benar berbeda, kami tetap sama. Kami tumbuh bersama, sebagai saudara kembar.

"...Memang benar, mungkin apa yang dikatakan Iori benar," Kotori mengangguk dengan tenang.

"Aku mencoba menciptakan kelas yang sempurna, aku mencoba menciptakan tempat yang damai seperti dalam buku cerita untuk semua orang. Tanpa menjadi jujur dengan perasaanku sendiri, aku mencoba terus menjadi ‘gadis baik.' Aku yang sebenarnya... benar-benar, sangat buruk."

"Buruk?"

"Yeah! Itu benar! Jadi, aku tidak bisa melupakan kata-kata yang kudengar saat aku masih kecil, 'Iori sedang dibully, tapi kau terus bermain tanpa peduli!' Aku, Horiuchi Kotori, tidak bisa menyadari bahwa saudara kembarku sedang tertindas... Aku begitu mengerikan!"

"Tidak, yang benar-benar mengerikan adalah seseorang yang mengucapkan sesuatu yang sensitif seperti itu kepada Kotori."

Ah, aku mengerti…

Kotori juga mengalami hal yang sama. Luka-luka yang diakibatkan oleh kata-kata negatif saat masa kecil.

Seperti aku dan Ayana, Kotori telah disiksa oleh rasa sakit itu untuk waktu yang lama juga.

"Itu bukan karena sifat Kotori yang buruk. Hanya karena kotori di hujani dengan kata-kata buruk, dan sekarang Kotori percaya bahwa dia buruk."

"T-Tidak benar!"

"Aku tahu Kotori lebih baik dari siapa pun, Kotori yang sebenarnya baik. Jadi, jangan menyangkal dirimu sendiri dengan mengatakan bahwa kau buruk. Kau bisa memperkuat keyakinanmu, berbanggalah, mungkin sulit pada awalnya, tapi itu tidak apa-apa."

Aku menyatakan itu, kata-kata yang ingin aku sampaikan yang paling penting.

Kemarin, aku berpikir bahwa keyakinan Kotori bahwa kami bukan saudara kandung mungkin adalah kesalahpahaman, tetapi mungkin itu karena Kotori merasa ketakutan.

Jika kami bukan saudara kandung sedarah, hubungan kami mungkin berubah...

Tapi sekarang, aku ingin percaya pada kata-kata Kotori. Karena, meskipun kami tidak berhubungan darah kotori tetap adik perempuaku.

"Aku adalah kakakmu, bahkan jika kita tidak berhubungan darah sekalipun."

"!"

"Meskipun dulu aku adalah anak yang pemalu dan sering dibully, aku mendapatkan kepercayaan diri, tahu? Aku yakin Kotori saudara kembarku juga bisa melakukannya."

"Haha, Iori membuatku tertekan."

"Dengan kepribadian Kotori, kamu bisa melepaskan kekuatanmu saat seseorang bergantung padamu bukan? Itulah sebabnya, aku ingin kotori memperkuat keyakinanmu, sedikit demi sedikit. Percayalah pada dirimu sendiri, jadilah lebih jujur. Jangan bawa segalanya sendiri, kotori bisa bergantung padaku juga."

"Mengapa Iori begitu peduli padaku?" Kotori bertanya dengan bingung.

"Bodoh. Karena kau adalah seseorang yang penting bagiku Kotori. Bukankah itu alasan yang cukup?"

Berbagi rasa sakit di hati, membuka diri kepada seseorang, saling percaya dan mengakui satu sama lain, Pasti itulah cara menyembuhkan luka-luka yang disebabkan oleh kata-kata.

"Benarkah?"

Kotori berbisik dengan suara yang semakin redup.

"Aku mencoba menyukai semua orang dengan setara... Aku pikir untuk menjadi 'gadis baik,' untuk disukai semua orang, aku harus melakukan itu, meskipun berarti menjadi diriku yang buruk."

Kata kotori dengan ekspresi cemas seperti anak kecil yang takut saat menonton film horor.

"Aku selalu berpikir bahwa aku tidak boleh menyukai hanya satu orang, dan aku masih berpikir begitu sampai sekarang. Tapi apakah aku benar- benar bisa lebih jujur? Meskipun aku menjadi egois... kau tidak akan membenciku, kan, Oniichan?"

"Tentu saja tidak!"

Jika kata-kata Kotori benar, bahwa kami sebenarnya bukan saudara kembar, Itu bukanlah masalah.

"Aku tidak akan membencimu. Meskipun kita bukan saudara kandung, kita tetap terhubung."

"..."

"Meskipun kita tidak berhubungan darah satu sama lain, kenangan saat- saat menghabiskan 15 tahun bersama Kotori tidak bisa dihapus! Aku selalu didukung oleh suara, kebaikan, dan senyum Kotori! Kotori adalah keluarga terkasihku, adik perempuanku!"

"I-Iori...!"

"Aku mencintaimu, Kotori."

Aku menyampaikan kata-kataku dengan tulus.

Kotori, satu-satunya saudara perempuanku, sambil matanya berkilauan, hanya menatap lurus padanya dan berkata dengan jelas,

"Aku juga mencintai Iori!" Dia berteriak.

Kemudian, seolah-olah menyampaikan perasaannya, dia merajut kata-kata dengan bibirnya yang berwarna ceri.

"Tapi ini berbeda! Cintamu dan cintaku benar-benar berbeda!" 

"..."

"Iori tidak perlu mengatakannya! Aku mengerti! Kita sudah menjadi saudara kembar selama 15 tahun! Aku tahu apa yang ingin diucapkan Iori! Iori pintar, kan! Jadi, ketika Iori melihatku menangis kemarin... Kamu mengerti perasaanku, kan?"

"..."

"Aku menyadari bahwa aku mencintai Iori! Bukan sebagai saudara, tetapi sebagai seseorang dari jenis kelamin yang berbeda... Jadi jawabannya sudah jelas dalam pikiran Iori, kan?"

Ya…

Meskipun kita bukan saudara kandung, aku tidak bisa menjadi kekasih bagi Kotori.

Cintaku dan cinta Kotori berbeda.

Kotori, yang selama ini menolak untuk menciptakan ikatan yang unik demi melindungiku atau orang lain, dengan jujur, egois, dan tulus menyampaikan perasaan sejatinya.

Itulah sebabnya aku tidak ingin berdusta.

Aku ingin menghadapi Kotori dengan tulus, yang telah membuka perasaannya padaku.

Dengan satu lengan saja, aku memeluk tubuh Kotori. 

Kemarin, aku ditolak.

—Permainan berpura-pura menjadi kekasih sudah berakhir. Aku mengatakan itu , sambil memisahkan tubuh kami.

"Iori, Iori, Iori...!"

Tapi hari ini berbeda.

Jari-jari rampingnya meraih kemejaku seolah-olah merangkulnya.

Untuk menghindari merangsang lengan yang terluka, Kotori menyandarkan tubuhnya ke tubuhku.

"Ah—"

Dan dengan diam, air mata meluap keluar dari mata Kotori.

Seolah-olah menyembunyikan tetesan air mata transparan, Kotori menyembunyikan wajahnya di dadaku dan—menangis.

Seperti seekor burung kenari yang dilarang berkicau, dengan putus asa menahan suaranya, dia telah mengekspresikan emosinya.

Sebagai respons, aku mengelus kepalanya. Di atap yang sepi.

Di tengah Keramaian festival, aku hanya terus memeluk dan menerima air mata adik perempuanku.

&

Waktuku bersama dengan Kotori tidak berlangsung lama.

Aku menerima pesan LINE di ponselku yang mengatakan, [Ayana merasa tidak enak badan.]

Saat aku bergegas kembali ke kelas, aku menemukan Ayana dalam kostum pelayan kelinci duduk lemah di lantai.

"Dasar Bodoh~!"

Kotori berteriak sambil berlari menuju Ayana begitu dia mendengar keadaan yang sedang terjadi.

"Apa maksudmu Kotori-chan, aku baik-baik saja, hanya sedikit lapar'!?"

“Apakah Ayana-chan sarapan dengan baik!?"

"Uh, maaf, aku begitu gugup karena melukis untuk pertama kalinya setelah sekian lama..."

"Kamu perlu mendapatkan nutrisi, kan!? Menggambar lukisan berkualitas tinggi seperti itu membutuhkan banyak kalori! Untuk saat ini, makanlah sesuatu!"

"Tapi, aku harus lanjut melukis sekarang—"

"Makanlah sesuatu dulu.. Iori! Kalau itu kamu, pasti sudah mencatat semua toko yang disimulasikan untuk strategi bisnismu, kan!? Di mana kita bisa mendapatkan makanan berkalori tinggi?"

"Kebab dari 2-C, puding mangkuk dari 1-B, atau Big Burger dari klub sepak bola, mungkin?"

"Baiklah! Seseorang, pergi beli apa yang baru saja dikatakan oleh Iori tadi! Aku akan menutupi biaya dari anggaran festival budaya!"

"Um, aku benar-benar baik-baik saja..."

"Kamu tidak baik-baik saja! Ayana-chan adalah bagian dari kelas 1-A! Semua orang percaya dan membutuhkan Ayana-chan, termasuk aku! Tentu saja! Jadi, itu akan menjadi masalah jika Ayana-chan sampai pingsan! Ini sama seperti saat Ayana-chan mengatakan dia tidak ingin membuatku bekerja keras sendirian. Aku juga tidak ingin membuat Ayana-chan bekerja keras sendirian! Aku ingin menikmati Festival Ayasaka bersama- sama!"

"Kotori-chan..."

"Benar? Bukankah Iori juga merasa begitu kan ?” 

"Yeah, tentu saja!"

"Soal makanan serahkan kepadaku, aku percaya pada kecepatan lariku, dan tidak akan memakan banyak waktu."

"Terima kasih, Daigo-kun!"

"Bolehkah aku terus mempromosikan di Instagram!? Video melukis Ayana- san membuat pengikutku meledak dari 10,000 menjadi 100,000! Ini menjadi viral, terutama dengan penggemar Ayana-san di luar negeri yang mentweet ulang... Ayana-san benar-benar luar biasa!"

"Itu luar biasa, Moeka-san! Oh, tapi jangan terlalu fokus pada promosi, ya? Pastikan makan dengan baik saat perutmu lapar!! Jangan lupa sayuran juga! Nutrisi itu penting!"

"Apak kau ini seorang ibu atau apa ?, apa yang akan kita lakukan? Jumlah pelanggan mungkin turun saat Suzuhara tidak bisa melukis."

"Jangan khawatir! Aku yakin Iori punya rencana saat Ayana-chan istirahat!"

"Tentu saja!"

"Seberapa kompaknya sih kalian? Tunggu… apa ini? Sebuah wig berwarna hitam?"

"Aku meminjamnya dari klub drama. Mitsuya akan memakainya dan berdiri di lorong, untuk promosi ”

"Huh? Kenapa aku melakukan itu? Aku suka rambutku yang berwarna pirang..."

"Tunggu!? Matsuoka-kun Berambut Hitam!?"

"Terlihat jauh berbeda, Sepertinya cocok dan sempurna dengan penampilannya daripada rambut pirangnya yang biasanya!"

"Dengan rambut hitam ini, meskipun dia playboy di dalam, dia akan terlihat seperti pria polos dan kita bisa menarik lebih banyak pelanggan wanita...!"

"Baiklah! Untuk hari ini saja, Black Mitsuya-sama akan menangani pelayanan pelanggan!"

"Tolong! Dan Juga, aku benar-benar minta maaf semuanya!! maaf jika aku tidak menjawab pesan semua orang di LINE! Aku akan menggantinya dengan menambahkan shift pelayanan pelanggan untuk menebus keterlambatanku, ya!?"

Setelah membungkuk dan meminta maaf, Kotori berteriak.

Senyum manis dan baik seperti biasanya tidak ada. Namun, dengan ekspresi tulus yang membuatku ingin membantunya tanpa sadar

"Demi Ayana-chan, yang telah melukis lukisan yang luar biasa indah seperti ini, kita harus memastikan stan kita menempati posisi pertama dalam peringkat stan!"

Menanggapi kata-kata kotori, teman sekelas tersenyum dengan antusias. Mereka pasti khawatir kepada kotori karena keterlambatannya.

Itulah sebabnya mereka dengan semangat mendukung kata-kata Kotori, bersatu dalam satu suara dengan mengangkat tangan dan suara mereka.

Rasa kagum dan tepuk tangan bahkan datang dari para penonton yang telah mengamati situasi.

(Baiklah)

Dengan ini, reputasi buruk Ayana akan hilang.

Aku dan kotori yang bertindak sebagai kekasih, menjalankan stan bersama Ayana.

Aku pikir itu akan menjadi cara terbaik untuk melawan reputasi buruk.

Tepat seperti reputasi buruk yang menyebar dengan cepat di media sosial, informasi baru untuk melawannya juga menyebar dengan cepat.

Ada desas-desus bahwa aku telah berselingkuh, tetapi itu seharusnya juga akan hilang.

Dan ketika festival budaya berakhir, malam ini... 

(Aku akan mengakuinya)

Kepada Ayana.

Aku akan mengungkapkan perasaanku kepada sahabatku, meskipun tidak peduli apa hasilnya.

"Iori."

Kata kotori yang bergegas ke arahku sambil menatap ke arahku.

"Mungkin sekarang saatnya untuk menunjukkan kesan sepasang kekasih kita sedikit kepada semua orang?"

"Apa itu baik-baik saja?"

"Aku baru saja mendengarnya sebelumnya, tetapi ada desas-desus bahwa Iori berselingkuh dariku, bukan? Ini bisa membantu menghilangkan rumor itu."

"Maaf yaa, imoutoyo.."

"Tidak, tidak apa-apa. Aku tidak ingin desas-desus buruk tentang Oniichanku menyebar."

Meskipun tidak berhubungan darah, kami bisa saling mengerti hanya dengan bertatap mata.

Tapi, bersamaan dengan itu, ada rasa bersalah.

Kotori menyadari bahwa aku baru saja menolak pengakuan cintanya. Pada akhirnya, Kotori adalah sosok yang kuat dan baik hati.

Dia adalah adik perempuan yang membanggakan bagiku

"Oh ya, sepertinya ada desas-desus bahwa Iori berselingkuh dariku dengan Ayana-chan. Tentu saja, itu tidak benar, kan?"

Namun, Horiuchi Kotori... melakukan sesuatu yang bahkan aku sendiri tidak bisa memprediksikannya yang telah bersamanya selama 15 tahun.

"...Iori aku tidak berniat untuk menyerahkannya kepada siapapun." 

Sebuah ciuman.

Bukan ciuman di pipi seperti saat Kontes Pasangan Terbaik.

Dengan sedikit berjinjit dia menyamakan perbedaan tinggi badan kami, kotori melingkari leherku dengan lengan rampingnya dan bertukar ciuman dengan penuh kasih sayang.

Ciuman itu berlangsung lebih dari dua detik. 

"Aku mencintaimu, Iori."

Setelah mengakhiri ciuman, Kotori berbisik padaku dengan suara yang hanya bisa kudengar, seolah-olah memberi pengakuan.

"Terima kasih telah mengizinkanku bersikap sedikit egois. Berkat itu, aku menjadi yakin untuk tidak menyerah.”

Hei, Kora- Imoutoyo. Perasaan macam apa itu?..Apa arti dari perasaan itu?.

Aku mencoba bertanya kepadanya, tetapi itu tidak mungkin. Aku terpesona!!

Senyumnya, yang menunjukkan seberapa tulus dia telah menjadi jujur dengan perasaannya, sangat imut.

‘Apakah ini nyata!? Seriusan… Dua hari berturut-turut dengan ciuman!?’

"Ah, aku tidak percaya Horiuchi-san melakukan sesuatu yang begitu berani...”

“Aku iri sekali dengan Machikawa-kun” Hah?

"Waaah, aku juga ingin memiliki ciuman seperti itu dengan pacarku!"

Di tengah berbagai suara, Kotori bermain-main menunjukkan lidahnya yang merah terang dan tersenyum nakal.

Aku pikir jika itu Machikawa Iori yang Biasanya, mungkin aku akan tersenyum di saat seperti ini.

Aku akan menunjukkan senyum yang canggung, seolah-olah malu, dan mengatakan, ‘Ah, tidak apa-apa, Kotori memang begitu,’menunjukkan responku sebagai kekasih palsu.

Itu cara karakter palsu yang ekstrovert. Namun... 

(— ini bohong bukan?)

Aku tidak bisa memaksa senyumku yang biasanya!.

Jantungku berdebar pada ekspresi cinta egois yang diberikan oleh adik perempuanku kepadaku.

Aku mengenal perasaan ini.

Ini adalah perasaan yang sama yang kurasakan malam itu saat aku menginap di rumah Ayana.

Keyakinan yang sama di dadaku ketika aku menyadari aku jatuh cinta pada sahabat terbaikku... T-Tunggu sebentar!! Ya Tuhan…

‘Cinta itu seperti penyakit. Terlepas dari seberapa keras kamu mencoba mencegahnya, suatu hari kamu tiba-tiba akan menemukan dirimu jatuh cinta pada seseorang.’

Aku akan mengatakannya lagi—tapi ini bohong kan!?

Meskipun doaku bergema di kepala, kata-kata yang diucapkan Kotori kemarin terdengar di pikiranku.

Hanya dua bulan yang lalu, aku yang tidak memiliki pengalaman dengan cinta pertama.

Tidak memiliki pengalaman mencintai seseorang selama 15 tahun dan aku berharap untuk sesuatu seperti ingin jatuh cinta dengan cepat, seperti dalam manga shoujo.

Dan kemudian, aku jatuh cinta pada Ayana, akhirnya aku mengumpulkan keberanian untuk mengakuinya...

(Ini tidak bisa terjadi!)

Jatuh cinta untuk yang kedua kalinya.

Lebih dari itu, dari semua orang, objek cinta itu tidak lain adalah adikku!!, yang baru aku tolak pengakuannya

"Selamat ya, Kotori-chan."

Sorakan selamat di tengah suasana festival di kelas dan suara bel awal berbunyi, di tengah-tengah detak jantung yang berdetak kencang seperti melodi.

Aku merasa seolah-olah bisa mendengar suara Ayana yang tersenyum bahagia.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

Post a Comment

Join the conversation